Wednesday, April 27, 2011

3 Tipe Manusia dalam Menghadapi Masalah Hidup

Siapakah yang akan lebih mudah keluar dari sebuah masalah? Tentu saja yang mengatahui apa masalah sesungguhnya. Kalau buat skripsi ada istilah Identifikasi Masalah. Apakah Anda tipe melihat matahari yang cerah bakal terbit esok pagi atau melihat suramnya masa depan sebelum berupaya mengatasi masalahnya? Mari kita lihat tipikal orang dengan masalahnya yang saya karang-karang hari ini. Ada 3 kelompok orang dalam menghadapi masalahnya:
  1. Tipe Visioner. Orang tipe ini sudah menyadari akan ada masalah sebelum datang masalah. Orang ini bukan sakti mandraguna, atau kesamber listrik malaikat, weruh sak durunge winarah. Orang-orang seperti ini tahu karena pengalaman aja, atau mau denger orang yang ngasih tahu.Juga, karena dia sudah melihat pola-pola masalah sebelumnya dan kecenderungannya. Mereka pandai membaca tanda-tanda dan perulangan pola. Pola-pola yang baku itu dia pelajari dan berangkat dari situ dapat diramalkan bahkan dipastikan. Perilaku orang ini antisipatif. Cara berpikirnya maju di depan. Mengapa harus antisipatif? Karena dia tahu kalau dia tidak bertindak hari ini akan sengsara kelak. Kata Alllah orang seperti ini tipe Saabiqun bi al-khairaat, bersegera dalam kebaikan. Bagi orang awam malah dianggap seperti orang gila, atau kecepetan lahir  (semua para nabi megalami olok-olokan seperti ini). Bagi dia masalah adalah syarat yang harus dipenuhi untuk naik kelas. Meskipun ia tahu semakin tinggi angin semakin kencang, tapi ia tetap bersikokoh bahwa inilah jalan hidup yang harus di tempuh agar tidak celaka saat masalah itu jatuh tempo. Hidup adalah proses menjadi lebih baik dari ke hari, dan hidup bukan hanya hari ini di dunia ini. Kata bos saya di kantor ada cara agar kita bisa visioner adalah dengan simulasi krisis atau rekayasa krisis.
  2. Tipe Waspada. Orang ini menyadari ada masalah pada saat masalah itu sudah di depan mata atau dia sedang mangalaminya. Sebenarnya orang kayak begini telat. Namun, lumayan karena dia berusaha mencari tahu dan berusaha keras keluar dari masalah. Kelompok tipe ini akan resah karena karena menyadari ada masalah dan membayangkan ancaman dari keadaan bila masalah tidak ditanggulangi. Mereka sadar bahwa masalah tetap menyediakan dampak merusak yang harus diatasi. Bisa sukses bisa gagal bila  fokus dia bukan kepada mengatasi masalah tetapi kepada kenyamanan hari ini maka masalah itu dibiarkan berlarut begitu saja. Dalam menghadapi keresahan, tipe waspada terbagi dua. Pertama, Keresahan itu digunakan untuk membuat diri ini lebih allert, siaga, sigap, bergerak cepat, dan digunakan untuk bekerja dengan lebih bersungguh-sungguh. Kedua, lebih sering digunakan oleh banyak orang, adalah digunakan untuk merasa kecil, merasa lemah, merasa terlambat, merasa sudah tua, merasa tidak penting, merasa rendah, merasa terbuang, atau bahkan merasa sudah tidak perlu hidup lagi. Ngadepin orang kayak begini bilang: ah itu khan hanya perasaan adek ajah! Perasaan bisa direkayasa !. Atau kasih ayat penyemangat : Faidzaa faroghta fansob, bila selesai satu masalah (waspadalah) ada masalah lain yang harus dikerjakan. Inna ma'al usri yusron (sesungghuhnya bersamaan dengan kesusahan pasti ada kemudahan). Bergeraklah meskipun sedikit, yang penting jangan diam. Bila tidak mau berubah tipe waspada bisa turun derajat menjadi tipe ke tiga di bawah ini:
  3. Tipe Terlena.  Mereka tidak sadar bahwa di luar dan di dalam dirinya banyak masalah. Kesalahan terbesar nya adalah tidak sadar bahwa dirinya bodoh. Mereka berhenti mencari kebenaran saat umur mereka masih ada. Orang seperti ini gak pengaruh ada masalah atau tidak, ada gempa atau tsunami tidak tergoyahkan. Ini tipe adem ayem yang menikmati hidup tapi kebangetan. Boleh menikmati hidup, tapi jangan terus berbaring di situ. Kelompok tipe ini adalah tipe EGP (Emang Gua Pikirin). Fokus mereka pada diri sendiri, atau paling jauh kepada keluarganya (egois banget yach!). Hidup dipandang sebagai hal yang absurd, nihil, dan tak bermakna. Pengelompokan tipe ini bukan masalah kaya miskin. Ini masalah cara pandang (world view, walah keren banget istilahnya). Kata nabi orang seperti ini bagaikan mayat hidup. Bisa jadi orangnya ganteng dan cantik, tapi hatinya mati. Ini tipe orang menganiaya diri sendiri. Mengapa? Karena tipe orang seperti ini menyia-nyiakan hidup yang dikarunikan Tuhan.
    Ciri orang seperti ini buasanya sudah bosen mikir, bosen berkarya, malas menasihati dan dinasehati. Atau sesekali dinasehati mau asal isinya sesuai dengan hawa nafsunya. Kata Al Kitab: mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Mengapa bisa ada kelompok seperti ini? Karena emang sejak awalnya tidak tahu tujuan hidup, mau apa dan mau kemana? Pernah ada yang ngingetin tapi dia cuekin. Kalau ketemu dengan tipe begini bilang: Selalu tersedia cara-cara untuk menyelesaikan masalah bagi orang yang mencari. Penguasa Alam ini bahkan demikian permissive-nya, sampai-sampai orang yang tidak mencari dan tidak meminta, juga ditunjukkan jalan keluar. Apalagi kita, yang mencari dan meminta. Kedua bilangin bahwa kalian itu unik dan berharga. “Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Lebih-lebih kita, manusia……”
    Salam semangat!



