tag:blogger.com,1999:blog-27836714335679454712024-03-05T06:50:37.920-08:00Paragraf UnikUnknownnoreply@blogger.comBlogger41125tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-55961081148161303572013-05-23T04:16:00.002-07:002013-05-23T04:16:15.546-07:00Malas itu Akibat
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">MALAS
ITU AKIBAT</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Malas
adalah keadaan tak bertenaga , tidak melakukan apap-apa, padahal
tidak ada hambatan secara fisik. Banyak contoh perbuatan malas,
menghindari bertemu orang lain, malas menghindari konflik. Malas
adalah menunda pekerjaann, memilih yang lebih nyaman dan menghindari
yang berkeringat. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Padanan
kata malas dalam bahasa Inggris adalah lazyness. Dalam tahap awal
menuju lazyness yang kronis ada istilah prokrastinasi. Dalam
psikologi, </span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>prokrastinasi</b></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">
berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas
berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Psikolog">Psikolog</a>
sering menyebut <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia">perilaku</a>
ini sebagai <a href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mekanisme_cakupan&action=edit&redlink=1">mekanisme
untuk men</a>gatasi <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kecemasan">kecemasan</a>
yang berhubungan dengan memulai atau menyelesaikan tugas, atau
mengambil sebuah keputusan. Psikolog menetapkan tiga kriteria suatu
perilaku dapat dikelompokkan sebagai prokrastinasi: pertama,
melakukan yang kontraproduktif, kedua, melakukan yang kurang perlu,
dan ketiga, intinya adalah menunda-nunda.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kebohongan besar yang biasa
dilakukan prokastinator adalah bahwa tekanan waktu akan membuat
mereka menjadi lebih kreatif. Buktinya, mereka tidak berubah untuk
menjadi lebih kreatif, mereka hanya merasanya. Mereka justru
memboroskan modal mereka sendiri.</span><br />
<br /><br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Seorang
prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan
tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas
lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,
seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton,
ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita
waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus
diselesaikannya </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Para
pengidap, prokrastinasi kerap membohongi dirinya sendiri, seperti
misalnya mengatakan, “Saya merasa lebih suka melakukanya esok hari”
atau “Saya biasa bekerja dalam tekanan”. Namun faktanya, mereka
tidak bergegas keesokan harinya untuk bekerja atau melakukan yang
terbaik di saat berada dalam tekanan. Selain itu, mereka melindungi
perasaan dirinya dengan mengatakan “Ini tidaklah penting”. </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kenali
penyebab malas dan prokrastinasi.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dalam
Islam keadaan malas atau </span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>kasalun
</i></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-style: normal;">katagori
penyakit hati. Al Kasalu Daaun, malas itu penyakit. Kalau penyakit
tentu ada penyebab sakit, gejala sakit, sakit akut, atau sakit
kronis. Berita baiknya adalah malas bisa disembuhkan meskipun sudah
kronis. Tidak ada malas stadium empat, karena malas yang diobati bisa
sembuh sedia kala. Malas dan semangat bukan keadaan yang diam, tapi
selalu berubah, kadang malas, kadang semangat. Dalam taraf tertentu
malas bisa ditolelir, tetapi bila dibiarkan akan menjadi kecemasan
yang akut dan depresi, atau sebaliknya menjadi tidak perduli
samasekali. Ada perkataan, saya bukan orang malas, melainkan orang
yang tak peduli.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Malas
adalah akibat dari tidak percaya diri, tidak yakin hasilnya bagus,
gak adanya gunanya, pernah dicoba kok...! Bukan masalah bahwa saya
ini malas, ini hanya masalah bahwa saya tak peduli. Ktidakpedulian
menyebabkan malas. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jadi,
ketika melakukan yang kita senangi tidak ada istilah malas.
Sebaliknya bila pekerjaan itu menuntut sesuatu yang harus dikerjakan
tapi kurang menyenangkan, maka pekerjaan itu akan disikapi dengan
malas dan penundaan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Akibat
anda tidak PD, tidak yakin hasilnya bagus, gak ada gunanya, pernah
dicoba kok. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Oleh
sebab itu kenali penyebab malas. Tidak ada obat malas yang mujarab
kecuali memaksakan diri. Malas itu penyakit ruhani, bukan penyakit
jasmani. Oleh karena itu cara penyembuhannya pun bukan ke dokter ,
tapi ke ustadz, kiayi, atau motivator. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />Malas
adalah penyakit ruhani. Ibaratnya, ruhani </span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><u>itu
mesin jasmani adalah sasis dan badan mobil</u></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">,
</span><span style="color: purple;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">apabila
mesinnya sehat maka tanjakan securam apapun mobil akan berjalan.,
sebaliknya jika ruhani sakit, badan akan ogah bergerak melaksanakan
sesuatu.</span></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">
Bagaimana dengan ruhani sehat tetapi jasmani sakit, walaupun
jasmani sakit, jika ruhaninya sehat, ia akan tetap semangat melawan
tantangan hidup. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Malas
berbeda dengan lemas. Jika <br /> manusia tidak makan danb minum akan
lemas. Orang lemas masih bisa bergerak untuk berusaha, karena
meskipun badan lemas, pikiran dan perasaan tetap bersemangat. Asupan
raga atau jasamni adalah makanan dan minuman. Apa asupan ruhani agar
tidak malas?<br /></span><br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Prokrastinasi dapat
mengakibatkan <a href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stres_%28kesehetan%29&action=edit&redlink=1">stres</a>,
rasa <a href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bersalah&action=edit&redlink=1">bersalah</a>
dan <a href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Krisis&action=edit&redlink=1">krisis</a>,
kehilangan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas">produktivitas</a>
pribadi, juga penolakan sosial untuk tidak memenuhi tanggung jawab
atau komitmen. Perasaan ini jika digabung dapat mendorong
prokrastinasi berlebihan. Meski dianggap <a href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Normalitas_%28perilaku%29&action=edit&redlink=1">normal</a>
bagi manusia sampai batas tertentu, hal ini dapat menjadi masalah
jika melewati ambang batas normal. Prokrastinasi kronis bisa jadi
tanda-tanda <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sakit_jiwa">gangguan
psikologis</a> terpendam.</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />Malas
terjadi karena ada beberapa sebab, </span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>karena
malas adalah penyakit jiwa</i></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">,
tentu saja penyebabnya bervariasi, DIbawah ini akan dibahas mengenai
:</span><a href="http://www.dycko-novanda.com/2012/04/penyebab-dan-pembasmi-rasa-malas.html"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>Penyebab
</b></span></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span><span style="color: purple;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>1.
</b></span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">SOLUSI
RASA MALAS DAN PROKSINASI</span></div>
<ol>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: purple;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>Kenali
Visi dan misi hidup</b></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Orang
yang tak memahami arti kehidupan pasti jiwanya akan sakit, orang
seperti ini, </span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><u>tidak
tau tujuan hidup, fungsi hidup dan manfaat hidup.</u></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">
Buat apa hidup jika tak mengerti arti kehidupan, dipastikan tidak
akan dapat melakukan apa-apa. </span>
</div>
</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: purple;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>2.Bersosialisasi</b></span></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span><span style="color: purple;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><u>Kita
bukanlah makhluk individualisme melainkan makhluk sosial,</u></span></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">
jika sudah mengerti kehidupan berart akan mengerti bagaimana hidup
ini bisa difungsikan dengan baik, salah satunya adalah
</span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>bersosialisasi.</b></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">
Bersosialisasi dapat meningkatkan persahabatan, dan persahabatan
dapat memeberikan kekuatan, jadi jangan jadi orang yang enggan
bersosialisasi, karena bersosialisasi salah satu sumber pembasmi rasa
malas dan meningkatkan semangat.<br /></span><span style="color: purple;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>3.
Jangan Makan Berlebihan</b></span></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /><br />Lebih
baik orang yang kekurangan makan daripada orang yang berlebihan
makan, lho kok bisa? bisa kok? :) Orang yang kekurangan makan
biasanya lebih bersemangat untuk berusaha mencari rejeki agar dapat
makan yang banyak :) sedangkan orang yang makannya berlebihan,
biasanya akan lupa dengan orang yang kelaparan dan malas untuk
membantu mereka karena lupa. Tetapi, lebih baik lagi jika asupan
makanan dan minuman itu cukup. :) Oleh karena itu, </span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><u>hindari
berlebihan dalam mengkonsumsi makanan, karena perut adalah sumber
penyakit,</u></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> biasanya
agar tetap semangat dan stabil bisa dilakukan dengan berpuasa. :)</span><br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk zaman sekarang menjadi
produktif lebih sulit. Begitu banyak variabel pengganggu yang membuat
orang sulit konsentrasi pada satu hal saja (kerja). Begitu banyak
peristiwa yang butuh perhatian; semuanya cepat; semuanya bising.
Apalagi pada manusia terdapat tendensi untuk menunda-nunda pekerjaan.
Alasan apapun dicari dan dipakai supaya bisa menunda pelaksanaan
tugas. Minimal sehari saja. Sampai akhirnya berhari-hari, bahkan
berminggu-minggu, penundaannya. Itu namanya prokrastinasi
(procrastination). Lantas bagaimana mencegah hal ini terjadi<br />pada
diri Anda. Berikut ini lima petunjuk:</span><br />
<strong>1. Jangan Multi-Tasking (Sebisa Mungkin)</strong><br />Ajaran
manajemen terbaru mengatakan, zaman sekarang para pekerja profesional
harus pandai-pandai mengerjakan berbagai tugas secara sekaligus.
Namanya multi-tasking. Jika tidak mampu begitu akan kalah bersaing.
Padahal multi-tasking di sini tidak dianjurkan karena membuat Anda
terpecah konsentrasinya.<br />Akhirnya penyelesaiannya semua tidak ada
yang tuntas. Cobalah fokus ke satu pekerjaan dulu sebelum melangkah
ke yang lain. Kerjanya satu per satu. Dengan begitu tak ada alasan
Anda melewatkan pekerjaan sebab, Anda beralasan,<br />toh nanti bisa
diselesaikan. Tidak akan selesai kalau begitu.<br />
<strong>2. Atur Lingkungan (Hilangkan Pengganggu)</strong><br />Banjir
surel (emai), telpon berdering tiada henti, ngobrol dengan kolega;
semua alasan<br />yang “pas” untuk menghindar dari pekerjaan. Sebab
semua itu penting, bukan, dan perlu ditanggapi langsung. Tidak.
Jangan percaya dengan janji sendiri, “Saya akan kerjakan itu
setelah menjawab email ini.” Tidak akan terjadi; pekerjaan tetap
terlunta-lunta. Caranya hanya satu: isolasikan diri Anda jika itu
membantu Anda untuk konsentrasi.<br />
<strong>3. Pasang “Timer” Pribadi (Tenggat)</strong><br />Kita
cenderung menunda pekerjaan yang kurang menyenangkan. Wajar itu. Agar
tugas<br />jadi lebih menarik (sedikit), berilah batasan waktu pada
diri untuk mengerjakannya. Jika waktu itu habis, Anda boleh istirahat
sejenak, sebelum melanjutkannya.<br />Biasanya, kalau sudah sekali
mengerjakan tugas, orang<br />baru berhenti kalau semuanya sudah beres.<br />
<strong>4. Janjikan Reward Kalau Semua Beres</strong><br />Tidak ada
salahnya Anda memberi diri Anda sendiri sedikit motivasi positif
supaya mau<br />mengerjakan suatu tugas. Misalnya, boleh kongko-kongko
sama<br />kawan kalau pekerjaan sudah selesai. Atau, tiap dua jam kerja
diselingi jeda 15 menit untuk menyeruput kopi. Nanti Anda akan kaget
sendiri bahwa pada saat selesai reward terbesarnya buat Anda adalah
pekerjaan yang selesai itu sendiri.<br />
<strong>5. Buat Sesederhana Mungkin</strong><br />Adakalanya kita
menundanunda pekerjaan karena dianggap terlalu rumit atau
banyak.<br />Mulailah dengan langkah-langkah yang sesederhana
mungkin.<br />Yang penting memulai. Sebuah gunung ditakluki bukan
dengan berlari tetapi dengan mendakinya bukit per bukit. Kalau itu
tugas menyangkut tulis-menulis<br />dan konsep, yang penting adalah
mulai menulis dulu. Jangan cemas soal format atau pilihan kata-kata;
semua itu mudah dikoreksi. Sejauh ada sesuatu (hasil kerja seperti
tulisan) yang bisa dikoreksi.<br />
Prokrastinasi tidak bisa dilawan dengan asal kerja keras saja tapi
harus bisa kerja cerdas. Gunakan teknik dan strategi guna mengatasi
dorongan menunda pekerjaan (prokrastinasi) Anda. Dan jangan pelit
pada diri sendiri. Jika sudah berusaha<br />keras, hadiahilah diri Anda
sendiri dengan sesuatu (atau lebih) yang menyenangkan.<br />Yang
penting keesokan harinya Anda akan masuk kerja dengan kondisi segar …
dan siap untuk produktif.<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<strong><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pertama :
Bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat. </span></strong>
<br />
Sebab pertama dari beberapa sebab yang menjadikan seorang malas
dalam beribadah adalah bergelimang dalam dosa dan maksiat<br />
<br />
<strong> PENYEBAB RASA MALAS</strong><br />
<strong>Sufyan Ats-Tsauri pernah menuturkan, "Saya pernah
tidak bisa menjalankan shalat tahajjud selama 5 bulan. Hanya karena 1
dosa yang dulu aku lakukan." (atau ucapan yg senada)</strong><br />
<strong>Nah, bagaimana dengan kita?</strong><br />
<br />
Seorang muslim yang bergelimang maksiat dan terkhusus dosa kecil
yang sering diremehkan dan dilupakan kebanyakan manusia adalah salah
satu sebab lesu, malas dan meremehkan ibadah dan ketaatan. Jika
seorang malas beribadah, maka ia terancam dengan kemurkaan Alloh.
Tahukah Anda, apa kemurkaan Allah tersebut ?<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Menurut
seorang motivator, Malas itu akibat bukan sebab. Dicontohkan dengan
kisah seorang karyawan yang belum menikah. Dia hadapi rutinitas
pekerjaan setiap hari yang membosankan. Pekerjaan kantor
tertunda-tunda. Lebih suka mengkhayal agar cepat hari sabtu dan hari
minggu. Pekerjaan dia jalani dengan semboyan agar kelihatan status
bukan pengangguran. Nine to five dijalani bagai berjalan di atas bara
api. Setelah sampai rumah merasa lelalh, Tidak bersemangat melakukan
aktivitas kursus, kuliah sore atau mencari tambahan penghasilan.
Namun, bila jumat malam ada teman yang menjaka kepada suatu kegiatan
yang menyenangkan, maka begadang sampai pagi pun tidak ada rasa
lelah. Semua dilakukan dengan smeangat. Bayangkan sesuatu yang
dilakukan dengan hobby, bersepeda misalnya, meskpun peluh dan
keringat dia lakukan dengan gembira. Menuju hari senin, emskiupn
tidak berkeringat malas hinggap. </span>
</div>
<br />
<br /><br />
<br />
PENYEBAB MALAS ADALAH DOSA-DOSA KECIL<br />
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura:30)<br />
Maka dari itu, hendaklah seorang muslim menjauhi perbuatan
maksiat dan dosa-dosa kecil yang dianggap remeh. Oleh sebab itu jauh
hari Rasululloh Shollalahu a’alaihi wassalam mengingatkan kita
dengan sabdanya,<br />
<br />
“jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika ia bertumpuk-tumpuk pada
seseorang, maka ia akan mencelakakan orang tersebut.”<br />
<br />
Jauhilah segala dosa kecil dan besar itulah ketaqwaan, jadilah
engkau seperti orang yang berjalan di atas jalan berduri yang selalu
waspada, janganlah engkau meremehkan dosa kecil, karena sebuah gunung
itu tersusun dari batu-batu kecil<br />
<br />
<strong>Kedua : Tidak Faham Tentang Urgensi Ibadah </strong>
<br />
<br />
Sudah kita pahami bersama bahwa seluruh aktivitas orang berriman
adalah ibadah, niat menghamba kepada Allah SWT. Sebab kedua yang
membuat seseorang malas mengerjakan ketaatan dan ibadah adalah
melupakan urgensi ibadah. Diantara bentuk kelalaian seseorang adalah
melupakan dirinya bahwa ia adalah mahluk yang lemah, hanya karena
kehendak dan kekuatan Alloh sajalh ia menjadi kuat dalam menjaga dan
mengerjakan ketaatan dan ibadah.<br />
<br />
Seorang muslim harus mengetahui dan memahami bahwa beribadah dan
beramal shalih adalah sebab dan inti mendapatkan bantuan dan
pertolongan Alloh, sesungguhnya tekun mengerjakan amal shalih adalah
cara meraih pertolongan Alloh subhanahu Wata’ala<br />
<br />
Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman<br />
<br />
“dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,
benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan
sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik.”(QS. Al-ankabut:69)<br />
<br />
<strong>Ketiga : Melupakan Kematian </strong>
<br />
<br />
Diantara sebab malas dalam beribadah adalah melupakan kematian dan
kejadian-kejadian setelahnya. Wahai saudaraku, sungguh melupakan
kematian dan kesulitan-kesulitan setelahnya adalah penyebab seseorang
malas untuk beribadah, taat dan malas beramal shaleh.<br />
<br />
Sungguh seorang yang melupakan kematian dapat dipastikan ia akan
malas beribadah, maka dari itu bagi setiap muslim sangat dianjurkan
untuk memperbanyak mengingat penghancur (pemutus) segala kenikmatan.
Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman<br />
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.”(QS.
Ali Imran : 185)<br />
Ya, Kematian adalah obat bagi orang yang panjang
angan-angan, orang yang keras hatinya dan yang banyak dosa. Oleh
sebab itu Rasulullah Shollalahu ‘alaihi Wasallah bersabda
“perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan.”<br />
<br />
<strong>Keempat : Tidak Tahu Besarnya Pahala Suatu Ibadah </strong>
<br />
Wahai saudaraku….<br />
Diantara sebab malas beribadah dan malas mengerjakan
ketaatan adalah tidak tahu besarnya pahala suatu ibadah. Sungguh
tidak mengetahuinya adalah sebab malas melakukan ibadah dan ketaatan,
jika seseorang mengetahui besarnya suatu ibadah, niscaya ia akan
rajin mengerjakannya.<br />
Maka dari itu, aku wasiatkan kepada kalian wahai kaum muslimin…
hendaklah bersungguh-sungguh untuk memahami keutamaan ibadah dengan
membaca buku-buku yang menjelaskan akan keutamaan dan ganjaran ibadah
itu. Karena jika seseorang mengetahui keutamaan dan besarnya pahala
suatu ibadah ia akan bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah.<br />
<br />
<strong>Kelima : Berlebih-lebihan Dalam Hal Yang Mubah </strong>
<br />
Diantara sebab malas mengerjakan ibadah dan ketaatan adalah
berlebih-lebihan dalam perkara mubah. Yaitu dalam hal makanan,
minuman, pakaian, dan kendaraan serta yang lainnya. Seluruhnya adalah
penyebab malas beribadah, karena berlebih-lebihan dalam hal tersebut
dapat menyebabkan lesu, ingin mudah istirahat dan tidur.<br />
Berlebih-lebihan dalam perkara mubah seperti dalam makanan
dan minuman adalah penyebab kerasnya hati. Karena hati akan bersih
dan lembut jika dalam kondisi lapar dan sedikit makan dan hati akan
menjadi keras jika dalam kondisi kenyang, hal ini adalah sunnatulloh
yang tidak pernah berubah. Celakalah orang yang keras hatinya dan
tidak ingat Alloh. Bahkan seorang muslim yang bersungguh-sungguh
dalam beribadah, mengerjakan kebaikan dan ketaatan bahkan
bercapek-capek mengerjakan sholat tahajud pun tidak akan merasakan
lezat dan manisnya ibadah jika berlebihan dalam perkara mubah
tersebut.<br />
Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata “Banyak mengkonsumsi
makanan adalah sebuah penyakit yang akan menimbulkan keburukan,
banyak makan dapat menjerumuskan anggota badan untuk melakukan
maksiat, dan berat untuk melakukan ketaatan. Maka cermatilah
keburukan ini.”<br />
<br />
Wallohu ‘alam<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<h3 class="western">
<br /><br />
</h3>
<h3 class="western">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">PROKRASTINASI
KERJA </span>
</h3>
<div dir="LTR" id="post-body-4315216086880882979">
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span lang="en-US">I</span>stilah
prokras<span lang="en-US">t</span>inasi berasal dari bahasa Latin
yaitu procrastinare, yang merupakan kombinasi dari kata sifat “pro”
yang berarti sebagai gerakan maju dengan “crastinus” yang
berarti “milik hari esok” atau jika digabungkan menjadi
“menangguhkan atau penundaan sampai hari berikutnya”.[1]</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Perilaku
<span lang="en-US">prokrastinasi sebenarnya merupakan perilaku yang
telah lama ada </span>dan <span lang="en-US">dapat terjadi pada
berbagai bidang dan situasi. </span>Prokrastinasi kerja adalah
perilaku yang cenderung atau menunda-nunda pekerjaan dan tidak
segera memulai pekerjaannya<span lang="en-US">.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Menurut
Ferrari et.al<span lang="en-US">[2]</span> menyimpulkan arti
prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sisi yaitu :</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">1).prokrastinasi
adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa
mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">2).
Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah
kepada trait dan penundaan yang dilakukan sudah merupakan
respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya
disertai dengan keyakinan yang irrasional </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">3).
Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku
menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait<span lang="en-US">.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di
bidang Akademik cukup sering terlihat secara langsung perilaku
prokrastinasi di kalangan mahasiswa. Menurut Ferrari et al,[3]
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui
ciri-ciri tertentu berupa :</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">·
Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">·
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal
lain yang tidak dibutuhkan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">·
Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja aktual<span lang="en-US">.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">·
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang
harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik,
jalan-jalan, dll)<span lang="en-US">.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bernard
mengemukakan ada 10 penyebab seseorang melakukan perilaku
prokrastinasi.[4] Kesepuluh penyebab perilaku prokrastinasi tersebut
adalah : </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">a.
Kecemasan </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span lang="en-US">K</span>ecemasan
yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh stressful attitude
orang tersebut. stressful attitude merupakan sikap dan kognisi
seseorang akan kejadian yang mereka alami. Individu cenderung
menilai bahwa situasi-situasi yang dihadapinya membawa ancaman dan
berpotensi menimbulkan stres bagi dirinya. Hal ini mengakibatkan
respon emosional individu berupa kecemasan meningkat. Bernard juga
menyatakan semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami oleh
individu maka semakin tinggi pula kecenderungannya untuk melakukan
perilaku prokrastinasi. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">b.
Kurangnya penghargaan akan diri (self-depreciation) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span lang="en-US">T</span>erdapat
sebagian orang yang memiliki kecenderungan self-depreciation yang
lebih tinggi dibandingkan orang lain. Individu dengan
self-depreciation tinggi mudah menyalahkan diri sendiri bahkan dalam
hal yang tidak terlalu penting. Ketika ada sesuatu yang sedikit saja
berjalan dengan tidak semestinya, individu ini menyalahkan dirinya
sendiri bahkan dalam hal yang tidak terlalu penting. Individu
mengalami kesulitan dalam menyusun rencana dan arah tujuan hidupnya.
Saat individu melakukan penundaan, individu semakin merasa tidak
yakin dengan dirinya sendiri dan ini akan semakin mempersulitnya
dalam melakukan pekerjaannya. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">c.
Rendahnya toleransi terhadap ketidakyakinan (low discomfort
tolerance) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ketika
menghadapi tugas yang membosankan ataupun sulit untuk dikerjakan ada
sebagian orang yang menjadi sangat tertekan sementara oranglain
tidaklah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat
menekan. Individu yang lebih mudah mengalami frustasi dan memiliki
toleransi terhadap ketidaknyamanan yang lebih rendah dibandingkan
orang lain saat menghadapi stressor yang sama disebut Bernard
sebagai ‘sensation sensitive’. Individu yang sensation sensitive
ini terbiasa menghindari dan menarik diri dari tugas-tugas yang ia
rasa menimbulkan frustasi. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">d.
Pencarian kesenangan (pleasure seeking) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Individu
dengan pleasure seeking yang tinggi menolak mengorbankan
kesenangannya untuk mengerjakan suatu tugas sekalipun tugas itu
penting. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">e.
Disorganisasi waktu (time disorganization) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Individu
dapat menunda melakukan pekerjaannya karena tidak memiliki waktu
yang cukup untuk mengerjakannya, namun dapat pula disebabkan terlalu
banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">f.
Disorganisasi lingkungan (environmental disorganization)</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Lingkungan
yang terlalu bising dan terlalu banyak gangguan akan mengakibatkan
sulitnya berkonsentrasi pada individu sehingga membuat individu
menunda melakukan pekerjaannya. Lingkungan yang berantakan dan
penyimpanan dokumen-dokumen mengenai tugas yang tidak rapi juga
dapat menghambat seseorang untuk dapat segera mngerjakan tugasnya. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">g.
Rendahnya pendekatan terhadap tugas ( poor task approach) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bila
seseorang tidak mengerti bagaimana mengawali atau bagaimana
mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya maka hal ini dapat
membuat seseorang menunda mengerjakan tugas tersebut</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">h.
Kurangnya asertifitas (lack of assertion) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Individu
yang sulit berkata “tidak” atau sulit untuk menolak permintaan
orang lain, walaupun sebenarnya ia tak memiliki cukup waktu untuk
melakukan permintaan tersebut karena harus mengerjakan pekerjaan
lainnya, akan membuat individu semakin sulit mengatur waktunya dan
harus menunda salah satu dari pekerjaan yang sebenarnya harus
dikerjakan. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">i.
Kekerasan terhadap orang lain (hostility with others) </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Perilaku
menunda dapat juga didorong oleh faktor kemarahan individu terhadap
orang lain. Kemarahan itu dapat berupa menolak untuk bekerja sama
dengan orang tersebut ataupun menunda melakukan tugas yang
diperintahkan dan diharapkan oleh orang tersebut. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">j.
Stres dan kelelahan</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Stres
dan kelelahan ini seringkali menimbulkan kecenderungan pada individu
untuk menunda melakukan tugasnya<span lang="en-US">.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ferrari
et<span lang="en-US">.</span>al[5]<span lang="en-US">.</span>
mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi
dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur
dan diamati ciri-ciri tertentu berupa: </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">a.
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Seseorang
yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus
segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia
menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk
menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan
sebelumnya. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">b.
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, karena melakukan hal-hal lain
yang tidak dibutuhkan. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Orang
yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama
daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu
tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya
untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal
yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang
tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti
lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi
ciri yang utama dalam prokrastinasi. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">c.
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Seorang
prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang
prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi
deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun
rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin
telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang
telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak
juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk
menyelesaikan tugas secara memadai. </span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">d.
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan
tugas yang harus dikerjakan. </span>
</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-size: small;">19</span></span></div>
<div dir="LTR" id="pageContainer9">
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-size: small;">4.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Lalu bagaimana
mengatasi ini? Menurut Goleman (2000) bahwa dengan menerapkan
manajemen diri, individu dapat menciptakan realitas kehidupan sesuai
dengan misi dan tujuan hidup. Baik itu berupa kebebasan finansial,
pengembangan karir dan pekerjaan, hubungan yang lebih baik dengan
keluarga, sesama, dan terutama dengan Tuhan, serta kesehatan yang
terpelihara.</span></span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Manajemen diri dimaksudkan
untuk mengenali diri secara menyeluruh (konsep diri),
mengidentifikasi secara jelas tujuan apa yang ingin dicapai, paham
betul apa pentingnya mencapai tujuan tersebut, mengontrol dan
mengelola diri (tingkah laku emosi), melakukan evaluasi diri atas
apa yang telah dilakukan serta paham tentang insentif-insentif yang
akan diperoleh akibat tindakan yang dilakukan. </span>
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
</div>
<h3 class="western">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Panjang
Angan-Angan … </span>
</h3>
<div dir="LTR" id="post-body-6604956963115991425">
<div align="LEFT">
<br />QS 4. An Nisaa':120<br /><br /><span style="font-family: Tahoma;">يَعِدُهُمْ
وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمْ
ٱلشَّيْطَـٰنُ إِلاَّ غُرُوراً</span><br /><i>"Syaitan
itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak
menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka."</i><br /><br /><br />
</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
Dalam suatu hadits,
bersabda Nabi saw. : “Sesuatu yang paling mengkhawatirkan dan aku
khawatir atas kamu adalah dua hal : Panjang angan-angan dan
mengikuti hawa nafsu. Dan sesungguhnya panjang angan-angan membuat
lupa kepada akhirat, sedang mengikuti hawa nafsu akan menghalangi
dari kebenaran”.</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<br />Nabi Adam as memberi
wasiat <a href="http://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/06/silsilah-nabi-nabi-dan-rasul.html">kepada
anaknya Syits as</a> dengan lima hal dan memerintahkannya untuk
memberi wasiat dengan lima itu kepada anak-anaknya lagi
sepeninggalnya. Yaitu :</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in;">
1. Katakanlah kepada anak-anakmu: “ Janganlah kamu tenang kepada
dunia, karena aku pernah tenang dengan surga yang abadi, tetapi lalu
Allah mengeluarkan aku dari sana “.</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in;">
2. “Janganlah kamu bertindak menurut kesenangan
perempuan-perempuan, karena aku pernah bertindak menurut kesenangan
isteriku dan aku makan syajarah, lalu penyesalan menyusulku”.</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in;">
3. “Setiap perbuatan yang kamu menghendakinya
perhatikanlah akibatnya, karena aku seandainya memperhatikan sesuatu
hal (akibatnya), tentu tidak menimpaku apa yang menimpaku itu
(dikeluarkan dari Surga) “.</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in;">
4. “Apabila hatimu terguncang terhadap sesuatu
(tertarik terhadap sesuatu yang diharamkan Allah), maka jauhilah.
<span lang="fi-FI">Karena aku ketika makan syajarah tergoncanglah
hatiku, tetapi aku tidak mau kembali. </span>Maka penyesalan
menyusulku”.
</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in;">
5. “Musyawarahlah di dalam segala hal (dengan orang-orang
yang benar-benar baik), karena aku apabila bermusyawarah dengan para
Malaikat, tentu tidak menimpaku apa yang telah menimpaku itu
(dikeluarkan dari Surga)”.</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<br /><br />
</div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
.Suatu ketika Nabi Isa as
sedang duduk, sedang seorang yang sudah sangat tua bekerja dengan
cangkul, mengolah tanah dengannya . berkatalah Isa as : “Ya Allah,
cabutlah darinya angan-angan”. Orang tua itu lalu meletakkan
cangkul dan bertiduran. Dia (Nabi Isa) berdiam diri sesaat. Isa
berkata lagi “Ya Allah, kembalikanlah angan-angan padanya”.
Berdirilah orang tua itu dan mulai bekerja. Bertanyalah Isa
kepadanya tentang semua itu. Dia menjawab : “Pada saat aku
bekerja, tiba-tiba berkatalah hatiku pada diriku sendiri :”Sampai
kapan engkau harus bekerja, sedang engkau adalah orang tua yang
sangat lanjut “. Maka aku melemparkan cangkul dan bertiduran.
Kemudian berkata lagi hatiku pada diriku sendiri : “Demi Allah,
tidak boleh bagimu tidak bekerja, selama engkau masih tetap hidup “.
Maka berdirilah aku dan mengambil cangkulku.
</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-43616785875775791552013-04-24T19:35:00.001-07:002013-04-24T19:35:17.087-07:00Bayi Imut Ini Menari Layaknya Orang Dewasa! <div style="font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 4px;">
Mau tau uniknya jika bayi menari-nari di iklan air mineral 'Evian'?<br />
Video yang berjudul baby & me ini menunjukkan orang dewasa
bercermin dan melihat dirinya sebagai seorang bayi. Lalu baik orang
dewasa maupun bayi tersebut melakukan gerakan yang sama hingga tarian
yang rumit.<br />
<br />
Kenapa evian memilih bayi? Evian merupakan merek air mineral yang
sudah mendunia, dan sejak tahun 1935, Evian sudah memiliki brand sebagai
air minum yang paling cocok untuk bayi. Selain itu menggunakan bayi
adalah simbol dari kesucian dan kemudaan.<br />
<img alt="babies" height="345" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-19767826000005DC-36_634x345.jpg" title="evian" width="634" /><br />
(foto: Babies ar back on the street!)<br />
<br />
<img alt="adults" height="387" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-197676C6000005DC-679_634x387.jpg" title="evian" width="634" /><br />
<br />
<img alt="baby" height="401" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-197677D8000005DC-248_634x401.jpg" title="face" width="634" /><br />
(foto: lucu sekali kan ekspresi muka mereka)<br />
<br />
<img alt="babies" height="402" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-1976786D000005DC-367_634x402.jpg" title="dance" width="634" /><br />
(foto: bayi ini bisa menirukan gerakan yang rumit)<br />
<br />
<img alt="" height="402" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-1976786D000005DC-367_634x402.jpg" width="634" /><br />
<br />
<img alt="old" height="381" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-19767642000005DC-522_306x381.jpg" title="people" width="306" /> <img alt="babies" height="381" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-1976766A000005DC-339_306x381.jpg" title="young" width="306" /><br />
(foto: sekarang dan dulu)<br />
<br />
<img alt="babies" height="391" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/04/24/article-2314086-1976768E000005DC-791_634x391.jpg" title="adults" width="634" /><br />
(foto: face off antara adults dan babies)<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-80321030206464330032013-04-24T19:34:00.001-07:002013-04-24T19:34:42.538-07:00Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik<div style="font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 4px;">
Operasi
plastik kini telah menjadi umum dan merupakan pilihan untuk tampil lebih
menarik. Begitu pula dengan pemasangan silikon. Mari kita simak
beberapa hal yang menggambarkan kengerian atau bahkan hal-hal lain
seputar (proses) operasi plastik.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="Opeasi Plastik" height="387" src="http://sphotos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/404752_143323999183936_2085681348_n.jpg" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Peserta Pemilihan Putri Operasi Plastik bersiap-siap sebelum kontes di Budapest, 26 November 2010</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Rhinoplasty" height="408" src="http://sphotos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/537763_143324022517267_992223553_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Seorang dokter memperlihatkan bentuk perubahan hidung pasien melalui operasi plastik di Islmabad, Pakistan, 6 Juni 2006</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Foto Operasi Plastik" height="399" src="http://sphotos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/936485_143324009183935_2115157569_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Dokter bedah plastik menjelaskan perubahan bentuk wajah yang akan didapat pasien di Shanghai, 4 November 2007</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Operasi Plastik" height="399" src="http://sphotos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/35030_143324042517265_1505840335_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Graciela Diaz (31 tahun) melihat operasi
perampingan tubuhnya pada sebuah layar di klinik di Caracas, Venezuela,
20 November 2009</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Operasi Plastik" height="387" src="http://sphotos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/63109_143324069183929_747665950_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Seorang pria melakukan tranplantasi rambut di kepala di Istanbul, Turki, 30 Maret 2013</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Sedot Lemak" height="440" src="http://sphotos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/68587_143324079183928_623115061_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Dokter bedah menandai tubuh Ana
Hartvigsson, wanita Swedia sebelum melakukan operasi plastik di
Budapest, Hongaria, 29 Februari 2012</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Operasi Plastik" height="418" src="http://sphotos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/936786_143324055850597_339885264_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Proses bedah plastik wajah wanita China di Seoul, Korea Selatan, 23 Maret 2009</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Iklan bedah plastik di Rio de Janeiro, Brazil" height="462" src="http://sphotos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/32595_143324092517260_340012580_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Papan reklame yang menawarkan bedah plastik di Rio de Janeiro, Brazil</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="Implan Payudara Silikon" height="419" src="http://sphotos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/488139_143324109183925_1655455327_n.jpg" title="Galeri Foto: Serba-serbi (Proses) Operasi Plastik" width="598" /></div>
<div style="text-align: center;">
Implan silikon sebelum dimasukkan ke dalam tubuh pasien</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
(Reuters, Getty Images)</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-38423878606402427352012-05-09T02:45:00.002-07:002012-05-09T20:23:27.720-07:00CARA MENGATASI DILEMA<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid0lpOSlEJrXlluDOyQF-4uOSwW6w945CA4N7bIfyWW-YSbr4suoUHBy5SRFAglBTUPJH3gS4okLtQ3ebxMZ9qIvxPsDKuHudwMsSQGllsm-oKIQCAUdeyk7h2S3TsoEdAGHzoq-DLCmo/s1600/dilema.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid0lpOSlEJrXlluDOyQF-4uOSwW6w945CA4N7bIfyWW-YSbr4suoUHBy5SRFAglBTUPJH3gS4okLtQ3ebxMZ9qIvxPsDKuHudwMsSQGllsm-oKIQCAUdeyk7h2S3TsoEdAGHzoq-DLCmo/s1600/dilema.jpg" /></a></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Banyak sekali dilema yang dihadapkan
kepada kita merupakan alat pemojok yang sebenarnya tidak mempunyai
kekuatan. Ungkapan dilema yang sering kita dengar adalah: Jika
makan buah Simalakama bapak mati, jika tidak dimakan ibu yang mati.
Agar pikiran kita tidak terprovokasi, maka dilema itu dapat
dinyatakan dalam bentuk lain yang mempunyai konklusi yang berlainan
dengan penampilan semula. Misalnya, pendapat yang
menyatakan bahwa hidup adalah penderitaan, hendak memaksakan
keyakinan itu dengan mengajukan dilema kepada kita sebagai berikut:</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.44in;">
Bila kita bekerja
maka kita tidak bisa menyenangkan diri kita. Bila kita tidak bekerja,
kita tidak mendapat uang. Jadi bekerja atau tidak bekerja, kita dalam
keadaan tidak menyenangkan.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.44in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Dilema itu dapat kita jawab dengan
kontra-dilema sebagai berikut:</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.43in;">
Bila kita bekerja,
kita mendapat uang. Bila kita tidak bekerja kita dapat
bersenang-senang. Jadi bekerja atau tidak, selalu menyenangkan kita.</div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.41in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Contoh lain dilema
dapat dikemukakan sebagai berikut:
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.43in;">
Bila kita berjuang
maka kita tidak bisa bersenang-senang. Bila kita tidak berjuang, kita
merasa bersalah. Jadi berjuang atau tidak berjuang kita berada dalam
keadaan tidak menyenangkan</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Dilema itu dapat kita jawab dengan<i>
kontra-dilema </i>sebagai berikut:</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.43in;">
Bila kita berjuang
kita mendapat pahala. Bila kita tidak berjuang kita dapat
menyenangkan diri sendiri. Jadi berjuang atau tidak berjuang, selalu
dapat menyenangkan kita.</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.01in;">
Bila pembicaraan cukup sampai disini maka tujuan kita belum tercapai yakni
mengajak lawan bicara agar ikut berjuang. Bagaimana caranya?</div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.01in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Salah satu caranya adalah, <i>pertama</i>,
meneliti alternatif pada permasalahan yang diketengahkan tidak
sekedar dinyatakan, tetapi lebih dari itu. Pada masa lalu seorang
pemimpin sering berkata: Pilihlah Soekarno atau biarlah negara ini
hancur. Benarkan hanya Soekarno yang bisa menyelamatkan negara ini?
