MALAS
ITU AKIBAT
Malas
adalah keadaan tak bertenaga , tidak melakukan apap-apa, padahal
tidak ada hambatan secara fisik. Banyak contoh perbuatan malas,
menghindari bertemu orang lain, malas menghindari konflik. Malas
adalah menunda pekerjaann, memilih yang lebih nyaman dan menghindari
yang berkeringat.
Padanan
kata malas dalam bahasa Inggris adalah lazyness. Dalam tahap awal
menuju lazyness yang kronis ada istilah prokrastinasi. Dalam
psikologi, prokrastinasi
berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas
berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Psikolog
sering menyebut perilaku
ini sebagai mekanisme
untuk mengatasi kecemasan
yang berhubungan dengan memulai atau menyelesaikan tugas, atau
mengambil sebuah keputusan. Psikolog menetapkan tiga kriteria suatu
perilaku dapat dikelompokkan sebagai prokrastinasi: pertama,
melakukan yang kontraproduktif, kedua, melakukan yang kurang perlu,
dan ketiga, intinya adalah menunda-nunda.
Kebohongan besar yang biasa dilakukan prokastinator adalah bahwa tekanan waktu akan membuat mereka menjadi lebih kreatif. Buktinya, mereka tidak berubah untuk menjadi lebih kreatif, mereka hanya merasanya. Mereka justru memboroskan modal mereka sendiri.
Seorang
prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan
tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas
lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,
seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton,
ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita
waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus
diselesaikannya
Para
pengidap, prokrastinasi kerap membohongi dirinya sendiri, seperti
misalnya mengatakan, “Saya merasa lebih suka melakukanya esok hari”
atau “Saya biasa bekerja dalam tekanan”. Namun faktanya, mereka
tidak bergegas keesokan harinya untuk bekerja atau melakukan yang
terbaik di saat berada dalam tekanan. Selain itu, mereka melindungi
perasaan dirinya dengan mengatakan “Ini tidaklah penting”.
Kenali
penyebab malas dan prokrastinasi.
Dalam
Islam keadaan malas atau kasalun
katagori
penyakit hati. Al Kasalu Daaun, malas itu penyakit. Kalau penyakit
tentu ada penyebab sakit, gejala sakit, sakit akut, atau sakit
kronis. Berita baiknya adalah malas bisa disembuhkan meskipun sudah
kronis. Tidak ada malas stadium empat, karena malas yang diobati bisa
sembuh sedia kala. Malas dan semangat bukan keadaan yang diam, tapi
selalu berubah, kadang malas, kadang semangat. Dalam taraf tertentu
malas bisa ditolelir, tetapi bila dibiarkan akan menjadi kecemasan
yang akut dan depresi, atau sebaliknya menjadi tidak perduli
samasekali. Ada perkataan, saya bukan orang malas, melainkan orang
yang tak peduli.
Malas
adalah akibat dari tidak percaya diri, tidak yakin hasilnya bagus,
gak adanya gunanya, pernah dicoba kok...! Bukan masalah bahwa saya
ini malas, ini hanya masalah bahwa saya tak peduli. Ktidakpedulian
menyebabkan malas.
Jadi,
ketika melakukan yang kita senangi tidak ada istilah malas.
Sebaliknya bila pekerjaan itu menuntut sesuatu yang harus dikerjakan
tapi kurang menyenangkan, maka pekerjaan itu akan disikapi dengan
malas dan penundaan.
Akibat
anda tidak PD, tidak yakin hasilnya bagus, gak ada gunanya, pernah
dicoba kok.
Oleh
sebab itu kenali penyebab malas. Tidak ada obat malas yang mujarab
kecuali memaksakan diri. Malas itu penyakit ruhani, bukan penyakit
jasmani. Oleh karena itu cara penyembuhannya pun bukan ke dokter ,
tapi ke ustadz, kiayi, atau motivator.