Monday, April 25, 2011

Bedanya Orang Jepang dengan Orang Indonesia

Asyik banget kalo seluruh warga Indonesia kayak di Jepun sono. Misal, aturan lalul lintas dipraptekkan bukan hanya buat lulus ujian SIM aja. Setiap individu menghargai hak orang lain. Bukan melulu egois pribadi mikirin kesenangan sendiri . Pejabat korup ketakutan dikejar-kejar hantu dosanya sendiri. Setiap diri berani berkorban demi kepentingan orang banyak, dari mulai anak TK nya sampai S3. Mulai orang kuli sampai orang kuliahan. Mulai dari tukang bubur sampe direktur. Mulai dari mahasiswa cemen (baru masuk) sampe dosen.
Paragraf di bawah ini gua baca dari sebuah artikel tentang orang yang pernah tinggal di Jepang. Gua bacanya sampe mati ketawa ala Jepang. Pinggang digelikin awalnya geli, tapi kalau terus2an bisa mati berdiri. (Tips, sebelum baca lihat sekeliling. Pastikan tidak ada orang lain yang liat kamu lagi baca paragraf di bawah ini):
1. Ketika di kendaraan umum:
Jepang: Orang-orang pada baca buku atau tidur.
Indonesia: Orang-orang pada ngobrol, ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur.



2. Ketika makan dikendaraan umum:
Jepang: Sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah nemu tong sampah.
Indonesia: Dengan wajah tanpa dosa, sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku/dilempar ke luar jendela.



3. Ketika dikelas:
Jepang: Yang kosong adalah bangku kuliah paling belakang.
Indonesia: Yang kosong adalah bangku kuliah paling depan.



4. Ketika dosen memberikan kuliah:
Jepang: Semua mahasiswa sunyi senyap mendengarkan dengan serius.
Indonesia: Tengok ke kiri, ada yg ngobrol. Tengok ke kanan, ada yg baca komik. Tengok ke belakang, pada tidur. Cuman barisan depan aja yg anteng dengerin, itu pun karena duduk pas di depan hidung dosen!



5. Ketika diberi tugas oleh dosen:
Jepang: Hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data.
Indonesia: Kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini!