Apakah tidak ada orang lain yang bisa menggantinya? Tentu saja ada,
sehingga alternatifnya lebih dari dua.</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<i>Kedua</i>, kita 'mengalihkan'
konsentrasi lawan bicara dengan menambah alternatif pernyataan
misalnya, perjuangan adalah sesuatu yang menyenangkan. Paragrafnya
menjadi seperti ini:</div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.01in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.43in;">
Bila kita berjuang
kita mendapat pahala. Mencari pahala dalam keadaan terpaksa adalah
tidak menyenangkan. Berjuang dengan perasaan menyenangkan lebih baik
daripada berjuang dengan terpaksa.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.43in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; margin-left: -0.01in;">
Dengan demikian
berjuang adalah satu-satunya alternatif pilihan karena berjuang
adalah sesuatu yang menyenangkan..</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-5959285684137883452011-05-15T22:12:00.000-07:002011-05-15T22:17:21.839-07:00Kaum Horizontalis dalam Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghDG0LrL2iMbuiygpTOqwPVkVc5N7NZ9mDhP_f4Z3FL-SYUgNxXb05d8uaIO123tmM2W_mfsSGzRXkqVlpmMvFzy2PcMnZ1jDRJ2j_awjguQJIpNljOFW7XGjV8-H5RGWxXLWhmY_2XaA/s1600/peureup.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghDG0LrL2iMbuiygpTOqwPVkVc5N7NZ9mDhP_f4Z3FL-SYUgNxXb05d8uaIO123tmM2W_mfsSGzRXkqVlpmMvFzy2PcMnZ1jDRJ2j_awjguQJIpNljOFW7XGjV8-H5RGWxXLWhmY_2XaA/s320/peureup.jpg" width="320" /></a></span></div><div align="CENTER" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><b><br />
</b></span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kaum horizontalis mencibir kaum vertikalis sebagai manusia lupa daratan, hanyut dalam gelombang lautan egoisme yang akut. Vertikalis miskin mendapatkan candu yang sama dengan vertikalis kaya karena sama-sama memalingkan wajah menghadap ke atas saja. Ini adalah pelarian alamiah dari orang yang mendapatkan segala kekayaan dengan mudah ataupun karena kalah dalam kompetisi kehidupan. Kaum vertikalis (kaya maupun miskin) dipandang sebagai orang-orang lupa daratan yang terus menerus mendapat nikmat Tuhan tapi terus menerus juga melakukan pengkhianatan terhadap-Nya.Ulamanya adalah penjilat penguasa sedangkan orang awamnya adalah para pecundang fatalis yang lari dari kenyataan.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kaum horizontalis merasa tersadarkan untuk mengambil sebuah keimanan yang lebih fungsional dan berdaya manfaaat bagi sesama. Agama bukan sekedar pedoman kesalehan individual, melainkan protes terhadap kenyataan yang tidak adil yang dilakukan manusia. Kesalehan sosial lebih dipandang Tuhan daripada kesalehan individual sebab Tuhan maha kaya tidak butuh puja-puji makhluk-Nya. Tuhan tidak bisa dikibuli dengan ritual-ritual pemujaan.Tuhan tidak bepihak kepada tirani dan kedzaliman.Tuhan itu maha kasih sayang kepada seluruh manusia tanpa memandang ras, bangsa, dan tempat tinggalnya. Begitulah argumen kelompok horizontalis.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Horizontalis menyukai catatan-catatan orientalis semisal Garaudy yang berpendapat, “Pada dasarnya wahyu mempunyai pandangan tertentu terhadap manusia, alam, dan kebenaran. Oleh karena itu iman kepada wahyu mau tidak mau memasukkan kita kedalam kenyataan dan dorongan menuju perubahan dan bukan mencari <i>penyesuaian</i> dengan kenyataan.” Manusia wajib mengerjakan prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini dan menerapkannya dalam hidup kesehariannya, bukan menjustifikasi kenyataan yang terjadi. Mengerjakan dalil, bukan mendalili pekerjaan. </span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kaum Horizotalis sering mengidentikkan dirinya dengan pembela kaum lemah tertindas (<i>Mustadh'afin</i>). Karena penekanannya kepada pemerataan maka mereka tidak peduli pada di tipologi cultural Clifford Geertz, yakni priyayi, santri, dan abangan. Perlu modifikasi karena kategori “priyayi” tidak dapat diletakkan dalam ketegori santri dan abangan. Priyayi adalah kelas sosial yang lawannya adalah ‘wong cilik’ atau proletar. Sementara santri dan abangan adalah dikotomi yang mengacu pada ketaatan beragama dan ekspresi keagamaan. Oleh karena itu lebih tepat jika dikatakan ada priyayi yang santri dan ada pula priyayi yang abangan. Sebagaimana pula ada ‘wong cilik’ yang santri dan ada ‘wong cilik’ yang abangan. </span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Horizontalis tak memandang kawan dan lawan lewat kacamata ketaatan beragama dan ekspresi beragama. Oleh karena itu, bersatulah wahai seluruh ‘wong cilik’. Sadarilah bahwa kalian tertindas dan mari berjuang bersama Tuhan melawan para penindas (bayangin demonstran kurus dengan ikat kepala bertuliskan huruf Arab). Musuh bersama kaum horizontalis adalah si pemegang status quo, yakni priyayi santri (vertikalis) dan priyayi abangan. </span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Persetujuan Tuhan ada pada kasih kepada sesama makhluk di manapun termasuk di pasar,di kantor, di pabrik, baik di darat, laut, mupun udara (kok jadi seperti iklan obat mabuk perjalanan). Maksudnya, tangan Tuhan bersama tangan Si Penderma, bukan tangan Si Pendo’a yang menengadah di mesjid tapi mencatut hak orang lain di luar mesjid. Begitulah keyakinan kaum horizontalis.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><b>Siapa yang memanfaatkan kaum horizontalis?</b></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Yang pandai memanfaatkan kaum horizontalis adalah </span><span style="font-size: small;"><i>pertama</i></span><span style="font-size: small;">, yang suka mengembar-gemborkan perbedaan kelas sosial dalam masyarakat. Ajaran Islam yang sering diangkat adalah yang berkaitan dengan perbedaan kelas antara kaum tertindas, </span><span style="font-size: small;"><i>mustadh'afin</i></span><span style="font-size: small;">, melawan kaum </span><span style="font-size: small;"><i>muthrafun</i></span><span style="font-size: small;"> (orang kaya yang hidup bermewah-mewahan). Manusia kebanyakan memperbanyak kekayaaan dan malas untuk berbagi. Oleh karena itu horizontalis menghendaki pemerataan bahkan sama rata sama rasa. Oleh karena itu kaum horizontalis Islam banyak dimanfaatkan ideologi kiri (komunisme). Sebelum kemerdekaan RI, ideologi ini tidak ada kaitannya dengan ateisme sebab pengikutnya banyak dari kaum beragama Islam semacam Haji Misbach yang memberontak di Semarang dan seorang kiai dari Banten (saya lupa namanya) yang memberontak pemerintah Belanda tahun 1926. Islam Kiri, sebuah istilah yang tepat untuk kelompok horizontalis ini.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><i>Kedua</i></span><span style="font-size: small;">, yang memanfaatkan kaum horizontalis Islam adalah kaum radikalis dalam pengertian yang anti-pemerintah atau anti-Amerika dan sekutunya karena berbeda ideologi. Pada dasarnya Islam bukan sekedar 'agama' dalam pengertian yang mengatur ritual vertikal dan etika saja. Islam adalah ideologi dunia yang mengatur seluruh aspek manusia dan alam.Bukan sekedar 'agama tradisi' seperti Kristen, Hindu, Budha. Islam adalah sebuah sitem ideologi yang monolitik, artinya ideologi lain boleh hidup tapi harus menjadi sub-ordinat sistem ideologi Islam. Alasan ini lebih 'elite' dan mengakar karena sudah terlepas dari imanensi (keterkurungan) manusia dengan hasrat duniawi menuju transendensi. Kata Sydney Jones terorisme tumbuh bukan motif ekonomis apalagi kemiskinan melainkan alasan ideologis. Antitesis vertikalis adalah kutub horizontalis yang menghalalkan segala cara. Yang lagi rame misalnya kasus NII KW IX (yang boleh mengantikan shalat sebagai perwujudan vertikalis dengan rekruitmen) atau kelompok teroris yang menggoncangkan seluruh belahan dunia ini. Supaya berbeda dengan kelompok horizontalis sebelumnya maka kita sebut saja kelompok horizontalis ini dengan Islam Kanan.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><b>Catatan:</b></span><span style="font-size: small;"> Baik Islam Kiri maupun Islam Kanan mempunyai kebenaran-kelebihan, juga kebatilan-kekurangan. Yang terakhir adalah ideoligi pertengahan, </span><span style="font-size: small;"><i>ummatan wasaton,</i></span><span style="font-size: small;"> bukan kutub-kutub ekstrem yang dimanfaatkan oleh sistem atau ideologi lain. Nah, tunggu ulasan tentang kaum </span><span style="font-size: small;"><i>diagonalis </i></span><span style="font-size: small;">yang saya anggap paling ideal. </span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Catatan tambahan (</span><span style="font-size: small;"><b>lagi</b></span><span style="font-size: small;">). Ilustrasi satiris terhadap vertikalis miskin yang menarik ada pada cepen “Robohnya Surau Kami” karya AA Navis. Sedangkan kritikan kepada kaum Vertikalis borjuis ada pada novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer. Baca sendiri yach...!</span></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-61383098192692405342011-05-06T02:20:00.000-07:002011-05-06T02:20:16.025-07:00Kaum Vertikalis dalam Islam<div style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifg_t06ttxknRXGFZw2POR4E6WLcBwCmB_6w5vnpNlm6pIcrPypcpU_3g7hc4n_OpH0qOg8GrS255NQKDO6sqECoXz617CTDVCP0V1R_SaGhlB-TmXEDWTHB7vMvaaMjHruW8IqdpXq2U/s1600/seroius.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifg_t06ttxknRXGFZw2POR4E6WLcBwCmB_6w5vnpNlm6pIcrPypcpU_3g7hc4n_OpH0qOg8GrS255NQKDO6sqECoXz617CTDVCP0V1R_SaGhlB-TmXEDWTHB7vMvaaMjHruW8IqdpXq2U/s320/seroius.jpg" width="320" /></a></div><div style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Kaum Vertikalis memandang Tuhan itu sebuah “apa”, sebuah “ada”, bahkan “Ada” tertinggi. Artinya tuhan itu sudah jelas ada sejak dahulu kala, lepas dari peredaran ruang dan waktu. Tuhan itu di atas dan juga di luar manusia. Menurut Van Peursen, sikap seperti ini disebut sikap ontologis, artinya manusia mengambil jarak terhadap sesuatu yang mengitarinya. Ia bertindak sebagai penonton dan pengamat terhadap yang ada di sekitarnya, terhadap hidupnya sendiri, dan terhadap Tuhan.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Karena keberadaan “Ada” itu sempurna dan “maha”, maka mereka berusaha menyandarkan segala sesuatu kepada “Ada” tersebut. Mereka juga beranggapan bahwa “Ada” atau sebutlah Tuhan, senang dipuja-puji dan dikasih sesajen dengan dzikir dan wirid baik bersama maupun sendirian. Meskipun demikian, ada jarak nantara manusia dan Tuhan. Oleh karena itu, untuk mendekati-Nya diperlukan kesucian karena Tuhan hanya menyukai yang suci. Hubungan dengan Tuhan pun harus diatur melalui tatacara religi yang ditetapkan. Maka bagi kaum vertikalis, pelatihan shalat khusuk dan manasik haji lebih diminati ketimbang mengikuti pelatihan pemberdayaan UKM misalnya. Mesjid-mesjid mereka dipadati dengan kajian-kajian fikih dan ritual-ritual. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Urusan yang menjadi perhatian kaum vertikalis adalah kebersihan jiwa. Hindari piktor (pikiran kotor). Mereka juga senang dengan candu (istilah Karl Max) yakni surga dan para bidadarinya dan menjauhi neraka beserta setan-setan penghuninya. Yang miskin dari kelompok ini akan terpuruk di sudut-sudut masjid sebagai penjaga setia rumah Tuhan (di Jawa Barat disebut marbot masjid). Sedangkan yang berduitnya bolak balik umroh mendekati rumah Tuhan. Mereka memandang orang-orang yang kurang beruntung (baca miskin) sebagai hasil dari tindakannya sendiri yang melanggar aturan Tuhan dan melaksanakan larangan-Nya. Pengertian mereka tentang arti ibadah disempitkan hanya sebatas vertikal, hubungan manusia dengan Tuhan. Hal ini berseberangan dengan kaum Horizontal yang akan saya bahas selanjutnya.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Siapa yang memanfaatkan kaum Vertikalis?</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;">Untuk menjawab ini kita perlu lihat sebuah istilah Karl Marx tentang Alienisasi. Alienisasi atau dalam </span><span style="color: navy;"><span lang="zxx"><a href=""><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;">Bahasa Indonesia</span></span></a></span></span><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;"> </span></span><span style="color: black;">bisa diartikan menjadi proses menuju keterasingan, adalah teori yang dikeluarkan oleh </span><span style="color: navy;"><span lang="zxx"><a href=""><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;">Karl Marx</span></span></a></span></span><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;"> </span></span><span style="color: black;">tentang munculnya sebuah keadaan dimana buruh atau </span><span style="color: navy;"><span lang="zxx"><a href=""><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;">proletar</span></span></a></span></span><span style="color: black;"> mendapatkan sebuah keadaan yang terasing dari kehidupanya. Ia percaya bahwa Alienisasi adalah hasil dari eksploitasi k</span><span style="color: navy;"><span lang="zxx"><a href=""><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;">apitalisme</span></span></a></span></span><span style="color: black;"> terhadap buruh dengan mengartikanya sebagai </span><span style="color: navy;"><span lang="zxx"><a href=""><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;">modal</span></span></a></span></span><span style="color: black;">. Jangan hanya bayangkan buruh yang bergaji UMR dan rajin berdemo saat </span><span style="color: black;"><i>Mayday</i></span><span style="color: black;"> itu. Buruh di sini termasuk yang berdasi dan bergaji tinggi yang bekerja di perusahaan tambang atau minyak asing dengan gaji relatif tinggi. Pada dasarnya mereka juga teralienisasi, terasing dari lingkungan awal yang membesarkan mereka. Di perkotaan , kaum vertikalis diwakili oleh kaum menengah atas, yang mapan dari segi ekonomi, sosial, dan finansial dan kebetulan beragama Islam. Bisa saja mereka itu dosen, pengusaha, atau karyawan yang sukses. Mereka menjadi terasing dibuktikan dengan ketidak-pedulian mereka terhadap lingkungan sekitarnya. </span> </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;">Bila mereka menjadi wakil rakyat pun mereka tidak memikirkan rakyat. Bila mereka menjadi pendidik, mereka tidak mendidik cuma mengajar. Bila mereka menjadi pengusaha mereka menghalalkan segala cara. Tapi dalam urusan ibadah rukun Islam yang lima mereka rajin dan utama. Seolah tidak ada kaintannya antara shalat dan di luar sahalat. Rumah vertikalis kaya temboknya tinggi-tinggi menujukkan anti sosial mereka. Wujud keterasingan mereka adalah pelampiasan kepada </span><span style="color: black;"><i>will to pleasure</i></span><span style="color: black;"> (pencapaian kesenangan) di tempat-tempat wisata dari mulai Makao sampai Mekah. Hal tersebut akan memunculkan keadaan yang disebut Karl Marx sebagai</span><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;"> </span></span><span style="color: navy;"><span lang="zxx"><a href=""><span style="color: black;"><span style="text-decoration: none;">obyektivikasi</span></span></a></span></span><span style="color: black;"> (</span><span style="color: black;"><i>Vergebrtandlichung</i></span><span style="color: black;">) atau bisa dibilang sasaran empuk untuk menambah modal kapitalis. Sistem Islam maupun sub-sistemnya tidak kebagian apa-apa! Kacian dech....</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><i>Maaf, bila ada yang tersinggung. Jangan terlalu serius membaca tulisan ini. Cuma memanfaatkan waktu kosong aja di kantor selagi masa reses (bukan reseh) . Abisnya, bos lagi pada pergi ke luar negeri gak ngajak-ngajak gue sih...Sabar ya, artikel lainnya yaitu HORIZONTALIS masih digodok (jamu kaleee).</i></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-74502898913044284802011-05-05T20:42:00.000-07:002011-05-05T20:46:15.982-07:00Paradoxial Intention, Terapi Susah Payah<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiskvl7jjwyY5QAccMS6vCREY3X7m-Y52u6n806U25B3sPYl7mW1qoSIqrkt_15wjLpJTkArKQ9hV1hdy7Tw6V5ei5Kac61alc-8MJnqn2cvuNNrKsNlVoe46wY9mp2FhjWbRZKYDqwFrg/s1600/TODAY.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiskvl7jjwyY5QAccMS6vCREY3X7m-Y52u6n806U25B3sPYl7mW1qoSIqrkt_15wjLpJTkArKQ9hV1hdy7Tw6V5ei5Kac61alc-8MJnqn2cvuNNrKsNlVoe46wY9mp2FhjWbRZKYDqwFrg/s320/TODAY.jpg" width="320" /></a></div><div align="JUSTIFY" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Jauh sebelum Victor E. Frankl merumuskan istilah </span><span style="color: black;"><i>Paradoxial Intention</i></span><span style="color: black;"> dalam ilmu logoterapi, Al Qur'an sudah merumuskan terapi 'kabad' (susah payah). Mari kita urai istilah-istilahnya terlebih dahulu. </span><span style="color: black;"><i>Paradoxial Intention</i></span><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">atau niat yang berkebalikan adalah metoda terapi bagi penyakit perasaan dan mental dengan cara mengubah niat. Sebenarnya terapi ini adalah upaya untuk membalikkan niat menjadi sikap. Dengan berubahnya sikap, diharapkan terjadai perubahan kualitas kesehatan dan kebahagian si penderita. Misalnya, orang</span></span><span style="color: black;"><i> insomnia</i></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">, memunculkan rasa takut tidak dapat tidur yang pada saat itu juga memicu keinginan berlebihan untuk tidur. Anehnya, karena ketakutan tidak bisa tidur ini ini malah membuat orang itu semakin tidak bisa tidur. Nah, metoda Paradoxial Intention justru menganjurkan agar Anda melakukan niat yang sebaliknya artinya berusaha sedapat mungkin untuk tetap bangun. Dengan kata lain, keinginan sangat besar untuk tidur, yang muncul akibat rasa cemas, harus diganti dengan keinginan untuk tidak tidur. Akibatnya, ia akan segera… tidur.”</span></span></span><br />
