Monday, March 28, 2011

3 Prinsip Agama Samawi

Manusia pertama versi agama samawi adalah Nabi Adam as yang merupakan nabi penyeru Tauhid (monoteisme), sedangkan keberadaan agama–agama yang mengandung paham-paham syirik (politeisme) tak lain adalah akibat penyelewengan, distorsi, dan tendensi-tendensi individual maupun kelompok.
Agama-agama monoteisme yang merupakan agama samawi dan hakiki memiliki tiga prinsip universal yang kolektif.  Pertama, keyakinan kepada Tuhan Yang Esa. Kedua, keyakinan kepada kehidupan yang abadi untuk setiap manusia di alam akhirat serta ganjaran dan pahala untuk setiap perbuatannya ketika hidup di alam dunia.  Ketiga, keyakinan kepada pengutusan  para Nabi oleh Allah SWT untuk menuntun umat manusia kepada kesempurnaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tiga prinsip ini pada hakikatnya adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan fundamental untuk setiap orang yang arif dan bijak yaitu, apa dan siapakah kausa prima atau sumber pertama wujud alam semesta ini?  Apakah akhir dari kehidupan ini?  Dan apakah yang bisa dijadikan sebagai jalur terbaik untuk menjalani program hidup? 
Keyakinan-keyakinan prinsipal memiliki berbagai konsekwensi, korelasi, akses, dan rincian-rincian yang keseluruhannya membentuk konsetalasi keyakinan religius.  Perselisihan dalam hal-hal inilah yang menumbuh-biakkan berbagai aliran keagamaan, mazhab, dan sekte.  Perselisihan mengenai status kenabian sebagian nabi serta penentuan kitab suci yang valid, misalnya, telah memicu perselisihan antara agama-agama Yahudi, Kristen, dan Islam.  Perselisihan ini kemudian membawa akses berupa perselisihan-perselihan lain dalam keyakinan dan tradisi yang sebagian diantaranya tidak sejalan dengan keyakinan-keyakinan prinsipal.  Contohnya adalah keyakinan trinitas dalam agama Kristen yang jelas-jelas berseberangan dengan paham monoteisme, walaupun umat Kristiani tetap berusaha mengemas keyakinan trinitas ini dengan penjelasan-penjelasannya sendiri. 
Alhasil, Tauhid, kenabian, dan hari kebangkitan adalah keyakinan yang paling fundamental dan prinsipal dalam semua ajaran agama samawi. Karena bersifat prinsip, maka ketiga hal inilah yang mula-mula harus dipelajari manusia, bukan belajar dari teknis dan cabang-cabangnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...