6. Ketika shalat jum’at dimesjid (di sono ada juga):
Jepang: Jamaah berebut duduk di shaf terdepan.
Indonesia: Jamaah berebut nyari tempat pw (posisi wuenak) di deket tembok paling belakang biar bisa nyender/di bawah kipas angin biar gak kepanasan & tidurnya nyenyak.



7. Ketika terlambat masuk kelas:
Jepang: Memohon maaf sambil membungkukkan badan 90 derajat, dan menunjukkan ekspresi malu + menyesal gak akan mengulangi lagi.
Indonesia: Slonong boy & slonong girl masuk gitu aja tanpa bilang permisi ke dosen sama sekali.



8. Ketika dijalan raya:
Jepang: Mobil sangat jarang (kecuali di kota besar). Padahal jepang kan negara produsen mobil terbesar di dunia, mobilnya pada ke mana ya?
Indonesia: Jalanan macet, sampe2 saya susah nyebrang & sering keserempet motor yg jalannya ugal-ugalan.



9. Ketika jam kantor:
Jepang: Jalanan sepiiiii banget, kayak kota mati.
Indonesia: Ada Oknum pake seragam coklat-coklat pada keluyuran di mall-mall.



10. Ketika buang sampah:
Jepang: Sampah dibuang sesuai jenisnya. Sampah organik dibuang di tempat sampah khusus organik, sampah anorganik dibuang di tempat sampah anorganik.
Indonesia: Mau organik kek, anorganik kek, bangke binatang kek, semuanya tumplek jadi 1 dalam kantong kresek.



11. Ketika berangkat kantor:
Jepang: Berangkat naik kereta/bus kota. Mobil cuma dipake saat acara keluarga atau yg bersifat mendesak aja.
Indonesia: Gengsi dooonk… Masa’ naik angkot?!



12. Ketika janjian ketemu:
Jepang: Ting…tong…semuanya datang tepat pada jam yg disepakati.
Indonesia: Salah 1 pihak pasti ada dibiarkan sampai berjamur & berkerak gara2 kelamaan nunggu!



13. Ketika berjalan dipagi hari:
Jepang: Orang2 pada jalan super cepat kayak dikejar doggy, karena khawatir telat ke kantor/sekolah.
Indonesia: Nyantai aja cing…! Si boss juga paling datengnya telat!
 ---

Kalau Loe jadi senyam- senyum sendiri, gua gak ikutan karena isi diluar tanggung jawab admin paragraf unik!


Perwujudan Amal di Akhirat

Hati-hati Lu punya perilaku dan perangai. Nasehat buat gua juga. Salah-salah perangai dan perilaku Lu berwujud jadi binatang yang jelek. Ini bukan kata gua, tapi kata Qur'an dan hadits paten punya kabar. Ati-ati juga sama ucapan lu misal kata anjrit, atau an***g!. Kata temen gua sembilan dari sepuluh kata yang dikeluarin sama preman Bandung berisi kata monster seperti itu.
Gak usah nunggu hari kebangkitan, di dunia aja sudah pada kelihatan.
Perwujudan amal atau tajassum al-‘amal (he.. he.. pake istilah Arab, biar afdol) muncul dalam tiga bentuk. Pertama, amal-amal kita akan membentuk jati diri kita (ingat jadi diri, bukan pohon jati). Lu ngomong an***g, sebenarnya jati diri lu ya si Dogy itu. Ucapan dan amal-amal yang buruk akan membentuk diri dan citra diri yang buruk. Jangan pernah bilang Bang**t sama adik atau keponakan, atau sembarangan bilang kapir atau sebangsa penghuni neraka lainnya. Tidak bagus buat kesehatan mulut dan gigi apalagi hati. Lu punya dendam, bunuh orang, menganiaya, adalah perbuatan kebinatangan yang tidak adil dan beradab (lambangnya padi dan kapak)

Wanita Dijajah Pria Sudah Biasa

Bagi masyarakat awam semacam kita aturan-aturan dalam Islam serasa tidak adil atas wanita. Tengoklah penutup aurat wanita lebih ribet dari pada laki-laki. Seluruh tubunya mesti tertutup kecuali muka dan telapak tangannya. Sedangkan lelaki telanjang dada diperbolehkan kecuali pusar sampai lututnya.