</div><div align="LEFT" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Kabad adalah suatu penyakit mental manusia yang diterjemhakan dalam tafsir Depag sebagai 'susah payah', “Sesungguhnya Aku telah menciptakan manusia berada dalam susah payah” (QS. Al-Balad: 4). Padanan kata ini adalah </span><span style="color: black;"><i>wahnan</i></span><span style="color: black;"> seperti dalam surat 46:15 ''...ibunya mengandungnya dengan susah payah, melahirkannya dengan susah payah (pula). 'Kabad' ditafsirkan lebih panjang sebagai tidak melakukan upaya yang seharusnya (padahal tahu apa yang seharusnya dilakukan). Kabad berarti juga berada dalam ketegangan-ketegangan yang tidak produktif. Tahu harus menembak buruan tetapi cuma bisa mengendap dan mengintip saja. Kabad berarti juga tidak menikmati hari ini karena pikiran disibukkan dengan planing-planing masa depan yang tidak bisa atau belum dikerjakan (ini gue banget dech !). </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> </span></span> </div><div align="LEFT" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Menurut Al Qur'an dalam Al Balad: 11 terapi kabad yang paling ampuh adalah “... tempuhlah jalan mendaki lagi sukar”. Untuk menyakinkan pembaca, Allah mengulang dalam ayat selanjutnya dengan memberi tekanan kepada 'jalan mendaki', simak ayat12: “Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?” Lalu Allah menjawabnya secara berturut-turut dengan ayat 13: “...(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan”. Ayat 14: “..atau memberi makan pada hari kelaparan”. Ayat 15: (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat. Dan ayat 16: atau orang miskin yang sangat fakir. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> </span></span> </div><div align="LEFT" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Terapi Al Qur'an ini mirip dengan teori Paradoxial Intention, niat berkebalikan di atas. Kalau malas, niatkan untuk melawan malas. Kalau susah payah dan loyo mari naik bukit. Tidak punya uang, mari bersodaqah. Semua orang kelaparan, mari memberi makan. Anak yatim (yang biasanya kebanyakan nyebelin), mari kita pelihara anak yatim. </span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">Saat kita takut melakukan sesuatu, lakukanlah itu. Saat takut berbicara dengan seseorang, berbicaralah dengan orang itu. Orang yang gugup atau berkeringat berlebihan pun bisa menerapkan </span></span><i class="western"><span style="color: black;">paradoxical intention</span></i><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">. Caranya dengan menunjukkan secara sengaja kepada orang-orang betapa banyak keringat yang bisa ia keluarkan. Ini sebagai ganti rasa takut tubuhnya berkeringat yang malah memicu keringat keluar deras. </span></span></span> </div><div align="LEFT" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div align="LEFT" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Sekali lagi Allah menegaskan bahwa manusia dari </span><span style="color: black;"><i>sono-</i></span><span style="color: black;">nya diciptakan berkeluh kesah dan bersusah payah. Namun jangan menyerah. Biar semangat, lihat buah dari terapi ini. Out-put dari proses terapi ini bisa terlihat pada kepribadian yang sehat atau dalam istilah Frankl "pribadi yang mengatasi diri". Orang yang bersusah payah-kabad- tapi tidak mau berubah sebenarnya berada dalam posisi “pribadi yang ditindas diri” kebalikan dari “pribadi yang mengatasi diri” (ini istilah saya aja). Kalau sudah begini, Anda menjadi Tuan bagi diri anda sendiri. Hawa nafsu bakal lemes, tidak mati sih, tapi keok susah bangkit lagi.</span></span><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Tujuan hidup bukanlah hanya untuk mencapai kondisi keseimbangan (equilibrium). Tujuan hidup bukan </span><span style="color: black;"><i>will to power</i></span><span style="color: black;"> (kekuasaan) atau </span><span style="color: black;"><i>will to pleasure </i></span><span style="color: black;">(pencapaian kesenangan) atau kehidupan yang serba mapan (istri cantik, anak sehat, rumah mentereng, mobil kinclong, pensiun terjamin, mati gak bakal gentayangan). Kata motivator, kekuasaan dan kesenangan bukan tujuan itu hanya alat sekaligus </span><span style="color: black;"><i>side effect,</i></span><span style="color: black;"> dari keberhasilan kita memikul tanggung jawab. Sebab, banyak artis atau milyarder yang mencapai ini tapi hidupnya </span><span style="color: black;"><i>unhappy.</i></span><span style="color: black;"> Hidup itu memang ada kabad, susah payah dan ada senangnya juga. Tujuan hidup itu bukan menghindari susah payah dan tegang. Hidup bukan menunggu semunya serba siap dan serba mudah. Kita tidak menunggu kekuatan, kemampuan, atau peluang lebih besar. Kita harus mulai dari yang kita punyai. Jika kita menanti sampai setiap kemungkinan hambatan telah menyingkir, kita tidak akan pernah melakukan apapun. Hidup yang sehat bukan yang adem ayem, melainkan senantiasa berada dalam semacam tegangan yang produktif antara apa yang kita hayati sekarang, dengan harapan kehidupan yang lebih baik di masa depan (kampung akhirat) sambil memikul tanggung jawab (amanah) di dunia</span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">. </span></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">Menurut saya, ini baru definisi yang benar tentang makna dan tujuan hidup.</span></span></span><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span lang="en-US"><span style="font-style: normal;">Di balik semua pahlawan besar, selalu ada tragedi pergolakan yang pernah terjadi. Kalau semua jalan rata dan mulus tidak akan pernah ada </span></span></span><span style="color: black;"><span lang="en-US"><i>syuhada. </i></span></span><span style="color: black;"><span lang="en-US"><span style="font-style: normal;">Di balik semua kesuksesan di mata manusia maupun dimata Sang Pencipta, selalu ada niat, sikap, usaha dan kerja keras. Kalau Allah berseru “Wahai </span></span></span><span style="color: black;"><span lang="en-US"><i>nafsul muthmainnah</i></span></span><span style="color: black;"><span lang="en-US"><span style="font-style: normal;">, kembalilah kepada keridhaan Tuhanmu, jadilah kelompok hambaku, dan masuklah ke dalam surgaku”, itu ditujukan Allah kepada pribadi-pribadi yang berhasil 'mengatasi diri' melawan susah payah (kabad) sepanjang hidupnya.</span></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-29014030807423876132011-05-03T19:06:00.000-07:002011-05-03T19:06:38.434-07:00Mekanisme Pelatuk<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkR2psx5aC3A9zQizHnQ-iEZiMnJMBmIHr9gcsPkNaFRWm2c2T01HEuutrbITkNrm57Er5wlUox_T5lduC1oqQMreVdnTekAbLA3YQYzG3IQg3-FPD8epeir2VtR9QQSUn9vpmKnA7XU0/s1600/gun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkR2psx5aC3A9zQizHnQ-iEZiMnJMBmIHr9gcsPkNaFRWm2c2T01HEuutrbITkNrm57Er5wlUox_T5lduC1oqQMreVdnTekAbLA3YQYzG3IQg3-FPD8epeir2VtR9QQSUn9vpmKnA7XU0/s320/gun.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kata “mekanisme pelatuk” merupakan sebuah istilah yang dipinjam dari dunia militer dan persenjataan: dalam sebuah pistol ada sebuah pelatuk. Demikian juga tombol pada sebuah tustel foto. Bila kita ingin menembak, maka pelatuk ditarik: awalnya belum terjadi apa-apa, tetapi bila sudah lewat titik tertentu, maka pelatuk itu menyotok dan terjadi tembakan. Akibat-akibat dari penembakan itu sering belum dapat diramalkan sebelumnya. Nah, semua ini merupakan sebuah proses mekanis dan material belaka.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Contoh lain mengenai mekanisme pelatuk, kali ini dalam arti kiasan: Seorang Grand Master catur menggeserkan sebuah bidak dan dengan demikian raja dan perdana mentri pihak lawan <i>sekak-seter</i>. Sebuah gerakan bidak yang kecil, kekuatannya tiba-tiba memperolah efek hebat. Nah, dalam struktur-struktur sosial pun terdapat sesuatu yang mirip dengan mekanisme pelatuk itu. Bila kita memahami struktur-struktur itu, maka kita dapat melihat juga dimanakah jalan-jalan buntu, sehingga jalan terbuka bagi suatu permasalahan yang baru. Dalam hal etika sebagai contoh, dalam sebuah pesawat terbang yang sedang gawat, terjadi kepanikan, maka sikap tenang satu orang saja dapat menyelamatkan penumpang. Sekelompok keluarga mulai mendiami rumah-rumah di daerah Pecinan misalnya, maka perbuatan tersebut banyak manfaatnya bagi integrasi suatu bangsa. Sebuah perusahaan keluarga etnis tertentu menempatkan seorang general managernya atau seorang direkturnya dari ras lain, maka penempatan posisi tersebut banyak manfaatnya bagi cairnya komunikasi dan keterbukaan di banyak perusahan lain dengan kasus sejenis.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Bila seseorang secara demonstratif membakar diri (ingat Jan Pallach di Cekoslowakia, atau seorang biksu di Vietnam Selatan), maka peristiwa tersebut dapat mengubah situasi politik. </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD_pcyfRrd1URp6dXOqK8ilMAX-MmhzV6lBissRUdl6UqaY9xFY5aGK3tN3h07_NzGZ8C2zsvTQw9b2ZsXnv6hHTSYXyD4GunZIza77f91Ju64_ROUcYx0z8yNQoGfknY1gPImls1xWSE/s1600/JanPalach1969.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD_pcyfRrd1URp6dXOqK8ilMAX-MmhzV6lBissRUdl6UqaY9xFY5aGK3tN3h07_NzGZ8C2zsvTQw9b2ZsXnv6hHTSYXyD4GunZIza77f91Ju64_ROUcYx0z8yNQoGfknY1gPImls1xWSE/s320/JanPalach1969.jpg" width="320" />Jan Pallach bakar diri</a></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpMf3RruP94lxDISFo2msvioCly-gdVF0uS4dfIYi8dj9qPVkGFhDP1VSPUnwfF6mlji8tPumA9tmy9OH7DxYIrTCsb1_WIu3vlXJRK1JXjtiTKAZKmUOgMTfYr50AGZwVV4MgM1n6gMw/s1600/martin+luther.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpMf3RruP94lxDISFo2msvioCly-gdVF0uS4dfIYi8dj9qPVkGFhDP1VSPUnwfF6mlji8tPumA9tmy9OH7DxYIrTCsb1_WIu3vlXJRK1JXjtiTKAZKmUOgMTfYr50AGZwVV4MgM1n6gMw/s320/martin+luther.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Pidato Martin Luther King : “I Had a Dream” , yang kemudian menjadi terkenal itu, menarik sebuah pelatuk dalam situasi politik yang sudah menjadi beku, hingga ledakannya berdampak sampai kini yakni naiknya Obama, seorang ras negro–amerika menjadi orang nomor satu di negeri yang dulunya menganggap hal itu tidak mungkin terjadi. Juga di Asia, Benigno Aquino tertembak menjadi pemicu 'people power' di Filipina dan mengubah sistem negara itu menjadi lebih demokratis. </span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Seorang Briptu Norman menari dan berlipsing di Youtube, atau seorang polwan yang berjalan-jalan di catwalk dapat mengubah citra polisi yang dianggap menyebalkan menjadi lebih humanis. Dalam semua kasus ini perbuatan satu orang yang bukan ‘siapa-siapa’ berdampak jauh melampaui lingkupnya dan tidak disangka-sangka.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEIUDArrBvN4rlf0PjHWRHwZqPKvVJ1wpdmSK0FiSymRcAgFbXa8bx9T58CN3bMNMmBNdNT38kqrd6ZkTjbVWF9SfWSk6gvZRc7ZmpjJwAHN1sYmjetZBeVTP5_Q-wZ8Vgm8Tq5IblqBI/s1600/Anand-Krishna.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEIUDArrBvN4rlf0PjHWRHwZqPKvVJ1wpdmSK0FiSymRcAgFbXa8bx9T58CN3bMNMmBNdNT38kqrd6ZkTjbVWF9SfWSk6gvZRc7ZmpjJwAHN1sYmjetZBeVTP5_Q-wZ8Vgm8Tq5IblqBI/s1600/Anand-Krishna.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEIUDArrBvN4rlf0PjHWRHwZqPKvVJ1wpdmSK0FiSymRcAgFbXa8bx9T58CN3bMNMmBNdNT38kqrd6ZkTjbVWF9SfWSk6gvZRc7ZmpjJwAHN1sYmjetZBeVTP5_Q-wZ8Vgm8Tq5IblqBI/s1600/Anand-Krishna.jpg" />Anand Krishna mogok makan </a></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Namun ingat, menggeser satu bidak hanya ada efek, bila pemain sungguh tahu peraturan-peraturan main catur. Hanya seorang yang sungguh tahu akan struktur-struktur sosial dapat mengaitkan perbuatannya dengan keadaan sekitarnya. Setelah Jan Pallach mengorbankan diri masih ada beberapa pemuda lain yang membakar diri, tapi perbuatannya tak ada efek. Bukan perbuatan ‘nyeleneh’nya yang penting, melainkan perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan struktur-struktur yang ingin dirombak. Rentetan bom bunuh diri (seperti yang terakhir di Cirebon) atau aksi mogok makannya Anand Krisna akan berhenti pada keheranan bagi orang-orang yang mendengarnya saja. Bisa saja fenomenanya seperti orang-orang yang ikut -ikutan MLM (Meletus Lalu Melempem). Tidak mampu membuat ‘ledakan’ yang lebih besar yang merombak tatanan sistem hukum misalnya. </span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Bila tidak mengerti akan struktur dan mekanisme permainannya dengan tepat, seorang yang secara individu, seorang diri, ingin merombak keadaan, yang terjadi adalah orang gila yang pantas masuk rumah sakit jiwa. Karena perbuatannya dipandang dari sudut moral, tidak relevan tidak merupakan suatu perbuatan yang sungguh etis yang akan merombak sebuah struktur yang sudah berkarat. Suatu perbuatan baru dapat disebut “relevan” bila muncul dari rasa tanggung jawab moril serta pengetahuan tepat mengenai struktur-struktur yang ada. Bila suatu situasi dianggap jalan buntu, maka satu perbuatan dapat menjadikan situasi itu laksana penyalur petir, sehingga perhatian dan proses seluruh dunia dibangkitan. Nah, Anda ingin merombak keadaan? Pelajari mekanisme pelatuk dan struktur-struktunnya dengan cermat. Bila tidak matang, siap-siap menjadi orang sia-sia dan dianggap gila!.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: x-small;">(Tulisan ini gua posting mengingat permintaan mendesak *wajah memelas* dari para penggemar paragrafunik.blogspot.com. Disarikan dari buku "Strategi Kebudayaan" karya Prof. Dr. C.A. van Peursen. Semoga arwah beliau tenang di alam baqa)</span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-56347820328890866512011-04-27T02:54:00.000-07:002011-04-29T18:20:40.124-07:003 Tipe Manusia dalam Menghadapi Masalah Hidup<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZWY7mj9VgMN8X_LmsTJzMf91XsQBzZNBvYo3epxqbjKLXVcthMY320nxFSrvL-jA7ju4Os_O7JzuU7Oqkl4oDRKoaXqgr9wIlWL2Px0D3hiMKZGIrqQYQEGhM_0Szsg75fuz4Vtm1i6U/s1600/kisah+rasul.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZWY7mj9VgMN8X_LmsTJzMf91XsQBzZNBvYo3epxqbjKLXVcthMY320nxFSrvL-jA7ju4Os_O7JzuU7Oqkl4oDRKoaXqgr9wIlWL2Px0D3hiMKZGIrqQYQEGhM_0Szsg75fuz4Vtm1i6U/s320/kisah+rasul.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Siapakah yang akan lebih mudah keluar dari sebuah masalah? Tentu saja yang mengatahui apa masalah sesungguhnya. Kalau buat skripsi ada istilah Identifikasi Masalah. Apakah Anda tipe melihat matahari yang cerah bakal terbit esok pagi atau melihat suramnya masa depan sebelum berupaya mengatasi masalahnya? Mari kita lihat tipikal orang dengan masalahnya yang saya karang-karang hari ini. Ada 3 kelompok orang dalam menghadapi masalahnya:</span></span></div><ol><li><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Tipe </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>Visioner</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">. Orang tipe ini sudah menyadari akan ada masalah sebelum datang masalah. Orang ini bukan sakti mandraguna, atau kesamber listrik malaikat, <i>weruh sak durunge winarah</i>. Orang-orang seperti ini tahu karena pengalaman aja, atau mau denger orang yang ngasih tahu.Juga, karena dia sudah melihat pola-pola masalah sebelumnya dan kecenderungannya. Mereka pandai membaca tanda-tanda dan perulangan pola. Pola-pola yang baku itu dia pelajari dan berangkat dari situ dapat diramalkan bahkan dipastikan. Perilaku orang ini antisipatif. Cara berpikirnya maju di depan. Mengapa harus antisipatif? Karena dia tahu kalau dia tidak bertindak hari ini akan sengsara kelak. Kata Alllah orang seperti ini tipe </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>Saabiqun bi al-khairaat</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">, bersegera dalam kebaikan. Bagi orang awam malah dianggap seperti orang gila, atau kecepetan lahir (semua para nabi megalami olok-olokan seperti ini). Bagi dia masalah adalah syarat yang harus dipenuhi untuk naik kelas. Meskipun ia tahu semakin tinggi angin semakin kencang, tapi ia tetap bersikokoh bahwa inilah jalan hidup yang harus di tempuh agar tidak celaka saat masalah itu jatuh tempo. Hidup adalah proses menjadi lebih baik dari ke hari, dan hidup bukan hanya hari ini di dunia ini. Kata bos saya di kantor ada cara agar kita bisa visioner adalah dengan simulasi krisis atau rekayasa krisis.</span></span></div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="color: black; font-size: small;"> <span style="font-family: Arial,sans-serif;">Tipe</span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i> Waspada.</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> Orang ini menyadari ada masalah pada saat masalah itu sudah di depan mata atau dia sedang mangalaminya. Sebenarnya orang kayak begini telat. Namun, lumayan karena dia berusaha mencari tahu dan berusaha keras keluar dari masalah. Kelompok tipe ini akan resah karena karena menyadari ada masalah dan membayangkan ancaman dari keadaan bila masalah tidak ditanggulangi. Mereka sadar bahwa masalah tetap menyediakan dampak merusak yang harus diatasi. Bisa sukses bisa gagal bila fokus dia bukan kepada mengatasi masalah tetapi kepada kenyamanan hari ini maka masalah itu dibiarkan berlarut begitu saja. Dalam menghadapi keresahan, tipe waspada terbagi dua. </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>Pertama,</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> Keresahan itu digunakan untuk membuat diri ini lebih </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>allert</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">, siaga, sigap, bergerak cepat, dan digunakan untuk bekerja dengan lebih bersungguh-sungguh. </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>Kedua,</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> lebih sering digunakan oleh banyak orang, adalah digunakan untuk merasa kecil, merasa lemah, merasa terlambat, merasa sudah tua, merasa tidak penting, merasa rendah, merasa terbuang, atau bahkan merasa sudah tidak perlu hidup lagi. Ngadepin orang kayak begini bilang: a</span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>h itu khan hanya perasaan adek ajah! Perasaan bisa direkayasa !</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">. Atau kasih ayat penyemangat : </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>Faidzaa faroghta fansob</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">, bila selesai satu masalah (waspadalah) ada masalah lain yang harus dikerjakan. I</span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>nna ma'al usri yusron </i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">(sesungghuhnya bersamaan dengan kesusahan pasti ada kemudahan). Bergeraklah meskipun sedikit, yang penting jangan diam. Bila tidak mau berubah tipe waspada bisa turun derajat menjadi tipe ke tiga di bawah ini: </span></span> </div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="color: black; font-size: small;"> <span style="font-family: Arial,sans-serif;">Tipe </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>Terlena.</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> Mereka tidak sadar bahwa di luar dan di dalam dirinya banyak masalah. Kesalahan terbesar nya adalah tidak sadar bahwa dirinya bodoh. Mereka berhenti mencari kebenaran saat umur mereka masih ada. Orang seperti ini gak pengaruh ada masalah atau tidak, ada gempa atau tsunami tidak tergoyahkan. Ini tipe adem ayem yang menikmati hidup tapi kebangetan. Boleh menikmati hidup, tapi jangan terus berbaring di situ. Kelompok tipe ini adalah tipe EGP (Emang Gua Pikirin). Fokus mereka pada diri sendiri, atau paling jauh kepada keluarganya (egois banget yach!). Hidup dipandang sebagai hal yang </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>absurd</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">, nihil, dan tak bermakna. Pengelompokan tipe ini bukan masalah kaya miskin. Ini masalah cara pandang (</span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>world view,</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> walah keren banget istilahnya). Kata nabi orang seperti ini bagaikan mayat hidup. Bisa jadi orangnya ganteng dan cantik, tapi hatinya mati. Ini tipe orang menganiaya diri sendiri. Mengapa? Karena tipe orang seperti ini menyia-nyiakan hidup yang dikarunikan Tuhan. </span></span> </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Ciri orang seperti ini buasanya sudah bosen mikir, bosen berkarya, malas menasihati dan dinasehati. Atau sesekali dinasehati mau asal isinya sesuai dengan hawa nafsunya. Kata Al Kitab: mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Mengapa bisa ada kelompok seperti ini? Karena emang sejak awalnya tidak tahu tujuan hidup, mau apa dan mau kemana? Pernah ada yang ngingetin tapi dia cuekin. Kalau ketemu dengan tipe begini bilang: Selalu tersedia cara-cara untuk menyelesaikan masalah bagi orang yang mencari. Penguasa Alam ini bahkan demikian </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><i>permissive</i></span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">-nya, sampai-sampai orang yang tidak mencari dan tidak meminta, juga ditunjukkan jalan keluar. Apalagi kita, yang mencari dan meminta. Kedua bilangin bahwa kalian itu unik dan berharga. “Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. </span></span><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span lang="sv-SE">Dan sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Lebih-lebih kita, manusia……” </span></span></span> </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span lang="sv-SE">Salam semangat!</span></span></span></div></li>