Malas adalah penyakit ruhani. Ibaratnya, ruhani itu mesin jasmani adalah sasis dan badan mobil, apabila mesinnya sehat maka tanjakan securam apapun mobil akan berjalan., sebaliknya jika ruhani sakit, badan akan ogah bergerak melaksanakan sesuatu. Bagaimana dengan ruhani sehat tetapi jasmani sakit, walaupun jasmani sakit, jika ruhaninya sehat, ia akan tetap semangat melawan tantangan hidup.
Malas
berbeda dengan lemas. Jika
manusia tidak makan danb minum akan lemas. Orang lemas masih bisa bergerak untuk berusaha, karena meskipun badan lemas, pikiran dan perasaan tetap bersemangat. Asupan raga atau jasamni adalah makanan dan minuman. Apa asupan ruhani agar tidak malas?
manusia tidak makan danb minum akan lemas. Orang lemas masih bisa bergerak untuk berusaha, karena meskipun badan lemas, pikiran dan perasaan tetap bersemangat. Asupan raga atau jasamni adalah makanan dan minuman. Apa asupan ruhani agar tidak malas?
Malas terjadi karena ada beberapa sebab, karena malas adalah penyakit jiwa, tentu saja penyebabnya bervariasi, DIbawah ini akan dibahas mengenai :Penyebab
1.
SOLUSI
RASA MALAS DAN PROKSINASI
- Kenali Visi dan misi hidupOrang yang tak memahami arti kehidupan pasti jiwanya akan sakit, orang seperti ini, tidak tau tujuan hidup, fungsi hidup dan manfaat hidup. Buat apa hidup jika tak mengerti arti kehidupan, dipastikan tidak akan dapat melakukan apa-apa.
2.Bersosialisasi
Kita bukanlah makhluk individualisme melainkan makhluk sosial, jika sudah mengerti kehidupan berart akan mengerti bagaimana hidup ini bisa difungsikan dengan baik, salah satunya adalah bersosialisasi. Bersosialisasi dapat meningkatkan persahabatan, dan persahabatan dapat memeberikan kekuatan, jadi jangan jadi orang yang enggan bersosialisasi, karena bersosialisasi salah satu sumber pembasmi rasa malas dan meningkatkan semangat.
3. Jangan Makan Berlebihan
Lebih baik orang yang kekurangan makan daripada orang yang berlebihan makan, lho kok bisa? bisa kok? :) Orang yang kekurangan makan biasanya lebih bersemangat untuk berusaha mencari rejeki agar dapat makan yang banyak :) sedangkan orang yang makannya berlebihan, biasanya akan lupa dengan orang yang kelaparan dan malas untuk membantu mereka karena lupa. Tetapi, lebih baik lagi jika asupan makanan dan minuman itu cukup. :) Oleh karena itu, hindari berlebihan dalam mengkonsumsi makanan, karena perut adalah sumber penyakit, biasanya agar tetap semangat dan stabil bisa dilakukan dengan berpuasa. :)
Kita bukanlah makhluk individualisme melainkan makhluk sosial, jika sudah mengerti kehidupan berart akan mengerti bagaimana hidup ini bisa difungsikan dengan baik, salah satunya adalah bersosialisasi. Bersosialisasi dapat meningkatkan persahabatan, dan persahabatan dapat memeberikan kekuatan, jadi jangan jadi orang yang enggan bersosialisasi, karena bersosialisasi salah satu sumber pembasmi rasa malas dan meningkatkan semangat.