Lalu, kita juga terheran-heran mengapa wanita muslimah perlu minta izin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya. Suami tidak perlu izin istri untuk keluar rumah. Pengusung feminisme protes karena saksi wanita dihargai setengah dibandingkan laki-laki. Apalagi para pengusung humanisme, menolak keras sistem pembagian waris Islam yang menghendaki bagian wanita hanya setengahnya daripada pria.

Sunday, April 10, 2011

Pencemooh Tak Pernah Belajar

Saya menyesal mengikuti meeting organisasi malam lalu. Namun, teman saya mengaku banyak mendapatkan inspirasi dari rapat itu. Saya tegaskan lagi betapa tidak menariknya rapat tadi malam dengan berbagai argumen. Yang intinya menyesal lagi karena mengikuti rapat itu sampai selesai. “Tak ada hal baru, saya hampir mengantuk. Yang ada hanya debat kusir lagi, debat kusir lagi. .Ide yang saya presentasikan pun sebenarnya ide usang yang kupoles lagi,” kata saya pesimis. 'Kalau kamu tidak yakin dengan idemu kenapa kau presentasikan?” kata temen saya. Iya sich.....(jawabku dalam hati).

Lalu saya menghantam lagi membabi buta, “Tapi ini betul-betul debat kusir yang topiknya sama dengan 3 tahun lalu., ini hanya giliran pidato. Semua ingin menuju ke satu titik tapi bagaimana caranya. Ibarat rapat para tikus mengusir kucing. Idenya bagus-bagus, tapi siapa eksekutornya. Ganti dong acaranya menjadi ‘rapat omdo', rapat omong doang” kata saya asal cuap.

Teman saya yang lebih bijak mejelaskan, kultur di organisi kita kita memang begitu, lebih-lebih para pinisepuhnya. Beraninya cuma punya ide, tak bisa melaksanakan. “Namun, bersyukurlah ada ide, berarti ada kepedulian” hibur temen saya. “Ide tadi malam bagus-bagus, presentasimu menarik, ayo kita realisasikan.!”. Dia memberi semangat. Saya hanya terdiam. Bingung. Adapun saya, kalau sudah dipuji oleh yang lainnya ya, tidak bisa mencemooh lagi. Dipuji, itu caranya agar saya diam.

“Pencemooh merusak silaturahmi, tapi tidak membuat perubahan”, kata temen saya lagi dengan tidak bermaksud bercanda. Jangan pernah berkata “Tentu aja dia naik pangkat, rajin jilat pantat sich...!” (mencemooh orang lain). Atau “Orang tua gue asal-asalan nyekolahin gue, makanya gue jadi kaya gini sekarang” (mencemooh diri sendiri). "7 Habits"-nya Steven Covey? Itu kan buatan Amerika, mana bisa berlaku di sini. (mencemooh prestasi orang lain). Pencemooh hanya membenarkan dirinya dengan menilai jelek usaha orang lain tanpa pernah belajar dari hal itu. Jika hal ini diteruskan, maka kamu semakin bodoh karena tidak pernah belajar dari orang lain”. Pencemooh tidak melihat kelebihan orang lain, yang tampak hanya kejelekan. “Jangan mau jadi pencemooh!” katanya menegaskan. Saya semakin menunduk. Malu.

Wednesday, April 6, 2011

4 Sempalan Islam di Indonesia (dan Dunia)


Menurut hadits, ummat Islam bakal terpecah menjadi 73 golongan. Saya hanya akan memuat  4 golongan saja dari 73 tersebut. Golongan itu ialah:
1.       Golongan PRAGMATIS, golongan terbesar dari 86% penduduk Indonesia. Cirinya: mereka melaksanakan agama kalau mereka merasa agama bermanfaat dan masuk  akal. Mereka beribadah kalau ada maunya , siapa tahu dengan shalat, zakat, puasa rizki mereka tambah banyak, fisik mereka lebih sehat. Concern mereka adalah manfaat-madharat.

Kalau kepada mereka ditanyakan apakah mereka percaya dengan hari pembalasan, mereka akan menjawab ya, tapi dalam kehidupan sehari-harinya mereka menunjukkan ketidakyakinannya akan hari akhir. Mereka kurang percaya akan pahala dan siksa, mereka lebih percaya manfaat dan madarat di dunia. Mereka akan mudah meninggalkan shalat karena mereka tidak mengerti manfaat sahalat. Mereka tidak akan berpuasa kecuali manfaat puasa dirasakan lebih baik, sebagai detoksifikasi, pembuangan racun. Hadits yang mereka sukai “Khirunn nasi, man yan faun nas”, sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat. Mereka akan meninggalkan rukun Islam yang lima bila tidak dirasakan manfaatnya.