</ol><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-72694066345483714222011-04-25T23:05:00.000-07:002011-04-25T23:05:40.837-07:00Bedanya Orang Jepang dengan Orang Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiSuMw_vq6Num8oMiluSZrjtfnaJ0euyLn3qol0E8GrKR92huoziwX49FMx71DQzgKonZSGMZRry2pfCp-iHFAeAxNUHoxF-W-jbcU1gRM8dxOWzap5xEH1eBogC1osAHhLi1y56A1U30/s1600/japanesegeisha.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiSuMw_vq6Num8oMiluSZrjtfnaJ0euyLn3qol0E8GrKR92huoziwX49FMx71DQzgKonZSGMZRry2pfCp-iHFAeAxNUHoxF-W-jbcU1gRM8dxOWzap5xEH1eBogC1osAHhLi1y56A1U30/s320/japanesegeisha.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0.2in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Asyik banget kalo seluruh warga Indonesia kayak di Jepun sono. Misal, aturan lalul lintas dipraptekkan bukan hanya buat lulus ujian SIM aja. Setiap individu menghargai hak orang lain. Bukan melulu egois pribadi mikirin kesenangan sendiri . Pejabat korup ketakutan dikejar-kejar hantu dosanya sendiri. Setiap diri berani berkorban demi kepentingan orang banyak, dari mulai anak TK nya sampai S3. Mulai orang kuli sampai orang kuliahan. Mulai dari tukang bubur sampe direktur. Mulai dari mahasiswa cemen (baru masuk) sampe dosen. </span> </div><div style="margin-bottom: 0.2in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Paragraf di bawah ini gua baca dari sebuah artikel tentang orang yang pernah tinggal di Jepang. Gua bacanya sampe mati ketawa ala Jepang. Pinggang digelikin awalnya geli, tapi kalau terus2an bisa mati berdiri. (Tips, sebelum baca lihat sekeliling. Pastikan tidak ada orang lain yang liat kamu lagi baca paragraf di bawah ini):</span></div><div style="margin-bottom: 0.2in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>1. Ketika di kendaraan umum:</b></span></div><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Orang-orang pada baca buku atau tidur.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Orang-orang pada ngobrol, ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>2. Ketika makan dikendaraan umum:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah nemu tong sampah.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Dengan wajah tanpa dosa, sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku/dilempar ke luar jendela.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>3. Ketika dikelas:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Yang kosong adalah bangku kuliah paling belakang.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Yang kosong adalah bangku kuliah paling depan.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>4. Ketika dosen memberikan kuliah:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Semua mahasiswa sunyi senyap mendengarkan dengan serius.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Tengok ke kiri, ada yg ngobrol. Tengok ke kanan, ada yg baca komik. Tengok ke belakang, pada tidur. Cuman barisan depan aja yg anteng dengerin, itu pun karena duduk pas di depan hidung dosen!</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>5. Ketika diberi tugas oleh dosen:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini!</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>6. Ketika shalat jum’at dimesjid (di sono ada juga):</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Jamaah berebut duduk di shaf terdepan.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Jamaah berebut nyari tempat pw (posisi wuenak) di deket tembok paling belakang biar bisa nyender/di bawah kipas angin biar gak kepanasan & tidurnya nyenyak.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>7. Ketika terlambat masuk kelas:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Memohon maaf sambil membungkukkan badan 90 derajat, dan menunjukkan ekspresi malu + menyesal gak akan mengulangi lagi.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Slonong boy & slonong girl masuk gitu aja tanpa bilang permisi ke dosen sama sekali.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>8. Ketika dijalan raya:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Mobil sangat jarang (kecuali di kota besar). Padahal jepang kan negara produsen mobil terbesar di dunia, mobilnya pada ke mana ya?</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Jalanan macet, sampe2 saya susah nyebrang & sering keserempet motor yg jalannya ugal-ugalan.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>9. Ketika jam kantor:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Jalanan sepiiiii banget, kayak kota mati.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Ada Oknum pake seragam coklat-coklat pada keluyuran di mall-mall.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>10. Ketika buang sampah:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Sampah dibuang sesuai jenisnya. Sampah organik dibuang di tempat sampah khusus organik, sampah anorganik dibuang di tempat sampah anorganik.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Mau organik kek, anorganik kek, bangke binatang kek, semuanya tumplek jadi 1 dalam kantong kresek.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>11. Ketika berangkat kantor:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Berangkat naik kereta/bus kota. Mobil cuma dipake saat acara keluarga atau yg bersifat mendesak aja.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Gengsi dooonk… Masa’ naik angkot?!</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>12. Ketika janjian ketemu:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Ting…tong…semuanya datang tepat pada jam yg disepakati.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Salah 1 pihak pasti ada dibiarkan sampai berjamur & berkerak gara2 kelamaan nunggu!</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><b>13. Ketika berjalan dipagi hari:</b></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Jepang: Orang2 pada jalan super cepat kayak dikejar doggy, karena khawatir telat ke kantor/sekolah.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Indonesia: Nyantai aja cing…! Si boss juga paling datengnya telat!</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"> ---</span><br />
<br />
<span style="font-family: Times New Roman,serif;">Kalau Loe jadi senyam- senyum sendiri, gua gak ikutan karena isi diluar tanggung jawab admin paragraf unik!</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-84167639130081865662011-04-25T01:50:00.000-07:002011-04-25T01:50:40.221-07:00Perwujudan Amal di Akhirat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibcCrMsz1NP0kYKRs1ULYAbOp-n9-955821ltzAUoEyEyA3pjgqpZoT1W48fnox9p1ggP2NkTY6i_wdqKFRiSLsadW_j_FBlB5XjdZQgm7cq-2dQi6p9n2vtkAt6FM0UMg-58XnZulRhU/s1600/iron+maiden.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibcCrMsz1NP0kYKRs1ULYAbOp-n9-955821ltzAUoEyEyA3pjgqpZoT1W48fnox9p1ggP2NkTY6i_wdqKFRiSLsadW_j_FBlB5XjdZQgm7cq-2dQi6p9n2vtkAt6FM0UMg-58XnZulRhU/s320/iron+maiden.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0in;">Hati-hati Lu punya perilaku dan perangai. Nasehat buat gua juga. Salah-salah perangai dan perilaku Lu berwujud jadi binatang yang jelek. Ini bukan kata gua, tapi kata Qur'an dan hadits paten punya kabar. Ati-ati juga sama ucapan lu misal kata anjrit, atau an***g!. Kata temen gua sembilan dari sepuluh kata yang dikeluarin sama preman Bandung berisi kata monster seperti itu.</div><div style="margin-bottom: 0in;">Gak usah nunggu hari kebangkitan, di dunia aja sudah pada kelihatan.</div><div style="margin-bottom: 0in;"> </div><div style="margin-bottom: 0in;">Perwujudan amal atau <i>tajassum al-‘amal </i><span style="font-style: normal;"> (he.. he.. pake istilah Arab, biar </span><i>afdol</i><i>) </i>muncul dalam tiga bentuk. <i>Pertama</i>, amal-amal kita akan membentuk jati diri kita (ingat jadi diri, bukan pohon jati). Lu ngomong an***g, sebenarnya jati diri lu ya si Dogy itu. Ucapan dan amal-amal yang buruk akan membentuk diri dan citra diri yang buruk. Jangan pernah bilang Bang**t sama adik atau keponakan, atau sembarangan bilang kapir atau sebangsa penghuni neraka lainnya. Tidak bagus buat kesehatan mulut dan gigi apalagi hati. Lu punya dendam, bunuh orang, menganiaya, adalah perbuatan kebinatangan yang tidak adil dan beradab (lambangnya padi dan kapak)</div><div style="margin-bottom: 0in;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">Buat lu perikemanusian gak berlaku karena manusia lu bilang hewan juga. Perbuatan loe itu akan mengubah jati diri lu dari manusia menjadi binatang. Pada Hari Kebangkitan Internasional (di alam mhasyar nanti), kita akan dibangunkan dalam bentuk jati diri kita. Bayangin lu bangun tidur lantas ngaca muka lu bengep-bengep dan kulit bersisik macam komodo. Kaget gak tuh? Banyak banget diantara kita (lu dan gua) yang tampil sebagai manusia tampan *melamun bayangin Brad Pitt*, tetapi secara hakiki kita adalah binatang buas yang haus darah. Boleh jadi tubuh kita dan mereka menerbarkan harum parfum (meskipun isi ulang) yang segar di alam lahir, tetapi menebarkan bau bangkai di alam batin. Boleh jadi badan kita kita tegap sembada (Ade Ray lewat) dan utuh menurut penglihatan batin, tetapi kerangka yang buruk (mirip sampul kaset metal “Iron Maiden” jaman dulu) dan tercabik-cabik dalam penglihatan batin. Diri kita secara batiniah adalah perwujudan amal yang pertama. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><i>Kedua</i>, amal-amal kita akan diciptakan Tuhan dalam wujud makhluk yang menyertai Lu pada; bakal nempel terus kayak bayangan.. Ngikutin terus sejak alam kubur sampai dibangkitkan pada hari kiamat nanti. Amal shaleh akan menjadi makhluk yang indah dan harum *bayangin bodyguard lu di akhirat mirip selebritis pujaan lu*. Kehadirannya saja sudah membuat kita bahagia. Amal buruk kita akan menjadi monster yang menakutkan dan berbau busuk (dilang-ulang biar lu pada muak sama kelakukan buruk loe). Kehadirannya saja sudah membuat kita ketakutan, apalagi kalau monster itu menyeret kita njorokin ke neraka. "<i>Na udzubillah tsumma naudzubillah</i>” terjemahan bebasnya amit-amit jabang Bima !</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Gua dan Lu semua akan disambut di pintu kubur nanti dengan dengan dua macam makhluk.Mereka akan berebutan mendampingi kita. Tinggal adu kekuatan aja. Jika mahluk yang baik yang lebih kuat, mereka lah yang akan membela kita dalam mengusir makhluk-makhluk buruk dari sekitar kita. Tuhan berfirman, “<i>Sesungguhnya kebaikan akan mengusir keburukan</i>” (QS Hud (110: 114). Amal baik akan menjadi makhluk indah yang akan memberikan kebahagiaan kepada kita; amal buruk akan menjadi makhluk yang menakutkan yang membuat kita menderita. Udah dulu, ah, jadi makin merinding. Sebenarnya ini cerita bukan sekedar cerita. Ini episode pasti terjadi. Bagi Lu pada yang yakin ama kehidupan setelah kematian pasti bakal ngalamin dech. Makanya, buruan tobat sono...! Gak usah nunggu sinetron Kiamat Sudah Dekat jilid IX, kelamaaaaa...n. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-21662765292756408412011-04-25T00:18:00.000-07:002011-04-25T00:18:34.855-07:00Wanita Dijajah Pria Sudah Biasa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuD3ybYZjsB_1pCTarj2NjfZmS0jk_L8wrV5ae1977TDA1dMWQNmmITOvbVmrW915kJk0yepBZBvKeJVTTcBwcoie6jMjo8JabNrP_HNq4GaDMd3CfyY_2yVzujO07QjbvbZIEHPVQSUA/s1600/mata+tajam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuD3ybYZjsB_1pCTarj2NjfZmS0jk_L8wrV5ae1977TDA1dMWQNmmITOvbVmrW915kJk0yepBZBvKeJVTTcBwcoie6jMjo8JabNrP_HNq4GaDMd3CfyY_2yVzujO07QjbvbZIEHPVQSUA/s320/mata+tajam.jpg" width="320" /></a></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Bagi masyarakat awam semacam kita aturan-aturan dalam Islam serasa tidak adil atas wanita. Tengoklah penutup aurat wanita lebih ribet dari pada laki-laki. Seluruh tubunya mesti tertutup kecuali muka dan telapak tangannya. Sedangkan lelaki telanjang dada diperbolehkan kecuali pusar sampai lututnya.</span></span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Lalu, kita juga terheran-heran mengapa wanita muslimah perlu minta izin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya. Suami tidak perlu izin istri untuk keluar rumah. Pengusung feminisme protes karena saksi wanita dihargai setengah dibandingkan laki-laki. Apalagi para pengusung humanisme, menolak keras sistem pembagian waris Islam yang menghendaki bagian wanita hanya setengahnya daripada pria.</span></span><span style="font-size: small;"><a name='more'></a></span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Di zaman industrialisasi ini wanita memikul dua beban, pertama, sebagai tulang punggung keluarga, buruh pabrik, misalnya, kedua harus melahirkan. Bagi beberapa perusahaan, wanita dianggap aset sumber daya manusia yang paling menarik karena mereka lebih teliti, mudah diatur, dan tidak banyak protes. Tidak heran, apabila kebanyakan buruh pabrik adalah wanita. Para suami mereka sering bertugas sebagai tukang ojeg istri mereka karena menganggur. Cicilan motor dan uang muka dari tabungan istri. Tugas laki-laki berubah menjaga rumah, wanita mencari nafkah. Itulah kenyataaan yang terjadi saat ini.</span></span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Setelah sampai rumah, wanita perlu menyiapkan makanan dan beres-beres. Suami tidak sempat dilayani. “Capek deh!”, alasan yang masuk akal. Ibarat sudah jatuh tertimpa genting, wanita berat mengandung dan melahirkan anak, juga wajib taat kepada suaminya. Sementara suaminya tidak perlu taat kepada istrinya. </span></span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Urusan rutinitas rumah tangga menjadi kacau balau karena semua bertukar peran. Peran suami sebagai pencari nafkah digantikan istri, karena lahan pekerjaan buat para suami diambil perempuan. Suami mengurus rumah, istri mencari nafkah. Bila urusan resiko dapur tak terpenuhi lelaki melenggang pergi, wanita disisakan anak yang harus diurus dan dikasih makan. Wanita menggungat cerai sampai ke pengadilan, tapi ucapan talak hanya sah bila keluar dari mulut lelaki. Sah tidaknya talak terletak di tangan suami bukan di tangan istri. </span></span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Sudahlah, capek mengurus rumah tangga lebih baik saya beribadah sebulan penuh, kata para wanita. Taqarrub mendekatkan diri dengan dzikir dan shalat. Hal itu pun tidak bisa dilakukan, karena wanita diharamkan shalat bila kedatangan tamu bulanan. Dia pun tidak dizinkan Islam untuk melakukan ritual ibadah lain selama empat puluh hari karena menunggu nifas sehabis melahirkan. Kalau mengingat semua itu wanita muslimah yang tidak berilmu semakin menyimpulkan bahwa Islam milik dunia laki-laki, Islam tidak berpihak kepada perempuan.</span></span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Ada juga seorang wanita yang sudah lumayan ilmu agamanya karena sempat sekolah sampai tingkat ‘Aliyah. Dengan bersemangat bertanya, “ Bisakah wanita masuk sorga melalui pintu jihad seperti lelaki padahal dia tidak diwajibkan memanggul senjata? “ Kapan wanita memperolah pahala syahid seperti laki-laki? Pertanyaan yang bagus bagi seorang wanita calon mujahidah.</span></span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Segala sesuatu harus seimbang,termasuk informasi.Harus </span><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><i>Balance</i></span><span style="font-family: Times New Roman,serif;">, seimbang. Tidak boleh sepotong-spotong. Tidak</span><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><i> fair</i></span><span style="font-family: Times New Roman,serif;"> bila kita tahu sepotong lalu kita menyimpulkan bahwa Islam tidak adil. Betulkan Islam sangat merendahkan wanita? Jawabannya harus menyeluruh dan ditinjau dari berbagai aspek. Kalau saya memaparkan kenyataan sulit wanita, maka agar seimbang tengoklah keuntungan dan kelebihan wanita. </span></span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Kenapa wanita harus menutup auratnya? Jawabannya simpel saja, karena Islam sangat menghormati dan memuliakan wanita. Wanita itu mahal, tidak sembarang orang bisa memiliki barang mahal . Hanya emas dan berlian yang mahal disimpan di dalam lemari besi, lalu diletakkan dengan hati-hati dalam kotak besi pula. Diberinya alas dan berselimut beludru halus, lalu dikunci gembok dari dalam dan dari luar. Perhiasan mahal hanya dikeluarkan bila ada acara-acara penting. Menikahinyapun harus dibeli dengan mahar karena tempatnya terhormat yakni sebagai ibu yang melahirkan dan menyusui. Laki-laki tidak bisa.</span></span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Barang murah tidak perlu dibungkus dengan baik. Lihatlah besi rongsokan di pasar Jatayu. Digeletakkan begitu saja. Setiap orang boleh melihat dan memegangnya, boleh menawarnya dan kalau tidak suka tak usah beli. Tinggalkan begitu saja. Itulah barang murah. Wanita bukan barang murah, dia barang mahal yang tidak boleh dipertontonkan sembarangan dan ditinggalkan begitu saja..</span></span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: Times New Roman,serif; font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;">Mengapa wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki? Cobalah tengok sudut pandang yang lain. Anak lelaki harus bertanggung jawab terhadap istrinya, terhadap anaknya yang laki dan perempuan, terhadap ibunya , dan tehadap saudara perempuannya. Seorang lelaki bertanggung jawab terhadap 4 perempuan: istrinya, ibunya, anaknya, dan saudara perempuannya. Kalau ingat demikian seharunya laki-laki mendapatkan 4 bagian lebih besar daripada perempuan. Dengan kata lain, betapa Islam sangat melindungi dan menghormati wanita. Bayangkan seorang wanita dalam Islam dilindungiya dan dipenuhi haknya oleh oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.</span>Lebih dari itu harta wanita akan menjadi miliknya dan tidak perlu diserahkan kepada suami sementara harta suami adalah milik bersama. Harta istri milik sendiri. Jadi itulah keadilan yang ditetapkan Allah untuk manusia. Masih tetap <i>ngeyel</i>?</span></div><div class="western" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in;"> <span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div class="western"><span style="font-size: small;"> Kapan kesempatan wanita mati syahid bila tidak berkesempatan berjihad berperang di jalan Allah yang seperti laki-laki? Allah maha adil, laki-laki dan perempuan sama saja di mata Allah yang mebedakan hanyalah taqwanya<i>. Inna akromakukm ‘indallohi ats qookum,</i> sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu bukan bangsa dan suku, bukan pria atau wanita, tapi semua suku, semua pria dan wanita yang paling bertaqwa. Tahukah hadirin wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia mengandung dan setiap detik-detik melahirkan, mereka didoakan oleh seluruh mahluk. Kemudian, tahukah jika wanita mu’minat meninggal karena melahirkan matinya syahid dan surga sudah menantinya.<br />
<br />