3. Jangan Makan Berlebihan
Lebih baik orang yang kekurangan makan daripada orang yang berlebihan makan, lho kok bisa? bisa kok? :) Orang yang kekurangan makan biasanya lebih bersemangat untuk berusaha mencari rejeki agar dapat makan yang banyak :) sedangkan orang yang makannya berlebihan, biasanya akan lupa dengan orang yang kelaparan dan malas untuk membantu mereka karena lupa. Tetapi, lebih baik lagi jika asupan makanan dan minuman itu cukup. :) Oleh karena itu, hindari berlebihan dalam mengkonsumsi makanan, karena perut adalah sumber penyakit, biasanya agar tetap semangat dan stabil bisa dilakukan dengan berpuasa. :)
pada diri Anda. Berikut ini lima petunjuk:
1. Jangan Multi-Tasking (Sebisa Mungkin)
Ajaran manajemen terbaru mengatakan, zaman sekarang para pekerja profesional harus pandai-pandai mengerjakan berbagai tugas secara sekaligus. Namanya multi-tasking. Jika tidak mampu begitu akan kalah bersaing. Padahal multi-tasking di sini tidak dianjurkan karena membuat Anda terpecah konsentrasinya.
Akhirnya penyelesaiannya semua tidak ada yang tuntas. Cobalah fokus ke satu pekerjaan dulu sebelum melangkah ke yang lain. Kerjanya satu per satu. Dengan begitu tak ada alasan Anda melewatkan pekerjaan sebab, Anda beralasan,
toh nanti bisa diselesaikan. Tidak akan selesai kalau begitu.
2. Atur Lingkungan (Hilangkan Pengganggu)
Banjir surel (emai), telpon berdering tiada henti, ngobrol dengan kolega; semua alasan
yang “pas” untuk menghindar dari pekerjaan. Sebab semua itu penting, bukan, dan perlu ditanggapi langsung. Tidak. Jangan percaya dengan janji sendiri, “Saya akan kerjakan itu setelah menjawab email ini.” Tidak akan terjadi; pekerjaan tetap terlunta-lunta. Caranya hanya satu: isolasikan diri Anda jika itu membantu Anda untuk konsentrasi.
3. Pasang “Timer” Pribadi (Tenggat)
Kita cenderung menunda pekerjaan yang kurang menyenangkan. Wajar itu. Agar tugas
jadi lebih menarik (sedikit), berilah batasan waktu pada diri untuk mengerjakannya. Jika waktu itu habis, Anda boleh istirahat sejenak, sebelum melanjutkannya.
Biasanya, kalau sudah sekali mengerjakan tugas, orang
baru berhenti kalau semuanya sudah beres.
4. Janjikan Reward Kalau Semua Beres
Tidak ada salahnya Anda memberi diri Anda sendiri sedikit motivasi positif supaya mau
mengerjakan suatu tugas. Misalnya, boleh kongko-kongko sama
kawan kalau pekerjaan sudah selesai. Atau, tiap dua jam kerja diselingi jeda 15 menit untuk menyeruput kopi. Nanti Anda akan kaget sendiri bahwa pada saat selesai reward terbesarnya buat Anda adalah pekerjaan yang selesai itu sendiri.
5. Buat Sesederhana Mungkin
Adakalanya kita menundanunda pekerjaan karena dianggap terlalu rumit atau banyak.
Mulailah dengan langkah-langkah yang sesederhana mungkin.
Yang penting memulai. Sebuah gunung ditakluki bukan dengan berlari tetapi dengan mendakinya bukit per bukit. Kalau itu tugas menyangkut tulis-menulis
dan konsep, yang penting adalah mulai menulis dulu. Jangan cemas soal format atau pilihan kata-kata; semua itu mudah dikoreksi. Sejauh ada sesuatu (hasil kerja seperti tulisan) yang bisa dikoreksi.
Prokrastinasi tidak bisa dilawan dengan asal kerja keras saja tapi harus bisa kerja cerdas. Gunakan teknik dan strategi guna mengatasi dorongan menunda pekerjaan (prokrastinasi) Anda. Dan jangan pelit pada diri sendiri. Jika sudah berusaha
keras, hadiahilah diri Anda sendiri dengan sesuatu (atau lebih) yang menyenangkan.
Yang penting keesokan harinya Anda akan masuk kerja dengan kondisi segar … dan siap untuk produktif.
