Wednesday, March 30, 2011

Logika Tuhan Wajib Ada



Saya akan mencoba menyampaikan tulisan orang lain yang saya mudah fahami tentang mengapa Allah bersifat Qidam (terdahulu, tidak ada permulaannya), dikaitkan dengan ruang dan waktu dan bagaimana hubungannya dengan eksistensi Tuhan. Tidak berarti saya lebih pandai dari Einstein, karena saya hanya membawakan kembali teorinya Imam Abu Hamid al-Ghazali (Hujjatul Islam).

Premis pertama adalah alam ini diciptakan (makhluq). Jika ia diciptakan maka ia mempunyai mula (awal) dari tiada. Maka setiap makhluq mempunyai
permulaan. Jika mempunyai permulaan maka ia dipengaruhi oleh waktu. Karena itu, yang dipengaruhi oleh waktu itu adalah makhluq (ciptaan). Bukan Kholiq (Pencipta). Pencipta berada di luar jangkauan waktu. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Ia mutlak tidak relatif.

Kalau tuhan itu tiba-tiba ada, Ting...! (tiba-tiba ada). Hal ini juga tidak mungkin. Karena kalau Demikian Tuhan berasal dari ketiadaan. Akal yang sehat mengatakan TIDAK MUNGKIN 'ketiadaan' menciptakan 'ada'. He... he.. masih bisa dicerna? ? (Bacanya pelan-pelan aja )
Apakah Pencipta itu diciptakan? Ini adalah konsep yang membingungkan.
Pencipta yang murni (mutlak) tidaklah diciptakan. Jika Ia diciptakan, maka Ia bukan Pencipta lagi namanya, melainkan ciptaan. Maka Pencipta tidak diciptakan. Ia adalah Maha Ada. Segala sesuatu ada karena Dia. Mustahil segala itu ada tanpa Dia. Dia mutlak keberadaannya tidak relatif. Alam semesta inilah yang relatif keberadaannya.
Akal sehat mengatakan segala sesuatu harus dari ADA, bukan dari TIADA, karena tidak mungkin 'tiada' menciptakan 'ada'.

Langit tidak berbatas? Langit tentu ada batasnya. Setiap makhluq (ciptaan) adalah mengambil tempat. Namun akal dan pengamatan manusia tidaklah akan sanggup mencapai batasnya. Dan apa di luar batas langit itu manusia tidaklah akan mengetahuinya. Maka yang mengambil tempat itu adalah makhluq (ciptaan).Bukan Kholiq (Pencipta). Pencipta tidak mengambil tempat. Ia berada dimana-mana, tapi bukan berarti Tuhan banyak. Kalau ada yang bertanya dimana Tuhan? Jangan dijawab, sebab pertanyaan itu salah. Tuhan tidak ang mengambil tempat, hanya makhluk (ciptaan) yang butuh tempat. Kapan Tuhan ada? Pertanyaan ini pun salah, sebab kata 'dimana' dan 'kapan', hanya bisa diterapkan terhadap makhluk.

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...