Dalah riwayat yang sahih, seorang Wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu mana saja yang disukainya cukup dengan 4 Syarat saja, yaitu : Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.<br />
<br />
Seorang lelaki wajib berjihad di jalan Allah, sementara bagi wanita jika taat kepada suami serta menunaikan tanggung jawabnya kepada Allah SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad di jalanAllah tanpa perlu mengangkat senjata. </span></div><div class="western"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="western"><span style="font-size: small;">Wanita dijajah pria bukan saatnya...!</span></div><div class="western"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="western"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="western"> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-29321846635711920052011-04-10T22:34:00.001-07:002011-04-10T23:11:31.701-07:00Pencemooh Tak Pernah Belajar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUsSOcGCoE75IT6Jv-_gW_SKRUqCYjUCltVRWCKoD7ziR5iQne-JJK-N2fuC1oHG29YZ17gupJXcdi37ZcJLXWrJVPzYMl4VF9z1spB0aMBm7f9A666AGG522ICC_X2ySmGoyW2-C16W4/s1600/complet+moal+baleg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUsSOcGCoE75IT6Jv-_gW_SKRUqCYjUCltVRWCKoD7ziR5iQne-JJK-N2fuC1oHG29YZ17gupJXcdi37ZcJLXWrJVPzYMl4VF9z1spB0aMBm7f9A666AGG522ICC_X2ySmGoyW2-C16W4/s320/complet+moal+baleg.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnUIJvB0tAHDkPIbXb6znZsYVMC0hcmBh0WdCjcB_98Xit9gdaeCU_3SwdcxXi6jS0jd6H2bhox7HFoGau37fGa3usMnCw9KK13PeJ9twst82R1peucs-bybdBFtZFNrtoWwifzsomUEk/s1600/complet+moal+baleg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Saya menyesal mengikuti meeting organisasi malam lalu. Namun, teman saya mengaku banyak mendapatkan inspirasi dari rapat itu. Saya tegaskan lagi betapa tidak menariknya rapat tadi malam dengan berbagai argumen. Yang intinya menyesal lagi karena mengikuti rapat itu sampai selesai. “Tak ada hal baru, saya hampir mengantuk. Yang ada hanya debat kusir lagi, debat kusir lagi. .Ide yang saya presentasikan pun sebenarnya ide usang yang kupoles lagi,” kata saya pesimis. 'Kalau kamu tidak yakin dengan idemu kenapa kau presentasikan?” kata temen saya. Iya sich.....(jawabku dalam hati).<br />
<br />
Lalu saya menghantam lagi membabi buta, “Tapi ini betul-betul debat kusir yang topiknya sama dengan 3 tahun lalu., ini hanya giliran pidato. Semua ingin menuju ke satu titik tapi bagaimana caranya. Ibarat rapat para tikus mengusir kucing. Idenya bagus-bagus, tapi siapa eksekutornya. Ganti dong acaranya menjadi ‘rapat omdo', rapat omong doang” kata saya asal cuap.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
Teman saya yang lebih bijak mejelaskan, kultur di organisi kita kita memang begitu, lebih-lebih para pinisepuhnya. Beraninya cuma punya ide, tak bisa melaksanakan. “Namun, bersyukurlah ada ide, berarti ada kepedulian” hibur temen saya. “Ide tadi malam bagus-bagus, presentasimu menarik, ayo kita realisasikan.!”. Dia memberi semangat. Saya hanya terdiam. Bingung. Adapun saya, kalau sudah dipuji oleh yang lainnya ya, tidak bisa mencemooh lagi. Dipuji, itu caranya agar saya diam.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Pencemooh merusak silaturahmi, tapi tidak membuat perubahan”, kata temen saya lagi dengan tidak bermaksud bercanda. Jangan pernah berkata “Tentu aja dia naik pangkat, rajin jilat pantat sich...!” (mencemooh orang lain). Atau “Orang tua gue asal-asalan nyekolahin gue, makanya gue jadi kaya gini sekarang” (mencemooh diri sendiri). "7 Habits"-nya Steven Covey? Itu kan buatan Amerika, mana bisa berlaku di sini. (mencemooh prestasi orang lain). Pencemooh hanya membenarkan dirinya dengan menilai jelek usaha orang lain tanpa pernah belajar dari hal itu. Jika hal ini diteruskan, maka kamu semakin bodoh karena tidak pernah belajar dari orang lain”. Pencemooh tidak melihat kelebihan orang lain, yang tampak hanya kejelekan. “Jangan mau jadi pencemooh!” katanya menegaskan. Saya semakin menunduk. Malu.<br />
<br />
</span> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-58145562400395609082011-04-06T06:16:00.001-07:002011-04-07T15:49:22.613-07:004 Sempalan Islam di Indonesia (dan Dunia)<link href="file:///C:%5CWINDOWS%5CTEMP%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CWINDOWS%5CTEMP%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CWINDOWS%5CTEMP%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:.5in;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:0in;
margin-left:.5in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:0in;
margin-left:.5in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:.5in;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page WordSection1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.WordSection1
{page:WordSection1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1772432550;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1874198746 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal">Menurut hadits, ummat Islam bakal terpecah menjadi 73 golongan. Saya hanya akan memuat 4 golongan saja dari 73 tersebut. Golongan itu ialah:</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -0.25in;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Golongan PRAGMATIS, golongan terbesar dari 86% penduduk Indonesia. Cirinya: mereka melaksanakan agama kalau mereka merasa agama bermanfaat dan masuk akal. Mereka beribadah kalau ada maunya , siapa tahu dengan shalat, zakat, puasa rizki mereka tambah banyak, fisik mereka lebih sehat. Concern mereka adalah manfaat-madharat.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Kalau kepada mereka ditanyakan apakah mereka percaya dengan hari pembalasan, mereka akan menjawab ya, tapi dalam kehidupan sehari-harinya mereka menunjukkan ketidakyakinannya akan hari akhir. Mereka kurang percaya akan pahala dan siksa, mereka lebih percaya manfaat dan madarat di dunia. Mereka akan mudah meninggalkan shalat karena mereka tidak mengerti manfaat sahalat. Mereka tidak akan berpuasa kecuali manfaat puasa dirasakan lebih baik, sebagai detoksifikasi, pembuangan racun. Hadits yang mereka sukai “<i>Khirunn nasi, man yan faun nas</i>”, sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat. Mereka akan meninggalkan rukun Islam yang lima bila tidak dirasakan manfaatnya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Golongan RITUALIS, golongan ini tidak mau berislam hanya sebagai identitas di KTP. Mereka ingin semua orang tahu dia beragama Islam. Hobby mereka adalah meritualkan (mengupacarakan) semua ibadah. Menurut ulama mereka ibadah itu ada dua:<i> mahdhoh</i> dan <i>ghair mahdhoh</i>. Ibadah mahdhoh adalah ibadah yang berhubungan dengan Allah dan tatacaranya sudah baku dan rinci, sedang kan yang ghair mahdhoh adalah ibadah tatacaracnya tidak dirincikan dalam Qur’an maupun hadits, diserahkan kepada manusia begitu saja. Nah, kaum ritulais meng-upacarakan semuanya tak peduli mahdhoh ataupun ghair mahdoh. Mereka akan men-gupacarakan dari mulai kehamilan manusia, tujuh bulan, kelahiran, sampai kematiannya. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Dalil yang paling mereka sukai adalah: “<i>Yaa ayyuhalladzina amanuu dzkurullaaha dzikran katsiira</i>” wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kamu dengan dizkir yang sebanyak-banyaknya. Mereka senang sekali dengan amalan-amalan yang banyak tak peduli itu sunnah atau bid’ah. Concern mereka adalah pahala-dosa atau pahala-siksa. Merekalah yang membacakan shalawat keras-keras lewat speaker mesjid mereka. Merekalah yang shalat sunnatnya panjang dan banyak. Merekalah yang menyemarakkan hari-hari besar Islam seperti <i>rajaban</i> dan <i>muludan.</i></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Golongan PURITANIS, golongan ini berasal dari kata “pure” artinya murni. Dalam beribadah mereka tidak ingin menambahkan atau mengurangi. Ibarat motor baru yang baru keluar dari dealer, mereka suka yang orisinal. Kebalikan dari kaum RITUALIS yang suka memodifikasi motor tersebut sampai hilang orisinalnya. Concern mereka adalah: Sunnah atau bid’ah. Segala sesuatu yang tidak ada contohnya dari Rasul mereka tolak. Merekalah pengusung kemurnian dalam beragama dengan bukti kajian-kajian ulumul haditsnya yang lengkap dan ilmiah. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Sikap mereka terhadap Al Qur’an, mereka membacanya, menghafalkannya, mengkhatamkannya, bahkan melombakan di pentas nasional. Urusan makna isi yang mereka baca dan amal urusan belakangan, karena dengan membacanya saja sudah berpahala.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Hadits yang paling mereka sukai adalah: “<i>Man ‘amila ‘amalan laysa bihi amrunaa, fahua bid’ah, fal bid’atu fahua dolaalah, faddolaaatu finnar</i>”, barang siapa berbuat amal tidak ada perintahnya, maka itu adalah bid’ah, setiap bid’ah berarti kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. Persamaan kaum ritualis dan puritanis adalah sama-sam merasa golongannya paling benar. Mereka akan mudah mengkafirkan satu kelompok terhadap lainnya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Ketiga kelompok itu Pragmatis, Puritanis, Ritualis, ada di tengah-tehaghkita dan ada di jemaah mesjid ini. Mereka beragam dalam tatacara beribadah tapi seragam dalam kesatuan <i>ulil amri</i> alias pemerintahaan dan penguasa yang ada. Meskipun ada bara terpendam diantara mereka , tapi untuk sementara mereka bisa dipersatukan dalam wadah Bhineka Tunggal Ika </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Golongan ESENSIALIS, golongan ini terbagi dua: FUNDAMENTALIS dan LIBERALIS. Golongan ini merasa dirinya lebih pintar ketimbang golongan-lainnya. Kaum Fundamentalis memandang bahwa agama Islam adalah sebuah sistem hdup yang sempurna yang lebih tinggi daripada sistem hidup lainnya. Islam adalah “way of life” cara hdiup dan cara pandang manusia yang harus “<i>liyudzhirahu ‘aladdini kulihi</i>”, harus dimenangkan atas ideologi-ideologi lainnya. Dalil yang paling mereka sukai adalah “<i>Faman lam yahlum bimaa andzallahu fa’ulaaika humul kaafirun, fa-ulaika humul dzolimun, dst”. </i>Barangsipa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka termasuk golongan kafir, dzolim, dsb.<i><br />
</i></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Kaum LIBERALIS sangat memperhatikan kepada pemikiran-pemikiran yang jernih. Mereka mengklaim bahwa merekalah penafsir ajaran Islam terkini yang paling kontesktual dan sejalan dengan zaman. Seperti kaum puritanis mereka suka dengan kajian ilmiah dan pemikiran yang menghasilakn statemen-statemen baru yang disesuaikan idengan isu kekinian seperti HAM, kesetaraan gender, hak minoritas, toleransi beragama dsb. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Persamaan kaum LIBERALIS dengan FUNDAMENTALIS terletak pada <i>concern </i>mereka kepada 'isi' bukan cangkang. Mendahulukan esensi ketimbang cangkang dan simbol. Mereka tidak menyukai simbol-simbol, bahkan mereka memandang bahwa shalat, puasa, haji adalah simbol-simbol yang kurang penting. Yang penting adalah esensi dari simbol-simbol tersebut. Dalil yang paling mereka sukai adalah: “<i>U’budullaha hatta ta’tiyakal yaqin</i>”. Beribadahlah kamu sampai datang keyakinan itu. Bila sudah datang esensi (keyakinan) maka tidak perlu beribadah lagi. Esensi puasa adalah Taqwa. Ciri orang taqwa ada di surat Al baqarah, beriman kepada yg gaib, mendirikan shalat, menafkahkan rizki, bila semua sudah dilaksanakan tak perlu shalat lagi. Esensi shalat adalah mengingat Allah, dan itu bisa digantikan dengan rapat-rapat strategi jihad yang panjang yang meninggalkan shalat mereka.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">****</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Pasti Anda bertanya: termasuk salah satu kelompok mana atau gabungan kelompok yang mana? </div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-1586015842038628962011-04-05T22:19:00.000-07:002011-04-05T22:20:46.986-07:00Analisis Gaya Bahasa Hilman 'Lupus'<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-4Ty-49Bxv_X_HyqwcoaNH_XG7uLx1UXXgFd1nmUgDL70KBZLof0HFRQLPkcsXfVech79fQzO1nlkKxusCv2EOJCv-yX0CBwUL3-kq256mRjisPFChrdOt8AQTM1CVd0wxCWKSg2gK-M/s1600/hilman.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-4Ty-49Bxv_X_HyqwcoaNH_XG7uLx1UXXgFd1nmUgDL70KBZLof0HFRQLPkcsXfVech79fQzO1nlkKxusCv2EOJCv-yX0CBwUL3-kq256mRjisPFChrdOt8AQTM1CVd0wxCWKSg2gK-M/s1600/hilman.jpeg" /></a></div><br />
Remaja angkatan '80 an macam aku nee, pasti jadi penggemar berat Si Hilman Lupus. Dulu aku tergokil-gokil sama dia, dan membuatku ingin jadi penulis. Sayangnya, gaya bahasa dia yang dianggap 'sastra' pinggiran, atau malah bukan bukan sastra tidak masuk dalam pelajaran sekolah. Padahal saat itu juga aku belajar tentang gaya bahasa sastra semacam angkatan Pujangga Baru. Gak usah panjang lebar, langsung aja ker Te Ka Pe...!<br />
<br />
<br />
“<i>Sekolah mereka terpisah. Sekolah Lupus dekat <span style="color: red;">lapangan sepakbola</span>, sedangkan sekolah Lulu dekat orang <span style="color: red;">jualan bola</span></i>.”<br />
<span style="color: blue;"><u><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Repetisi&action=edit&redlink=1">Repetisi</a></u></span>: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat. <br />
<span style="color: blue;"><u><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi&action=edit&redlink=1">Asosiasi</a></u></span>: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. <br />
<br />
<br />
***<br />
<br />
<br />
“<i>Buku-bukunya<span style="color: red;"> laris</span> kayak roti isi <span style="color: red;">kismis</span></i>”<br />
<span style="color: blue;"><u><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sigmatisme&action=edit&redlink=1">Sigmatisme</a></u></span>: Pengulangan bunyi "<i>s</i>" untuk efek tertentu. <br />
<br />
<br />
***<br />
<br />
<br />
“<i>Bocah imut (<span style="color: red;">item mutlak</span>)”</i><br />
<span style="color: blue;"><u><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Satire">Satire</a></u></span>: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. <br />
<br />
<br />
***<br />
<br />
<br />
“<i>Sewaktu mereka diminta mengirimkan foto mereka menolak dengan alasan mereka pemalu dan tidak suka dipublikasikan, “Kasihan, nanti orang lain pada </i><span style="color: red;"><i>minder karena kalah ganteng</i></span><i>” begitu kilah mereka.”</i><br />
<span style="color: blue;"><u><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ironi"><span style="font-style: normal;">Ironi</span></a></u></span><span style="font-style: normal;">: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. </span> <br />
<div style="font-style: normal;"><br />
</div>***<br />
<br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">“<i>Hampir seluruh pelosok Indonesia pernah disusupi beliau. Berbeda dengan </i><span style="color: blue;"><span style="color: black;"><i><span style="text-decoration: none;">anangku </span></i></span></span><i>yang anti olahraga air, beliau ini adalah penggemar diving. Dan menggeluti bidang fotografi underwater. </i><span style="color: red;"><i>Mohon dicermati, underwater, bukan underwear.”</i></span></div><span style="color: blue;"><u><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koreksio&action=edit&redlink=1"><span style="font-style: normal;">Koreksio</span></a></u></span><span style="color: #ff6600;"><span style="font-style: normal;">: </span></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;">Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya. </span></span> <br />
<div style="font-style: normal; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;">SEKIAN DULU, nanti bersambung....!</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-37253156055890945992011-04-04T23:28:00.000-07:002011-04-10T23:12:46.757-07:00Lagi Ingin Baca Paragraf Orang Lain<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjroXoqNpu8dJyeBTbeYOgW28Obt9X9-Ycl7HAoBHWGjfbCTnDjpynEwG2AsQsy7PFojDYb3JYkfW1KoR0dBFwgYtEhdGmGqFdCt6KGFFdshxdQc7uJr05U0phaSiIm-Y_T6CThGYKTlSA/s1600/Masih+Lemah+kalau+cuma+satu+jago.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjroXoqNpu8dJyeBTbeYOgW28Obt9X9-Ycl7HAoBHWGjfbCTnDjpynEwG2AsQsy7PFojDYb3JYkfW1KoR0dBFwgYtEhdGmGqFdCt6KGFFdshxdQc7uJr05U0phaSiIm-Y_T6CThGYKTlSA/s320/Masih+Lemah+kalau+cuma+satu+jago.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3iI-WF_ZRjOaet2LRoHIkPexl9qBNlwS1WJUscsbX-LZ8cm2Fjqi4nOkvqmOBqsb7qtuKbbjaBxPibmbpBh77udbiFmgVRqOk3NnGQ0_6scVWLMvlzwph84N-Xk-l-ffXbxpoboW7F4A/s1600/Complain+doesnt+stop.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><span style="font-size: small;">Saya membaca paragraf yang entah siapa penulisnya. Jadi mohon maaf bagi yang suka tulisan saya yang orisinal (GR ), nggak dulu la ya..! Baca aja dialog Murid Garing dan Ustadznya di bawah ini:</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><br />
<div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing:</b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"> Wah, Pak Ustadz, Bapak Anu yang penjahat, eh </span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><i>sorry</i></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">, penjabat, yang kerja di Departmen Hantu, hebat ya, punya mobil Mercy, kebun sawit dimana-mana, anak-anaknya pada sekolah di sekolah mahal. Jangan-jangan beliau korupsi ya?<a name='more'></a><br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Ustadz Ucok: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">(sambil tersenyum bijaksana, mengangguk-angguk takzim, dan mengelus-elus dagu ;-) ) Sabar, Dik. Kita harus berprasangka baik. Sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa (Al Hujurat [49]:12). Siapa tahu beliau dapat warisan.<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Emangnya banyak penjabat dapet warisan ya? Kok pada kaya-kaya, jarang ada yang bersahaja seperti Rasul saw atau Umar bin Khaththab ra? Kagak kasian sama rakyatnye?<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Ustadz Ucok: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Wah, itu tergantung pada pribadi masing-masing. Rezeki masing-masing dan urusan masing-masing atuh.<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing:</b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"> Ustadz ini udah kayak artis aja, semua-mua pake "Tergantung pada pribadi masing-masing. " Kayaknya udah tertular virus liberalisme nih.<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Ustadz Ucok: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Yah, Ustadz juga </span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><i>rocker</i></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">, eh... maksudnya manusia. Yang penting kita nggak boleh iri terhadap rezeki orang lain. "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain." (An Nisa [4]:32)<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Ayat itu kan ada lanjutannya, Ustadz. "... bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita ada bahagian dari apa yang mereka usahakan." Kalau usaha-nya hasil korup...<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Ustadz Ucok: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">(memotong).. . ya ada bagiannya juga. Sudahlah, ngapain ngurusin orang lain. Hisablah dirimu sendiri. Jagalah hati... jagalah hati...<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. " (Al Anfal [8]:25). Menurut Tafsir Al Mishbah, sendi-sendi bangunan masyarakat akan melemah bila kontrol sosial melemah. Akibatnya, akibat kesalahan tidak menimpa hanya kepada yang bersalah: si Polan yang membuang sampah ke sungai, si Pokir yang terkena banjirnya. :-)<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Ustadz Ucok: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Bener juga, nih. Kalau kebanyakan menjaga hati saja dan kagak berani mengubah yang salah, itu tanda orang yang beriman lemah. Lebih baik bersuara, dan paling baik bertindak.<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Gitu dong, Stadz. </span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><i>By the way</i></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">, kenapa nggak kita teliti dulu kasus Bapak Anu, penjabat yang kaya raya tadi? Apa beliau bisa membuktikan bahwa hartanya bukan hasil korupsi, atau memakai pembuktian terbalik, bukannya cuma pakai azas praduga tidak bersalah? Kalau memang beliau dapat warisan, apa bisa beliau juga membuktikan bahwa orang tuanya dulu itu juga kaya raya, dan bayar pajak, dan bukannye penjabat juga?<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Ustadz Ucok: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">Ssssst... Jangan banyak cincong, Ring. Sini ana bisikin dah... Ana nggak enak atuh, soalnye waktu ana naek haji yang kesekian kalinya, Bapak Anu itu yang ngongkosin. ONH Plus lagi!<br />