Sebab pertama dari beberapa sebab yang menjadikan seorang malas dalam beribadah adalah bergelimang dalam dosa dan maksiat
PENYEBAB RASA MALAS
Sufyan Ats-Tsauri pernah menuturkan, "Saya pernah tidak bisa menjalankan shalat tahajjud selama 5 bulan. Hanya karena 1 dosa yang dulu aku lakukan." (atau ucapan yg senada)
Nah, bagaimana dengan kita?
Seorang muslim yang bergelimang maksiat dan terkhusus dosa kecil yang sering diremehkan dan dilupakan kebanyakan manusia adalah salah satu sebab lesu, malas dan meremehkan ibadah dan ketaatan. Jika seorang malas beribadah, maka ia terancam dengan kemurkaan Alloh. Tahukah Anda, apa kemurkaan Allah tersebut ?
Menurut
seorang motivator, Malas itu akibat bukan sebab. Dicontohkan dengan
kisah seorang karyawan yang belum menikah. Dia hadapi rutinitas
pekerjaan setiap hari yang membosankan. Pekerjaan kantor
tertunda-tunda. Lebih suka mengkhayal agar cepat hari sabtu dan hari
minggu. Pekerjaan dia jalani dengan semboyan agar kelihatan status
bukan pengangguran. Nine to five dijalani bagai berjalan di atas bara
api. Setelah sampai rumah merasa lelalh, Tidak bersemangat melakukan
aktivitas kursus, kuliah sore atau mencari tambahan penghasilan.
Namun, bila jumat malam ada teman yang menjaka kepada suatu kegiatan
yang menyenangkan, maka begadang sampai pagi pun tidak ada rasa
lelah. Semua dilakukan dengan smeangat. Bayangkan sesuatu yang
dilakukan dengan hobby, bersepeda misalnya, meskpun peluh dan
keringat dia lakukan dengan gembira. Menuju hari senin, emskiupn
tidak berkeringat malas hinggap.
PENYEBAB MALAS ADALAH DOSA-DOSA KECIL
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura:30)
Maka dari itu, hendaklah seorang muslim menjauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil yang dianggap remeh. Oleh sebab itu jauh hari Rasululloh Shollalahu a’alaihi wassalam mengingatkan kita dengan sabdanya,
“jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika ia bertumpuk-tumpuk pada seseorang, maka ia akan mencelakakan orang tersebut.”
Jauhilah segala dosa kecil dan besar itulah ketaqwaan, jadilah engkau seperti orang yang berjalan di atas jalan berduri yang selalu waspada, janganlah engkau meremehkan dosa kecil, karena sebuah gunung itu tersusun dari batu-batu kecil
Kedua : Tidak Faham Tentang Urgensi Ibadah
Sudah kita pahami bersama bahwa seluruh aktivitas orang berriman adalah ibadah, niat menghamba kepada Allah SWT. Sebab kedua yang membuat seseorang malas mengerjakan ketaatan dan ibadah adalah melupakan urgensi ibadah. Diantara bentuk kelalaian seseorang adalah melupakan dirinya bahwa ia adalah mahluk yang lemah, hanya karena kehendak dan kekuatan Alloh sajalh ia menjadi kuat dalam menjaga dan mengerjakan ketaatan dan ibadah.
Seorang muslim harus mengetahui dan memahami bahwa beribadah dan beramal shalih adalah sebab dan inti mendapatkan bantuan dan pertolongan Alloh, sesungguhnya tekun mengerjakan amal shalih adalah cara meraih pertolongan Alloh subhanahu Wata’ala
Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman
“dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-ankabut:69)
Ketiga : Melupakan Kematian
Diantara sebab malas dalam beribadah adalah melupakan kematian dan kejadian-kejadian setelahnya. Wahai saudaraku, sungguh melupakan kematian dan kesulitan-kesulitan setelahnya adalah penyebab seseorang malas untuk beribadah, taat dan malas beramal shaleh.
Sungguh seorang yang melupakan kematian dapat dipastikan ia akan malas beribadah, maka dari itu bagi setiap muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak mengingat penghancur (pemutus) segala kenikmatan. Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.”(QS. Ali Imran : 185)
Ya, