Tuesday, March 29, 2011

Air Jernih dan Tenang versus Air Bah Bergelombang

Ada tiga perbedaan pokok manusia menemukan sumber kebenaran yang diyakininya. Pertama ada yang meyakini bahwa sain dan teknonolgi mampu menyelesaikan setiap persoalan yang terbukti dengan unjuk gignya modernisasi dan teknologi di segala bidang. Yang kedua, memandang semua persoalan dari kacamata filsafat. Filsafat dianggap punya kelebihan yang banyak karena dia memandang sesuatu tidak hanya kulitnya saja tapi lebih jauh di balik itu. Orang berfilsafat berarti orang mencoba berpikir jernih dalam memecahkan setiap persoalan. Yang ketiga, yang mencari sumber kebenaran dari wahyu yang direpresentasikan dengan keteguhannya memegang hilai-nilai agama, meskipun mereka terkesan berorientasi masa lampau dan tindakannya terkesan bukan berasal dari kejernihan pikiran.

3 Tipe Manusia yang Mengaku Beriman


Ada tiga tipe hidup orang yang mengaku beriman. Membacanya saya jadi merinding.
1. HIDUP HISSI
Adalah hidup hanya untuk keperluan dirinya sendiri. Yang dikejar-kejar ialah hanya kepentingan yang berkenaan dengan dirinya, dengan rumah tangganya. Kadang-kadang ia bergerak juga di medan umum tetapi bergeraknya itu hanyalah untuk keperluan diri, keperluan materi belaka. Orang yang demikian itu sesungguhnya memiliki sifat “Diam”. Bukan “Diam” karena ia tak kuasa berjalan, bukan pula “Diam” karena ia tak pandai bergerak. Hidup yang demikian itu boleh diibaratkan hidup secara tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup dengan tidak sadar dan insaf akan arti dan harga hidupnya. Maka hidup inilah yang dinamakan “Hidup Hissy”, hidup hanya karena tak mati belaka.

2. HIDUP MA’NAWI
Kehidupan ma'nawi diperuntukkan bagi yang sudah mengenal Sang Pencipta, Allah SWT. Hidup untuk menjalankan hukum-hukum Allah tetapi belum mempunyai kesadaran yang cukup. Ada keyakinan, tapi keyakinan itu belum cuckup untuk mengalahkan godaan zaman.. Mereka berhenti ketika bertemu dengan yang namanya sukar-sulit, berat-susah, takut dan was-was, atau hal-hal lain yang mencegah pada tunainya amal. Ia mudah berubah,mudah digoyangkan dan dijatuhkan, bahkan bisa pula ia pindah haluan dan sikap hanya karena ada sangkutan dengan salah satu kepentingan keduniaan belaka. Singkat kata, aqidah kepada Allah dan keyakinan adanya pertanggungjawaban hidup setelah mati belum teguh.

3. HIDUP MA’ANNI
Hidup yang dipergunakan untuk melakukan amal kebaikan dan kebajikan yang sebanyak-banyaknya dan sesempurna-sempurnanya. amal yang timbul dari keyakinan yang kuat dan iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah SWT belaka dan tidak karena ataupun harapan yang diluarnya. Hidup sadar dan hidup insaf ini tak mudah tercapai kecuali dengan kemurahan dan karunia Allah semata-mata. Lebih-lebih sukar lagi mencapai hidup yang demikian itu, karena si amil itu harus pandai menyatukan ketiga pendirian amal. (Isti’anah, istiqomah, istitho’ah). Orang yang duduk dalam kehidupan ma’anni itu, tak lagi mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was-was dan lain-lain yang boleh mencegah manusia bisa melakukan amal yang sempurna.

****
Sudah sampai mana perjalanan Anda?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...