Monday, April 25, 2011

Wanita Dijajah Pria Sudah Biasa

Bagi masyarakat awam semacam kita aturan-aturan dalam Islam serasa tidak adil atas wanita. Tengoklah penutup aurat wanita lebih ribet dari pada laki-laki. Seluruh tubunya mesti tertutup kecuali muka dan telapak tangannya. Sedangkan lelaki telanjang dada diperbolehkan kecuali pusar sampai lututnya.

Lalu, kita juga terheran-heran mengapa wanita muslimah perlu minta izin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya. Suami tidak perlu izin istri untuk keluar rumah. Pengusung feminisme protes karena saksi wanita dihargai setengah dibandingkan laki-laki. Apalagi para pengusung humanisme, menolak keras sistem pembagian waris Islam yang menghendaki bagian wanita hanya setengahnya daripada pria.
Di zaman industrialisasi ini wanita memikul dua beban, pertama, sebagai tulang punggung keluarga, buruh pabrik, misalnya, kedua harus melahirkan. Bagi beberapa perusahaan, wanita dianggap aset sumber daya manusia yang paling menarik karena mereka lebih teliti, mudah diatur, dan tidak banyak protes. Tidak heran, apabila kebanyakan buruh pabrik adalah wanita. Para suami mereka sering bertugas sebagai tukang ojeg istri mereka karena menganggur. Cicilan motor dan uang muka dari tabungan istri. Tugas laki-laki berubah menjaga rumah, wanita mencari nafkah. Itulah kenyataaan yang terjadi saat ini.

Setelah sampai rumah, wanita perlu menyiapkan makanan dan beres-beres. Suami tidak sempat dilayani. “Capek deh!”, alasan yang masuk akal. Ibarat sudah jatuh tertimpa genting, wanita berat mengandung dan melahirkan anak, juga wajib taat kepada suaminya. Sementara suaminya tidak perlu taat kepada istrinya.

Urusan rutinitas rumah tangga menjadi kacau balau karena semua bertukar peran. Peran suami sebagai pencari nafkah digantikan istri, karena lahan pekerjaan buat para suami diambil perempuan. Suami mengurus rumah, istri mencari nafkah. Bila urusan resiko dapur tak terpenuhi lelaki melenggang pergi, wanita disisakan anak yang harus diurus dan dikasih makan. Wanita menggungat cerai sampai ke pengadilan, tapi ucapan talak hanya sah bila keluar dari mulut lelaki. Sah tidaknya talak terletak di tangan suami bukan di tangan istri.

Sudahlah, capek mengurus rumah tangga lebih baik saya beribadah sebulan penuh, kata para wanita. Taqarrub mendekatkan diri dengan dzikir dan shalat. Hal itu pun tidak bisa dilakukan, karena wanita diharamkan shalat bila kedatangan tamu bulanan. Dia pun tidak dizinkan Islam untuk melakukan ritual ibadah lain selama empat puluh hari karena menunggu nifas sehabis melahirkan. Kalau mengingat semua itu wanita muslimah yang tidak berilmu semakin menyimpulkan bahwa Islam milik dunia laki-laki, Islam tidak berpihak kepada perempuan.
Ada juga seorang wanita yang sudah lumayan ilmu agamanya karena sempat sekolah sampai tingkat ‘Aliyah. Dengan bersemangat bertanya, “ Bisakah wanita masuk sorga melalui pintu jihad seperti lelaki padahal dia tidak diwajibkan memanggul senjata? “ Kapan wanita memperolah pahala syahid seperti laki-laki? Pertanyaan yang bagus bagi seorang wanita calon mujahidah.

Segala sesuatu harus seimbang,termasuk informasi.Harus Balance, seimbang. Tidak boleh sepotong-spotong. Tidak fair bila kita tahu sepotong lalu kita menyimpulkan bahwa Islam tidak adil. Betulkan Islam sangat merendahkan wanita? Jawabannya harus menyeluruh dan ditinjau dari berbagai aspek. Kalau saya memaparkan kenyataan sulit wanita, maka agar seimbang tengoklah keuntungan dan kelebihan wanita.

Kenapa wanita harus menutup auratnya? Jawabannya simpel saja, karena Islam sangat menghormati dan memuliakan wanita. Wanita itu mahal, tidak sembarang orang bisa memiliki barang mahal . Hanya emas dan berlian yang mahal disimpan di dalam lemari besi, lalu diletakkan dengan hati-hati dalam kotak besi pula. Diberinya alas dan berselimut beludru halus, lalu dikunci gembok dari dalam dan dari luar. Perhiasan mahal hanya dikeluarkan bila ada acara-acara penting. Menikahinyapun harus dibeli dengan mahar karena tempatnya terhormat yakni sebagai ibu yang melahirkan dan menyusui. Laki-laki tidak bisa.

Barang murah tidak perlu dibungkus dengan baik. Lihatlah besi rongsokan di pasar Jatayu. Digeletakkan begitu saja. Setiap orang boleh melihat dan memegangnya, boleh menawarnya dan kalau tidak suka tak usah beli. Tinggalkan begitu saja. Itulah barang murah. Wanita bukan barang murah, dia barang mahal yang tidak boleh dipertontonkan sembarangan dan ditinggalkan begitu saja..

Mengapa wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki? Cobalah tengok sudut pandang yang lain. Anak lelaki harus bertanggung jawab terhadap istrinya, terhadap anaknya yang laki dan perempuan, terhadap ibunya , dan tehadap saudara perempuannya. Seorang lelaki bertanggung jawab terhadap 4 perempuan: istrinya, ibunya, anaknya, dan saudara perempuannya. Kalau ingat demikian seharunya laki-laki mendapatkan 4 bagian lebih besar daripada perempuan. Dengan kata lain, betapa Islam sangat melindungi dan menghormati wanita. Bayangkan seorang wanita dalam Islam dilindungiya dan dipenuhi haknya oleh oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.Lebih dari itu harta wanita akan menjadi miliknya dan tidak perlu diserahkan kepada suami sementara harta suami adalah milik bersama. Harta istri milik sendiri. Jadi itulah keadilan yang ditetapkan Allah untuk manusia. Masih tetap ngeyel?

Kapan kesempatan wanita mati syahid bila tidak berkesempatan berjihad berperang di jalan Allah yang seperti laki-laki? Allah maha adil, laki-laki dan perempuan sama saja di mata Allah yang mebedakan hanyalah taqwanya. Inna akromakukm ‘indallohi ats qookum, sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu bukan bangsa dan suku, bukan pria atau wanita, tapi semua suku, semua pria dan wanita yang paling bertaqwa. Tahukah hadirin wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia mengandung dan setiap detik-detik melahirkan, mereka didoakan oleh seluruh mahluk. Kemudian, tahukah jika wanita mu’minat meninggal karena melahirkan matinya syahid dan surga sudah menantinya.

Dalah riwayat yang sahih, seorang Wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu mana saja yang disukainya cukup dengan 4 Syarat saja, yaitu : Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorang lelaki wajib berjihad di jalan Allah, sementara bagi wanita jika taat kepada suami serta menunaikan tanggung jawabnya kepada Allah  SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad di jalanAllah tanpa perlu mengangkat senjata. 

Wanita dijajah pria bukan saatnya...!


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...