2.       Golongan RITUALIS, golongan ini tidak mau berislam hanya sebagai identitas di KTP. Mereka ingin semua orang tahu dia beragama Islam. Hobby mereka adalah meritualkan (mengupacarakan) semua ibadah.  Menurut ulama mereka ibadah itu ada dua: mahdhoh dan ghair mahdhoh. Ibadah mahdhoh adalah ibadah yang berhubungan dengan Allah dan tatacaranya sudah baku dan rinci, sedang kan yang ghair mahdhoh adalah ibadah tatacaracnya tidak dirincikan dalam Qur’an maupun hadits, diserahkan kepada manusia begitu saja.  Nah, kaum ritulais meng-upacarakan semuanya tak peduli mahdhoh ataupun ghair mahdoh. Mereka akan men-gupacarakan dari mulai kehamilan manusia, tujuh bulan, kelahiran, sampai kematiannya.

Dalil yang paling mereka sukai adalah: “Yaa ayyuhalladzina amanuu dzkurullaaha dzikran katsiira” wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah  kamu dengan dizkir yang sebanyak-banyaknya. Mereka senang sekali dengan amalan-amalan yang banyak tak peduli itu sunnah atau bid’ah. Concern mereka adalah pahala-dosa  atau pahala-siksa. Merekalah yang membacakan shalawat keras-keras lewat speaker mesjid mereka. Merekalah yang shalat sunnatnya panjang dan banyak. Merekalah yang menyemarakkan hari-hari besar Islam seperti rajaban dan muludan.

3.       Golongan PURITANIS, golongan ini  berasal dari kata “pure” artinya murni. Dalam beribadah mereka tidak ingin menambahkan atau mengurangi. Ibarat motor baru yang baru keluar dari dealer, mereka  suka yang orisinal. Kebalikan dari kaum RITUALIS yang suka memodifikasi motor tersebut sampai hilang orisinalnya.  Concern mereka adalah: Sunnah atau bid’ah. Segala sesuatu yang tidak ada contohnya dari Rasul mereka tolak.  Merekalah pengusung kemurnian dalam beragama dengan bukti kajian-kajian ulumul haditsnya yang lengkap dan ilmiah.

Sikap mereka terhadap Al Qur’an, mereka membacanya, menghafalkannya, mengkhatamkannya, bahkan melombakan di pentas nasional. Urusan makna isi yang mereka baca dan amal urusan belakangan, karena dengan membacanya saja sudah berpahala.

Hadits yang paling mereka sukai adalah: “Man ‘amila ‘amalan laysa bihi amrunaa, fahua bid’ah, fal bid’atu fahua  dolaalah, faddolaaatu finnar”, barang siapa berbuat amal tidak ada perintahnya, maka itu adalah bid’ah, setiap bid’ah berarti kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.  Persamaan kaum ritualis dan puritanis adalah sama-sam merasa golongannya paling benar. Mereka akan mudah mengkafirkan satu kelompok terhadap lainnya.

Ketiga kelompok itu Pragmatis, Puritanis, Ritualis,  ada di tengah-tehaghkita dan ada di jemaah mesjid ini. Mereka beragam dalam tatacara beribadah tapi seragam  dalam  kesatuan ulil amri alias pemerintahaan dan penguasa yang ada.  Meskipun ada bara terpendam  diantara mereka , tapi untuk sementara mereka bisa dipersatukan dalam wadah Bhineka Tunggal Ika 


4.       Golongan ESENSIALIS, golongan ini terbagi dua: FUNDAMENTALIS dan LIBERALIS. Golongan ini merasa dirinya lebih pintar ketimbang golongan-lainnya. Kaum Fundamentalis memandang bahwa agama Islam adalah sebuah sistem hdup yang sempurna yang lebih tinggi daripada  sistem hidup lainnya. Islam adalah “way of life” cara hdiup dan cara pandang manusia yang harus “liyudzhirahu ‘aladdini kulihi”, harus dimenangkan atas ideologi-ideologi lainnya.  Dalil yang paling mereka sukai adalah “Faman lam yahlum bimaa andzallahu fa’ulaaika  humul kaafirun, fa-ulaika humul dzolimun, dst”. Barangsipa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka termasuk golongan kafir, dzolim, dsb.

Kaum LIBERALIS  sangat memperhatikan kepada pemikiran-pemikiran yang jernih. Mereka mengklaim bahwa merekalah penafsir ajaran Islam terkini yang paling kontesktual dan sejalan dengan zaman. Seperti kaum puritanis mereka suka dengan  kajian ilmiah dan pemikiran yang menghasilakn statemen-statemen baru yang disesuaikan idengan isu kekinian seperti HAM, kesetaraan gender, hak minoritas, toleransi beragama dsb.

Persamaan kaum LIBERALIS dengan FUNDAMENTALIS terletak pada concern mereka kepada 'isi' bukan cangkang. Mendahulukan esensi ketimbang cangkang dan simbol. Mereka tidak menyukai simbol-simbol, bahkan mereka memandang bahwa shalat, puasa, haji adalah simbol-simbol yang kurang penting. Yang penting adalah esensi dari simbol-simbol tersebut. Dalil yang paling mereka sukai adalah: “U’budullaha hatta ta’tiyakal yaqin”. Beribadahlah kamu sampai datang keyakinan itu. Bila sudah datang esensi (keyakinan) maka tidak perlu beribadah lagi. Esensi puasa adalah Taqwa. Ciri orang taqwa ada di surat Al baqarah, beriman kepada yg gaib, mendirikan shalat, menafkahkan rizki, bila semua sudah dilaksanakan tak perlu shalat lagi. Esensi shalat adalah mengingat Allah, dan itu bisa digantikan dengan   rapat-rapat  strategi jihad yang panjang yang meninggalkan shalat mereka.

****
Pasti Anda bertanya: termasuk salah satu kelompok  mana atau gabungan kelompok  yang mana?

Tuesday, April 5, 2011

Analisis Gaya Bahasa Hilman 'Lupus'


Remaja angkatan '80 an macam aku nee, pasti jadi penggemar berat Si Hilman Lupus. Dulu aku tergokil-gokil sama dia, dan membuatku ingin jadi penulis. Sayangnya, gaya bahasa dia yang dianggap 'sastra' pinggiran, atau malah bukan bukan sastra tidak masuk dalam pelajaran sekolah. Padahal saat itu juga aku belajar tentang gaya bahasa sastra semacam angkatan Pujangga Baru. Gak usah panjang lebar, langsung aja ker Te Ka Pe...!


Sekolah mereka terpisah. Sekolah Lupus dekat lapangan sepakbola, sedangkan sekolah Lulu dekat orang jualan bola.”
Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.


***


Buku-bukunya laris kayak roti isi kismis
Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.


***


Bocah imut (item mutlak)”
Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.


***


Sewaktu mereka diminta mengirimkan foto mereka menolak dengan alasan mereka pemalu dan tidak suka dipublikasikan, “Kasihan, nanti orang lain pada minder karena kalah ganteng” begitu kilah mereka.”
Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

***


Hampir seluruh pelosok Indonesia pernah disusupi beliau. Berbeda dengan anangku yang anti olahraga air, beliau ini adalah penggemar diving. Dan menggeluti bidang fotografi underwater. Mohon dicermati, underwater, bukan underwear.”
Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.

SEKIAN DULU, nanti bersambung....!

Monday, April 4, 2011

Lagi Ingin Baca Paragraf Orang Lain

Saya membaca paragraf yang entah siapa penulisnya. Jadi mohon maaf bagi yang suka tulisan saya yang orisinal (GR ), nggak dulu la ya..! Baca aja dialog Murid Garing dan Ustadznya di bawah ini:


Murid Garing: Wah, Pak Ustadz, Bapak Anu yang penjahat, eh sorry, penjabat, yang kerja di Departmen Hantu, hebat ya, punya mobil Mercy, kebun sawit dimana-mana, anak-anaknya pada sekolah di sekolah mahal. Jangan-jangan beliau korupsi ya?

Sunday, April 3, 2011

Logika Sederhana Mengapa Ada Orang Berkorban Demi Agamanya?