</span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;"><b>Murid Garing: </b></span><span style="font-family: sans-serif,Times New Roman;">.... (pingsan) ... </span> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-56367620592571700102011-04-03T07:20:00.000-07:002011-04-03T07:27:45.128-07:00Logika Sederhana Mengapa Ada Orang Berkorban Demi Agamanya?<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjHrwv7oBxhLLDRKQ3-vGc6FFxseACnAhiH1jHVgwwmqy4FpIEyOXPjpjyKWx8WBiGRgxEBdWX814w0QBmbo51kYlKk2IN3OHdEnb_HSxvGy7h9pehbXaLqXL4bAGZicQSunCQre0SSso/s400/monk.jpg" /><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> </span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Karakteristik zaman modern adalah segala sesuatu untuk manusia atau humanisme, termasuk agama untuk manusia. Kebalikannya dengan pandangan tradisional, manusia untuk agama. Mereka mengatakan, dalam penafsiran klasik terhadap agama, kedudukan manusia lebih rendah dari agama dan akidah. Dengan dasar ini, manusia berkhidmat, melayani agama. Olehkarena itu jiwa manusia menjadi seperti tidak bernilai, serta dengan mudah mereka akan mengorbankan jiwanya demi agama. Adapun di masa modern, manusia menempatkan dirinya lebih tinggi dari agama, dan ini berarti bahwa manusia tidak mengorbankan diri demi agama dan membunuh seseorang atas nama agama. </span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Kali ini saya tidak akan membahas lebih jauh tentang perbedaan pemahaman klasik dan modern di atas. Juga tidak bermaksud melegitimasi kekerasan atas nama agama.Yang akan aya paparkan sederhana saja yakni mengapa manusia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi sesuatu yang dianggap bernilai. Terlepas dari pro dan kontra,yang dianggap paling bernilai dihadapan manusia dalam kasus yang diangkat adalah agama.</span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Sebagian orang dapat menerima secara rasional bahwa kehadiran agama untuk manusia dan menjamin kemashlahatan manusia, dengan demikian segala bentuk pengorbanan di jalan agama memiliki makna yang sangat berarti. Jika masyarakat ingin memperoleh kemashlahatan ini, maka harus berpegang pada agama dan mereka mesti menjaga agamanya dengan segenap kemampuan walaupun dengan mengorbankan jiwanya. Yang pasti apa yang telah dikorbankan untuk agama tidak berarti jika dibandingkan dengan manfaat abadi yang diraihnya. </span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Juga, bagaimana logika seseorang yang membela mati-matian pemimpinnya (pasang badan) demi pemimpinnya. Salah satu fungsi komandan pasukan dalam medan perang adalah menjaga keselamatan jiwa kelompoknya dan menyelamatkan mereka dari serangan dan kepungan musuh. Jika komandan ini tidak ada, maka pasukannya akan banyak yang terbunuh. Namun, seorang komandan mampu menyelamatkan semua atau sebagian dari mereka. Untuk menyelamatkan mayoritas anggota-angota kelompok maka komandan harus terjaga. Dari sini menjadi rasional bahwa sebagian anggota pasukan akan mengorbankan diri demi menjaga dan menyelamatkan sebagian anggota pasukan dan seluruh anggota pasukan bertanggung jawab menjaga komandan pasukan serta rela terbunuh lebih awal demi keselamatan jiwa komandan. Memang benar bahwa seorang komandan bertujuan menyelamatkan seluruh anggota pasukannya, bukan sebaliknya. Namun untuk terealisasikan fungsi komandan ini terkadang dibutuhkan pengorbanan beberapa anggota pasukan demi keselamatan jiwa komandan, supaya dengan keberadaan komandan keselamatan semua pasukan menjadi terjamin. </span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> *******</span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> Masuk akal pula bila segala pengorbanan dan kesetiaan di jalan agama sesungguhnya untuk menjamin maslahat-maslahat manusia. Kelanggengan agama ini dapat menjamin maslahat-maslahat mereka. Dorongan pengorbanan diri<i> martirdom</i> atau mati syahid (<i>syahadah</i>) dalam agama bukan bermakna merendahkan nilai dan harga jiwa manusia, akan tetapi lebih didasari atas tujuan yang lebih berarti dan diyakini lebih abadi (kehidupan yang lebih baik setelah kematian di dunia ini).</span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-40838029025578205062011-04-02T15:25:00.000-07:002011-04-02T15:27:13.820-07:00Akibat Tidak Pandai Bersyukur<img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiraVyvguU1MEkxRhB9aBQlXxP61RwmhyphenhyphenBCl9Vn7kG_SQIbmOUVRs__0axXlWplazy-YVUIqF7-G6YtzfYhCgmOALEzCW1jSuJWc-ELy5q0Rvm4Lj10tdpiyAe6wNLYBrTxVd-tuSVaZB4m/s400/zimbabwe-cash-inflation.jpg" /><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><i><span style="font-size: 12pt;"></span></i><span style="font-size: 12pt;">Yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. <i>Rumput tetangga kelihatan lebih hijau dari pada rumput di pekarangan sendiri.</i> Orang lain selalu lebih beruntung daripada kita. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, lebih kaya dari pada saya. <a name='more'></a> Karena senantiasa membanding-bandingkan muncullah perasaan selalu kurang. Wujud dari perasaan itu tercermin dari roman muka dan perkataan. Muka masam raut kusut, ucapan yang keluar hanya keluhan dan makian. Kalaupun tidak mengeluh dia kan menyalahkan lingkungan. Selalu menyesali memaki diri sendiri menimbulkan ketidak percayaan diri. Ketidak-percayan diri akan bermuara pada menghina diri sendiri. Apalagi yang bisa diharapkan dari orang semacam ini? Kepada dirinya sendiri dia tidak hormat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-size: 12pt;">Rentetan adzab selanjutnya yang diakibatkan oleh ingkar atas nikmat yang dimiliki diri sendiri adalah tertutupnya potensi-potensi yang baik dan munculnya sifat-sifat jelek. Sikap membanding-bandingkan hal yang tak pantas dibandingkan akan memunculkan pribadi hasad, iri dengki, dan tidak pernah puas. Memang, patut diingat, ada hal-hal lain yang boleh bahkan harus dibandingkan-bandingkan yaitu iman, ilmu dan amal shalih. Kepada ketiga hal ini kita tidak boleh kalah daripada kebanyakan orang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span class="uistorymessage"><span style="font-size: 12pt;">Orang yang tidak bersyukur sebenarnya sedang mengaktifkan kelemahan sekaligus kejelekan. Cobalah tengok sikap seperti hasad, mengeluh, iri dengki. Semua penyakit ini hanya hinggap kepada orang yang tidak pandai bersyukur. Orang yang kufur nikmat sekaligus juga sedang menutupi potensi-potensi baik – yang seharusnya dia kembangkan- tetapi karena hasad dan suka mengeluh potensi-potensi baik itu tidak muncul. Yang muncul dan terlihat orang lain malah pribadi yang lemah dan tidak pantas diperhitungkan. Ketika berdagang dia tidak ramah kepada pelanggan sampai bangkrut dagangannya. Ketika menjadi pegawai dia menjadi penghasut bagi rekan kerjanya sampai dipecat dari pekerjaanyaa. Ketika menjadi pejabat, dia bukan fokus kepada pelayanan kepada masyarakat melainkan fokus kepada kesempatan menumpuk harta, sampai akhirnya diciduk KPK dan masuk penjara. Ketika menjadi kepala keluarga dia fokus kepada peningkatan harta bukan kepada keharmonisan keluarga. Itulah janji Allah bagi yang ingkar nikmat “</span></span>" <i><span style="font-size: 12pt;">…..Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku</span></i><span style="font-size: 12pt;"> “<span class="uistorymessage"><i> </i>(QS14 :7 )<i> .</i> Semoga kita termasuk yang pandai bersyukur dan dijauhkan dari perilaku kufur nikmat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-37040608606037394982011-04-01T02:48:00.000-07:002011-04-01T02:48:24.532-07:00Mengapa Jawa dikalahkan Belanda?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiImvM_gO430IaRzw0acQsY1TXVCsSu5Q9B45wF5D7zwLFJh_DzNVKIPgEDdKugUOQc597-lEeRZFeyQh9z0xcvqeHvJ_vulams5jwMGBqEVhlCyt_i55hoZL4N9qLGgKAI_f8NJBoGWvc/s1600/jawa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiImvM_gO430IaRzw0acQsY1TXVCsSu5Q9B45wF5D7zwLFJh_DzNVKIPgEDdKugUOQc597-lEeRZFeyQh9z0xcvqeHvJ_vulams5jwMGBqEVhlCyt_i55hoZL4N9qLGgKAI_f8NJBoGWvc/s320/jawa.jpg" width="320" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Saya suka mencatut alinea yang menurut saya sangat inspiratif. Salahsatunya dari buku Rumah Kaca-nya Pramudya Ananta Toer. Mingke – Sang tokoh utama- membahas tentang mengapa Jawa dikalahkan Belanda? Inilah paragraf tersebut:</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;"> “Karena bangsa ini mempunyai watak selalu mencari kesamaan-kesamaan, keselarasan, melupakan perbedaan untuk menghindari bentrokan sosial. Dia tunduk dan taat pada ini sampai kadang tak ada batasnya. Akhirnya dalam perkembangannya yang sering, ia terjatuh pada satu kompromi ke kompromi yang lain dan kehilangan prinsip-prinsip. Ia lebih suka penyesuaian daripada cekcok urusan prinsip”.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Korupsi adalah kesalahan individu dan komunal yang prinsip. Mengapa? karena dampak korupsi yang besar, tanah air yang kaya raya tapi penduduknya sengsara. Korupsi telah menguasai mesin-mesin publik dan orang percaya bahwa sudah seharusnya begitu. Daripada bentrok individu atau bahkan sosial lebih baik 'berdamai'. Menghindari konflik tapi melepaskan prinsip. Secara sosial, jaringan korupsi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan—dari urusan kelahiran hingga kematian—telah mendikte cara bertindak warga negara. Warga yang tidak setuju kepada permainan korup bersiap siap menghadapi konflik dengan saudaranya sendiri.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dalam situasi seperti di atas, korupsi merupakan pilihan ”rasional” untuk menghindari konflik yang bikin gerah.. Harto, sopir, membuat perhitungan sangat rasional ketika memilih membayar calo dan memberi suap untuk menyeberangkan truknya dari Merak ke Bakauheni (Kompas, 28/2). Mendahulukan kompromi daripada prinsip.Logika ini berlaku juga pada petugas yang memungut pungli. Celakanya, pilihan yang secara individual rasional ini secara kolektif sangat tidak rasional dan merugikan semua orang. Berawal dari kompromi sosial menuju jebakan sosial, akhirnya keterpurukan sosial bersama.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ronggowarsito dengan tepat menggambarkannya: zamane zaman edan, yen ora ngedan ora keduman ’zamannya zaman gila, kalau tidak ikut gila tidak kebagian’. Inilah stable but inefficient equilibrium: suatu keseimbangan yang stabil, tetapi tidak efisien. Situasi yang kelihatan diluar megah tapi keropos di dalam. Namun, nalar bangsa Indonesia yang sangat elastis, akomodatif, dan kompromistif itu menemukan justifikasi: demi menghinkonflik yang lebih besar. Itulah kalau tidak memegang prinsip: alih-alih menghindari konflik malah terjadi keterpurukan tanpa kesudahan. Ibarat terseret jatuh kejurang yang dalam, bangsa ini tak pernah meraih akar pegangan yang kuat. </span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">****</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Sekali lagi, bangsa ini terjatuh pada satu kompromi ke kompromi yang lain, demikan terus menerus,sampai ke titik kehilangan prinsip-prinsip. Bangsa ini lebih suka penyesuaian daripada cekcok urusan prinsip.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-83176749024952957912011-04-01T01:13:00.000-07:002011-04-01T01:23:51.305-07:00Dementor, sang Penyedot Semangat<div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzbUq-eyrbBVF5e_rizFR9dnr74TG7Q_rLqAu6tlwlbns7kzm-hrTAeLBMiH2QW0wLWeJ-XIDrr2zDiQLQwlUrznBYRXIxRFLBDl8wUObMfuTMwJm1b-OeF35kZ2gvzApsJFKhKQGW2-o/s1600/my_first_haircut_01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzbUq-eyrbBVF5e_rizFR9dnr74TG7Q_rLqAu6tlwlbns7kzm-hrTAeLBMiH2QW0wLWeJ-XIDrr2zDiQLQwlUrznBYRXIxRFLBDl8wUObMfuTMwJm1b-OeF35kZ2gvzApsJFKhKQGW2-o/s320/my_first_haircut_01.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">Saya teringat postingan teman dari milis tetangga yang isnpiratif. Penulisnya siapa, saya lupa. Simak aja tulisannya yang sudah saya edit agar lebih enak dibaca.</div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><br />
Buat para penggemar serial Harry Potter pasti tau tentang Dementor. Digambarkan oleh tokoh Lupin bahwa Dementor adalah… </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">“<i>Dementors are among the foulest creatures that walk this earth. They infest the darkest, filthiest places, they glory in decay and despair, they drain peace, hope, and happiness out of the air around them… Get too near a </i><i>Dementor</i><i> and every good feeling, every happy memory will be sucked out of you. If it can, the </i><i>Dementor</i><i> will feed on you long enough to reduce you to something like itself…soul-less and evil. You will be left with nothing but the worst experiences of your life.</i>” [<span style="color: blue;"><u><a href="http://harrypotter.wikia.com/wiki/Dementor" target="_blank">harry potter wikia</a></u></span>]</div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">Atau dengan kata lain, <b>Dementor</b><b> punya kemampuan menyedot semangat hidup manusia sampe bisa jadi putus asa. </b></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">Belakangan ini, saya menemukan bahwa ternyata Dementor bukan cuma ada dalam fiksi. Repotnya, Dementor di dunia nyata lebih sulit dikenali. Kalo di cerita Harry Potter Dementor muncul dalam sosok yang mengerikan, berkulit kelabu dengan jari-jari kurus seperti kerangka, di dunia nyata mereka tampil seperti orang biasa. Mereka bisa saja duduk di sebelah anda di kantin, berdiri di belakangmu waktu ngantri karcis busway, atau yang lebih serem lagi: duduk di balik pintu bertuliskan “BOSS”. </div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">Persis seperti dalam cerita Harry Potter, berdekatan dengan para Dementor bisa bikin anda tiba-tiba merasa suram, putus asa, hidup tiada guna, negara serasa mau bangkrut, kiamat seakan minggu depan,. Bekerja seperti gak ada gunanya, dsb dsb. Pada stadium lanjutan, infeksi Dementor bisa mengakibatkan timbulnya rasa curiga kalo orang lain berhasil, iri kalau melihat orang lain senang, bahkan terasa dorongan ingin menyabot sukses orang. Dengan kata lain, Dementor itu menular, dan dampak penularannya sangat merugikan. <b>Hati-hati!</b></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><b>Mengapa kita sebaiknya menhindari </b><b>Dementor</b><b>?</b><br />
Karena jarang ada orang yang suka mendegar keluhan, termasuk diri kita sendiri. Semakin banyak anda mengeluh, semakin anda benci dengan diri sendiri. Semakin anda benci dengan diri sendiri, anda semakin yakin bahwa diri anda nggak berguna. Semakin anda yakin dirimu tidak berguna, semakin tertutup jalan untuk hidup lebih baik. </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><b>Kenali </b><b>Dementor</b><b> sejak dini</b>!<br />
Penampilan boleh nipu, tapi Dementor sejati tidak pernah bisa menyembunyikan sifat aslinya. Ciri-ciri yang paling gampang dikenali adalah:</div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><b>1. Frekuensi curhat yang sangat tinggi, dengan topik masalah pribadi yang seolah penting banget untuk diketahui semua orang, dan tidak ada solusinya. </b></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">Yang paling mengganggu dari kebiasaan Dementor yang satu ini adalah, mereka bisa bikin sebuah acara ngumpul yang tadinya ’seru’ dan ‘hore’ jadi ngedrop dengan curhatan-curhatannya. </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><u>Contoh:</u><br />
“Eh si X baru beli Blackberry, lho!” kata seseorang<br />
“Oh ya, apa tipenya?” sambut yang lain antusias<br />
“BB Bold, kalo nggak salah”<br />
“BB?! Wah siap-siap aja tuh, kan fiturnya njelimet. Nih si Anu baru sebentar udah dijuual lagi… blablabla biasanya cuma buat sms dan nelpon mah gak usah BB an segala..… mana harga jualnya cepet jatuh… blablabla… mau beli lagi nggak ada duit… blablabla… apa-apa sekarang mahal… blablabla… gaji nggak naik-naik…”<br />
Pokoknya begitu si Dementor angkat bicara, semua yang hadir tiba-tiba merasa suntuk, lesu, nggak bergairah. Atau dengan kata lain, ya itu tadi: <u>ngedrop</u>. </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><b>2. </b><b>Dementor</b><b> selalu mampu melihat sisi jelek dari segala sesuatu, tidak peduli sebagus apapun keadaannya. </b><b><br />
</b><br />
Kalau mau dibilang sebagai ‘bakat’, memang kemampuan Dementor yang satu ini nggak dimiliki kebanyakan orang. Saat semua orang terkagum-kagum atas kehebatan sesuatu, para Dementor dengan kejelian yang luar biasa selalu mampu menemukan celanya. </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><u>Contoh:</u><br />
“Gue kemarin ketemu sama suaminya Ibu X. Ya ampun, orangnya ganteng sekali ya… udah gitu keliatannya baik, lagi.”<br />
“Iya, gue juga pernah ketemu. Dia juga setia, lho…”<br />
“Jangan lupa, pinter pulak. Kalo nggak salah dia lulusan terbaik waktu kuliah dulu.”<br />
“Pantesan karirnya juga bagus, ya. Sekarang posisinya sudah lumayan tinggi, kan?”<br />
“…kalau tidur pasti ngorok kaya babi,” kata sang Dementor merusak suasana. </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><b>3.</b><b>Dementor</b><b> senang membandingkan diri dengan lawan bicara, sedemikian rupa sehingga dirinya terdengar jauh lebih apes, dan akhirnya lawan bicara menjadi sungkan. </b><b><br />
</b><br />
<u>Contoh:</u><br />
“Hai, gue denger abis pindah rumah ya?”<br />
“Iya nih, biasa… pinjeman dari kantor…”<br />
“Ih enak ya, kantornya ngasih pinjemen rumah.. gue dong masih ngontrak mulu…”<br />
“Oh…”<br />
“Mana gaji nggak naik-naik, buat bayar kontrakan aja udah ngepas, gimana mau nabung buat beli rumah?”<br />
“Ehm… tapi…”<br />
“Udah mana sekarang BBM naik, apa-apa ikut naik, makin cekak aja deh rasanya… Kalo elu kan enak, gaji gede, fasilitas banyak…”<br />
“Eh… permisi dulu ya, mau gantung diri dulu bentar boleh?”</div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><b>4. </b><b>Dementor</b><b> gemar mematikan semangat orang lain. </b></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;">Seperti pasukan pemadam kebakaran ngeliat api, semakin besar apinya, semakin giat upayanya untuk memadamkan. </div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><u>Contoh:</u><br />
“Gue mau coba bisnis baru nih!”<br />
“Bisnis apa?”<br />
“Jualan baju anak-anak”<br />
“Yahhh… hari gini jualan baju! Nggak liat tuh, di ITC yang jualan baju udah segambreng?”<br />
“…tapi koleksi gue unik-unik lho! Lain daripada yang lain deh!”<br />
“Alaaah… unik kaya apa sih, paling sebentar lagi juga pasaran. Liatin aja!”<br />
“Euh… gue juga berencana ngikutin perkembangan tren lho…”<br />
“Emangnya lu kira gampang? Gue pernah tuh, coba jualan baju kayak elu. Awalnya semangat, eh terakhirnya malah rugi. Mana barang dagangan dibawa kabur orang…”<br />
dst dst dst.<br />
<br />
<b>Kiat menghadapi </b><b>Dementor</b><br />
Cara paling aman adalah: jangan dekat-dekat. Kenal boleh, akrab jangan.. Begitu seseorang yang ada di dekat kamu menunjukkan ciri-ciri seorang Dementor, segeralah jauh-jauh. Cari alasan apa aja, bilang mau beli permen ke Ujung Kulon kek, mau nguras sumur kek, terserah. Yang penting jangan deket-deket mereka. <u>Ingat, </u><u>Dementor</u><u> itu sangat menular! </u></div><div style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in;"><br />
<br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-72309079806329250052011-03-30T18:33:00.000-07:002011-03-31T16:08:25.270-07:00Menyiasati Kehidupan yang Biasa-biasa Saja<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div class="post-header" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 18px;"><img alt="blog-apa-aja.blogspot.com" src="http://static.guim.co.uk/sys-images/Guardian/Pix/pictures/2009/10/27/1256646114253/Mark-Boyle-outside-his-ca-001.jpg" style="background-color: white; border: 1px solid rgb(242, 242, 242); padding: 5px;" title="blog-apa-aja.blogspot.com" /></span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Dulu, saya pembaca setia rubrik konsultasi psikologi harian Kompas edisi minggu. Artikel yanng menarik adalah membaca kolom pertanyaan dan jarang baca kolom jawaban dari pengasuh rubrik itu (Bu Laila Ch Budiman). Begitu senangnya membaca keluhan-keluhan si penanya, sampai saya sering lupa membaca tanggapan si pengasuh rubrik. Saya senang karena ada yang hidupnya lebih susah dan bermasalah daripada saya. Masalah saya tidak seberat meraka, dan itulah alasan terbaik untuk bersyukur. <a name='more'></a></span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kalau lagi semangat, saya pun membaca jawaban dari pengasuh rubrik (tapi ini jarang sekali). Seringnya, sebelum membaca jawabannya saya bertanya kepada diri sendiri apa jawaban saya? Jawaban saya seringnya meleset dari jawaban pengasuh hee.. hee. Di situlah tantangannya: agar saya membaca tuntas.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Pernah ada seorang Bapak yang curhat karena dia merasa menjadi orang 'biasa-biasa' saja. Prestasi di semasa sekolah menengah cuma masuk 10 besar tapi tidak pernah 3 besar. Masuk perguruan tinggi negeri meskipun pilihan kedua. Lumayanlah dari pada masuk PTS yang saat itu bayarnya mahal. Lulus denganIPK alhamdulillah, dan singkat cerita diterima di sebuah perusahaan dan mulai berkarier di situ. Tugas-tugas kantor dikerjakan dengan baik, tapi tidak 'secemerlang' rekan-rekannya. Kalau rapat idenya biasa-biasa saja dan kalau berargumen sering kehilangan kata-kata (kalah arhumen maksudnya). Punya rumah (meskipun masih nyicil) dan sebuah kendaraan agak tua tapi masih layak dikendarai kemana-mana. Isterinya teman kuliahyang sederhana dan punya anak dua yang lucu-lucu dan sehat. </span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Untuk mendongkrak pamornya di perusahaan dia kuliah S2 di SAbtu-Minggu. Namun tetap saja, kalau meeting atau rapat direksi dia tidak diikutkan. Atasannya memandang dia sebagai karyawan standar. Sekedar ada dan dibutuhkan. Oleh karena itu jabatannya pun mentok sampai level manager. Dia sudah kursus dan seminar ke sana kemari agar meningkatkan pengetahuan dan skill negosiasi dan komunikasi, tapi hasilnya tidak memuaskannya. Si penanya yang S2 ini mengeluhkandirinya kepada sang psikolog. Nah, apa kira-kira jawaban dan tanggapan Anda? Saya juga tidak tahu bagaimana menanggapinya, mari kita berbagi <i>kabingung</i>.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Sedikit catatan saja, bila kita merasa tertinggal dan belum mencapai yang telah dicapai oleh rekan-rekan kita, cobalah untuk menyeimbangkan perasaan itu dengan hal-hal baik yang telah kita miliki. Coba berfokus pada yang sudah kita miliki, bukan berfokus kepada keinginan yang belum tercapai. Bersyukurlah atas keluarga yang damai (karena banyak yang disharmonis), kepada tempat tinggal dan kendaraan yang ada (orang lain belum punya rumah dan naik angkot terus). Bila anda teliti memeriksa semua yang anda miliki, ternyata banyak sekali hal baik yang bisa membuat kita disebut beruntung. </span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kemudian Sadarilah bahwa perjalanan berikutnya adalah perjalanan untuk lebih MELENGKAPI bukan sebuah PENGEJARAN. (wise guy ... he... he... ).</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-6860161829020343842011-03-30T17:17:00.000-07:002011-03-31T16:09:54.439-07:00Logika Tuhan Wajib Ada<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"></span></span> </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ7Fs-KQtQO5TlSOagZi-gfdq4LerDXbgqQPIBPU52yWKRYkUGsZ4Yeoegch5aVl_cmaffZgHFivKi_eIyphkD-gK6mT2uKijEZHuoE80Mxfm7jy-QWAP3v_hmGr49eZpsq2kBCE-0ho3R/s1600/OC0811004_L6EarthGravity.jpg" /></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"></span> <br />
<div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Saya akan mencoba menyampaikan tulisan orang lain yang saya mudah fahami tentang mengapa Allah bersifat Qidam (terdahulu, tidak ada permulaannya), dikaitkan dengan ruang dan waktu dan bagaimana</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">hubungannya dengan eksistensi Tuhan. Tidak berarti saya lebih pandai dari</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">Einstein, karena saya hanya membawakan kembali teorinya Imam Abu Hamid al-Ghazali</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">(Hujjatul Islam).</span><span style="font-size: small;"></span><br />
<span style="font-size: small;"><a name='more'></a><br />
</span><span style="font-size: small;">Premis pertama adalah alam ini diciptakan (makhluq). Jika ia diciptakan maka</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">ia mempunyai mula (awal) dari tiada. Maka setiap makhluq mempunyai</span><span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-size: small;">permulaan. Jika mempunyai permulaan maka ia dipengaruhi oleh waktu. Karena itu,</span> <span style="font-size: small;">yang dipengaruhi oleh waktu itu adalah makhluq (ciptaan). Bukan Kholiq</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">(Pencipta). Pencipta berada di luar jangkauan waktu. Ia tidak bermula dan</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">tidak berakhir. Ia mutlak tidak relatif. </span> </div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Kalau tuhan itu tiba-tiba ada, Ting...! (tiba-tiba ada). Hal ini juga tidak mungkin. Karena kalau Demikian Tuhan berasal dari ketiadaan. Akal yang sehat mengatakan TIDAK MUNGKIN 'ketiadaan' menciptakan 'ada'. He... he.. masih bisa dicerna? ? (Bacanya pelan-pelan aja )</span><span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-size: small;">Apakah Pencipta itu diciptakan? Ini adalah konsep yang membingungkan.</span><span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-size: small;">Pencipta yang murni (mutlak) tidaklah diciptakan. Jika Ia diciptakan, maka Ia bukan Pencipta lagi namanya, melainkan ciptaan. Maka Pencipta tidak</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">diciptakan. Ia adalah Maha Ada. Segala sesuatu ada karena Dia. Mustahil segala itu ada tanpa Dia. Dia mutlak keberadaannya tidak relatif. Alam</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">semesta inilah yang relatif keberadaannya.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Akal sehat mengatakan segala sesuatu harus dari ADA, bukan dari TIADA, karena tidak mungkin 'tiada' menciptakan 'ada'.</span><span style="font-size: small;"></span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-size: small;">Langit tidak berbatas? Langit tentu ada batasnya. Setiap makhluq (ciptaan)</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">adalah mengambil tempat. Namun akal dan pengamatan manusia tidaklah akan</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">sanggup mencapai batasnya. Dan apa di luar batas langit itu manusia tidaklah</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">akan mengetahuinya. Maka yang mengambil tempat itu adalah makhluq (ciptaan).Bukan Kholiq (Pencipta). Pencipta tidak mengambil tempat. Ia berada dimana-mana, tapi bukan berarti Tuhan banyak. Kalau ada yang bertanya dimana Tuhan? Jangan dijawab, sebab pertanyaan itu salah. Tuhan tidak ang mengambil tempat, hanya makhluk (ciptaan) yang butuh tempat. Kapan Tuhan ada? Pertanyaan ini pun salah, sebab kata 'dimana' dan 'kapan', hanya bisa diterapkan terhadap makhluk.</span><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-23838310131624858132011-03-29T01:03:00.000-07:002011-03-31T16:11:17.493-07:00Air Jernih dan Tenang versus Air Bah Bergelombang<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div align="CENTER" style="margin-bottom: 0in;"><a href="http://lh3.ggpht.com/_ZD0OjeNXJM0/TWH-ZIIBfCI/AAAAAAAAKdA/on1EsUMJ7yI/s1600-h/infinity_pool_1%5B2%5D.jpg"><img align="BOTTOM" border="0" height="300" name="graphics1" src="http://lh3.ggpht.com/_ZD0OjeNXJM0/TWH-epwjlCI/AAAAAAAAKdE/N276nT3SqNQ/infinity_pool_1_thumb.jpg?imgmax=800" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Ada tiga perbedaan pokok manusia menemukan sumber kebenaran yang diyakininya. <i>Pertama</i> ada yang meyakini bahwa sain dan teknonolgi mampu menyelesaikan setiap persoalan yang terbukti dengan unjuk gignya modernisasi dan teknologi di segala bidang. Yang<i> kedua</i>, memandang semua persoalan dari kacamata filsafat. Filsafat dianggap punya kelebihan yang banyak karena dia memandang sesuatu tidak hanya kulitnya saja tapi lebih jauh di balik itu. Orang berfilsafat berarti orang mencoba berpikir jernih dalam memecahkan setiap persoalan. Yang <i>ketiga</i>, yang mencari sumber kebenaran dari wahyu yang direpresentasikan dengan keteguhannya memegang hilai-nilai agama, meskipun mereka terkesan berorientasi masa lampau dan tindakannya terkesan bukan berasal dari kejernihan pikiran.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Menurut Prof. HM Rasyidi, perbedaan ketiga landasan berpikir dan bertindak ini diilustrasikan dengan perbedaan tiga jenis air sungai. Seorang yang suka berfilsafat mempunyai kelebihan kritis, jernih, tidak emosional, merasa paling netral diibaratkan dengan sebuah air sungai di hulu yang jernih sampai karena jernihnya benda apapun yang ada di dasar sungai akan terlihat. Air itu begitu tenang tanpa riak, tapi juga bisa menenggelamkan orang yang mandi di sana sampai lupa keadaan di sekitarnya. Sedangkan sain dan teknologi ibarat air selokan yang riaknya kecil yang manusia dapat mengendalikan ke mana arah sungai itu dan seberapa besar debit yang diinginkan.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Nah, agama diibaratkan keduannya: dia adalah sungai yang jernih yang orang dapat berkaca di atasnya, tapi juga dapat menjadi air bah yang menyeret dan menghanyutkan setiap benda yang ada di pinggirnya. Agama bisa dijadikan sumber kebenaran dengan riaknya yang bisa menyejukkan tapi kadangkala bagai gelombang pasang yang datangnya tiba-tiba dan tak terlihat lagi kejernihan airnya. Agama pun bisa dijadikan dalih politik, bisnis, sosial atau apa saja , bagaikan saluran irigasi yang bisa dibuat ke segala arah tergantung si petani. Islam bisa dijadikan alat kiri, bisa juga dijadikan alat untuk melegitimasi superioritas sistem tertentu.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">****</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;">Jangan bingung bila melihat wajah agama berbeda-beda, kadang menyejukkan kadang mengerikan, dari sononya sudah begitu!</span></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-52001659175231699802011-03-29T00:27:00.000-07:002011-03-29T00:52:43.711-07:003 Tipe Manusia yang Mengaku Beriman<div style="margin-bottom: 0in;"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjutIkZ-9D185YK4DvF4MOd_297YA6-dphN_CQc_n9kBF8gXirxAn2BlUSnmm5IyzY9llrHjS_pGBlrOVpqOXPngEZ62dNuUzPle8TpyWm6BOXqUtb3t_3z2qBzHQdTGvTpeuRYcstNMPjL/s1600/13.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjutIkZ-9D185YK4DvF4MOd_297YA6-dphN_CQc_n9kBF8gXirxAn2BlUSnmm5IyzY9llrHjS_pGBlrOVpqOXPngEZ62dNuUzPle8TpyWm6BOXqUtb3t_3z2qBzHQdTGvTpeuRYcstNMPjL/s1600/13.jpg" /></a></div></div><div style="margin-top: 0.17in;">Ada tiga tipe hidup orang yang mengaku beriman. Membacanya saya jadi merinding.</div><div style="margin-bottom: 0in;">1. HIDUP HISSI<br />
Adalah hidup hanya untuk keperluan dirinya sendiri. Yang dikejar-kejar ialah hanya kepentingan yang berkenaan dengan dirinya, dengan rumah tangganya. Kadang-kadang ia bergerak juga di medan umum tetapi bergeraknya itu hanyalah untuk keperluan diri, keperluan materi belaka. Orang yang demikian itu sesungguhnya memiliki sifat “Diam”. Bukan “Diam” karena ia tak kuasa berjalan, bukan pula “Diam” karena ia tak pandai bergerak. Hidup yang demikian itu boleh diibaratkan hidup secara tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup dengan tidak sadar dan insaf akan arti dan harga hidupnya. Maka hidup inilah yang dinamakan “Hidup Hissy”, hidup hanya karena tak mati belaka.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
2. HIDUP MA’NAWI<br />
Kehidupan ma'nawi diperuntukkan bagi yang sudah mengenal Sang Pencipta, Allah SWT. Hidup untuk menjalankan hukum-hukum Allah tetapi belum mempunyai kesadaran yang cukup. Ada keyakinan, tapi keyakinan itu belum cuckup untuk mengalahkan godaan zaman.. Mereka berhenti ketika bertemu dengan yang namanya sukar-sulit, berat-susah, takut dan was-was, atau hal-hal lain yang mencegah pada tunainya amal. Ia mudah berubah,mudah digoyangkan dan dijatuhkan, bahkan bisa pula ia pindah haluan dan sikap hanya karena ada sangkutan dengan salah satu kepentingan keduniaan belaka. Singkat kata, aqidah kepada Allah dan keyakinan adanya pertanggungjawaban hidup setelah mati belum teguh. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
3. HIDUP MA’ANNI <br />
Hidup yang dipergunakan untuk melakukan amal kebaikan dan kebajikan yang sebanyak-banyaknya dan sesempurna-sempurnanya. amal yang timbul dari keyakinan yang kuat dan iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah SWT belaka dan tidak karena ataupun harapan yang diluarnya. Hidup sadar dan hidup insaf ini tak mudah tercapai kecuali dengan kemurahan dan karunia Allah semata-mata. Lebih-lebih sukar lagi mencapai hidup yang demikian itu, karena si amil itu harus pandai menyatukan ketiga pendirian amal. (Isti’anah, istiqomah, istitho’ah). Orang yang duduk dalam kehidupan ma’anni itu, tak lagi mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was-was dan lain-lain yang boleh mencegah manusia bisa melakukan amal yang sempurna.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">****</div><div style="margin-bottom: 0in;">Sudah sampai mana perjalanan Anda?</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2783671433567945471.post-5546620348943585852011-03-28T23:11:00.000-07:002011-03-31T16:13:33.891-07:003 Prinsip Agama Samawi<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in; text-indent: 0.5in;"></div><div style="text-align: center;"><img border="0" height="245" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcaqrQ3ZcS6KuERONiljXjI7F-b9v3ww0OZIEUq2HFrwHjuMfVhkpSjg793wZwSovr2u0prQFHeOk5DjgV25Tuxt-alaf_PxO-0AwevhimGFRgjoPpPcUiKKbaLwWfVvo-ioGQZ3rNYAs/s400/alpen-mountain2.jpg" width="400" /></div><div align="LEFT" style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in; text-indent: 0.5in;"><span style="color: navy;"><span lang="id-ID">Manusia pertama versi agama samawi adalah Nabi Adam as yang merupakan nabi penyeru Tauhid (monoteisme), sedangkan keberadaan agama–agama yang mengandung paham-paham syirik (politeisme) tak lain adalah akibat penyelewengan, distorsi, dan tendensi-tendensi individual maupun kelompok.<a name='more'></a></span></span></div><div align="LEFT" style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in; text-indent: 0.5in;"><span style="color: navy;"><span lang="id-ID">Agama-agama monoteisme yang merupakan agama samawi dan hakiki memiliki tiga prinsip universal yang kolektif. </span></span><span style="color: navy;"><span lang="id-ID"><i>Pertama</i></span></span><span style="color: navy;"><span lang="id-ID">, keyakinan kepada Tuhan Yang Esa. </span></span><span style="color: navy;"><span lang="id-ID"><i>Kedua</i></span></span><span style="color: navy;"><span lang="id-ID">, keyakinan kepada kehidupan yang abadi untuk setiap manusia di alam akhirat serta ganjaran dan pahala untuk setiap perbuatannya ketika hidup di alam dunia. </span></span><span style="color: navy;"><span lang="id-ID"><i>Ketiga</i></span></span><span style="color: navy;"><span lang="id-ID">, keyakinan kepada pengutusan para Nabi oleh Allah SWT untuk menuntun umat manusia kepada kesempurnaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. </span></span> </div><div align="LEFT" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in; text-indent: 0.5in;"><span style="color: navy;">Tiga prinsip ini pada hakikatnya adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan fundamental untuk setiap orang yang arif dan bijak yaitu, apa dan siapakah kausa prima atau sumber pertama wujud alam semesta ini? Apakah akhir dari kehidupan ini? Dan apakah yang bisa dijadikan sebagai jalur terbaik untuk menjalani program hidup? </span> </div><div align="LEFT" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in; text-indent: 0.5in;"><span style="color: navy;">Keyakinan-keyakinan prinsipal memiliki berbagai konsekwensi, korelasi, akses, dan rincian-rincian yang keseluruhannya membentuk konsetalasi keyakinan religius. Perselisihan dalam hal-hal inilah yang menumbuh-biakkan berbagai aliran keagamaan, mazhab, dan sekte. Perselisihan mengenai status kenabian sebagian nabi serta penentuan kitab suci yang valid, misalnya, telah memicu perselisihan antara agama-agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Perselisihan ini kemudian membawa akses berupa perselisihan-perselihan lain dalam keyakinan dan tradisi yang sebagian diantaranya tidak sejalan dengan keyakinan-keyakinan prinsipal. Contohnya adalah keyakinan trinitas dalam agama Kristen yang jelas-jelas berseberangan dengan paham monoteisme, walaupun umat Kristiani tetap berusaha mengemas keyakinan trinitas ini dengan penjelasan-penjelasannya sendiri. </span> </div><div align="LEFT" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0.19in; margin-top: 0.19in; text-indent: 0.5in;"><span style="color: navy;">Alhasil, Tauhid, kenabian, dan hari kebangkitan adalah keyakinan yang paling fundamental dan prinsipal dalam semua ajaran agama samawi. Karena bersifat prinsip, maka ketiga hal inilah yang mula-mula harus dipelajari manusia, bukan belajar dari teknis dan cabang-cabangnya.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0