 
Karakteristik zaman modern adalah segala sesuatu untuk manusia atau humanisme, termasuk agama untuk manusia. Kebalikannya  dengan pandangan tradisional, manusia untuk agama. Mereka mengatakan, dalam penafsiran klasik terhadap agama, kedudukan manusia lebih rendah dari agama dan akidah. Dengan dasar ini, manusia berkhidmat, melayani   agama. Olehkarena itu  jiwa manusia menjadi seperti tidak bernilai, serta dengan mudah mereka akan mengorbankan jiwanya demi agama. Adapun di masa modern, manusia menempatkan dirinya lebih tinggi dari agama, dan ini berarti bahwa manusia tidak mengorbankan diri demi agama dan membunuh seseorang atas nama agama.  

Kali ini saya tidak akan membahas lebih jauh tentang perbedaan pemahaman klasik dan modern di atas. Juga tidak bermaksud melegitimasi kekerasan atas nama agama.Yang akan aya paparkan sederhana saja yakni mengapa manusia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi sesuatu  yang dianggap bernilai. Terlepas dari pro dan kontra,yang dianggap paling bernilai dihadapan manusia  dalam kasus yang diangkat adalah agama.

Sebagian orang dapat menerima secara rasional bahwa kehadiran agama untuk manusia dan menjamin kemashlahatan manusia, dengan demikian segala bentuk pengorbanan di jalan agama memiliki makna yang sangat berarti. Jika masyarakat ingin memperoleh kemashlahatan ini, maka harus berpegang pada agama dan mereka mesti menjaga agamanya dengan segenap kemampuan walaupun dengan mengorbankan jiwanya. Yang pasti apa yang telah dikorbankan untuk agama tidak berarti jika dibandingkan dengan manfaat abadi yang diraihnya. 

Juga, bagaimana logika seseorang yang membela mati-matian pemimpinnya (pasang badan) demi pemimpinnya. Salah satu fungsi komandan pasukan dalam medan perang adalah menjaga keselamatan jiwa kelompoknya dan menyelamatkan mereka dari serangan dan kepungan musuh. Jika komandan ini tidak ada, maka pasukannya akan banyak yang terbunuh. Namun,  seorang komandan mampu menyelamatkan semua atau sebagian dari mereka. Untuk menyelamatkan mayoritas anggota-angota kelompok maka komandan harus terjaga. Dari sini menjadi rasional bahwa sebagian anggota pasukan akan mengorbankan diri demi menjaga dan menyelamatkan sebagian anggota pasukan dan seluruh anggota pasukan bertanggung jawab menjaga komandan pasukan serta rela terbunuh lebih awal demi keselamatan jiwa komandan. Memang benar bahwa seorang komandan bertujuan menyelamatkan seluruh anggota pasukannya, bukan sebaliknya. Namun untuk terealisasikan fungsi komandan ini terkadang dibutuhkan pengorbanan beberapa anggota pasukan demi keselamatan jiwa komandan, supaya dengan keberadaan komandan keselamatan semua pasukan menjadi terjamin.        

 *******
 Masuk akal pula bila segala pengorbanan dan kesetiaan di jalan agama sesungguhnya untuk menjamin maslahat-maslahat manusia. Kelanggengan agama ini dapat menjamin maslahat-maslahat mereka. Dorongan pengorbanan diri martirdom atau mati syahid (syahadah) dalam agama bukan bermakna merendahkan nilai dan harga jiwa manusia, akan tetapi lebih didasari atas tujuan yang lebih berarti dan diyakini lebih abadi (kehidupan yang lebih baik setelah kematian di dunia ini).

Saturday, April 2, 2011

Akibat Tidak Pandai Bersyukur

http://hermawayne.blogspot.com
Yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Rumput tetangga  kelihatan lebih hijau dari pada  rumput di pekarangan sendiri. Orang lain selalu lebih beruntung daripada kita. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, lebih kaya dari pada saya.

Friday, April 1, 2011

Mengapa Jawa dikalahkan Belanda?

Saya suka mencatut alinea yang menurut saya sangat inspiratif. Salahsatunya dari buku Rumah Kaca-nya Pramudya Ananta Toer. Mingke – Sang tokoh utama- membahas tentang mengapa Jawa dikalahkan Belanda? Inilah paragraf tersebut:
“Karena bangsa ini mempunyai watak selalu mencari kesamaan-kesamaan, keselarasan, melupakan perbedaan untuk menghindari bentrokan sosial. Dia tunduk dan taat pada ini sampai kadang tak ada batasnya. Akhirnya dalam perkembangannya yang sering, ia terjatuh pada satu kompromi ke kompromi yang lain dan kehilangan prinsip-prinsip. Ia lebih suka penyesuaian daripada cekcok urusan prinsip”.

Korupsi adalah kesalahan individu dan komunal yang prinsip. Mengapa? karena dampak korupsi yang besar, tanah air yang kaya raya tapi penduduknya sengsara. Korupsi telah menguasai mesin-mesin publik dan orang percaya bahwa sudah seharusnya begitu. Daripada bentrok individu atau bahkan sosial lebih baik 'berdamai'. Menghindari konflik tapi melepaskan prinsip. Secara sosial, jaringan korupsi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan—dari urusan kelahiran hingga kematian—telah mendikte cara bertindak warga negara. Warga yang tidak setuju kepada permainan korup bersiap siap menghadapi konflik dengan saudaranya sendiri.

Dalam situasi seperti di atas, korupsi merupakan pilihan ”rasional” untuk menghindari konflik yang bikin gerah.. Harto, sopir, membuat perhitungan sangat rasional ketika memilih membayar calo dan memberi suap untuk menyeberangkan truknya dari Merak ke Bakauheni (Kompas, 28/2). Mendahulukan kompromi daripada prinsip.Logika ini berlaku juga pada petugas yang memungut pungli. Celakanya, pilihan yang secara individual rasional ini secara kolektif sangat tidak rasional dan merugikan semua orang. Berawal dari kompromi sosial menuju jebakan sosial, akhirnya keterpurukan sosial bersama.

Ronggowarsito dengan tepat menggambarkannya: zamane zaman edan, yen ora ngedan ora keduman ’zamannya zaman gila, kalau tidak ikut gila tidak kebagian’. Inilah stable but inefficient equilibrium: suatu keseimbangan yang stabil, tetapi tidak efisien. Situasi yang kelihatan diluar megah tapi keropos di dalam. Namun, nalar bangsa Indonesia yang sangat elastis, akomodatif, dan kompromistif itu menemukan justifikasi: demi menghinkonflik yang lebih besar. Itulah kalau tidak memegang prinsip: alih-alih menghindari konflik malah terjadi keterpurukan tanpa kesudahan. Ibarat terseret jatuh kejurang yang dalam, bangsa ini tak pernah meraih akar pegangan yang kuat.

****
Sekali lagi, bangsa ini terjatuh pada satu kompromi ke kompromi yang lain, demikan terus menerus,sampai ke titik kehilangan prinsip-prinsip. Bangsa ini lebih suka penyesuaian daripada cekcok urusan prinsip.

Dementor, sang Penyedot Semangat


Saya teringat postingan teman dari milis tetangga yang isnpiratif. Penulisnya siapa, saya lupa. Simak aja tulisannya yang sudah saya edit agar lebih enak dibaca.

Buat para penggemar serial Harry Potter pasti tau tentang Dementor. Digambarkan oleh tokoh Lupin bahwa Dementor adalah… 
Dementors are among the foulest creatures that walk this earth. They infest the darkest, filthiest places, they glory in decay and despair, they drain peace, hope, and happiness out of the air around them… Get too near a Dementor and every good feeling, every happy memory will be sucked out of you. If it can, the Dementor will feed on you long enough to reduce you to something like itself…soul-less and evil. You will be left with nothing but the worst experiences of your life.” [harry potter wikia]
Atau dengan kata lain, Dementor punya kemampuan menyedot semangat hidup manusia sampe bisa jadi putus asa. 
Belakangan ini, saya  menemukan bahwa ternyata Dementor bukan cuma ada dalam fiksi. Repotnya, Dementor di dunia nyata lebih sulit dikenali. Kalo di cerita Harry Potter Dementor muncul dalam sosok yang mengerikan, berkulit kelabu dengan jari-jari kurus seperti kerangka, di dunia nyata mereka tampil seperti orang biasa. Mereka bisa saja duduk di sebelah anda  di kantin, berdiri di belakangmu waktu ngantri karcis busway, atau yang lebih serem lagi: duduk di balik pintu bertuliskan “BOSS”. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...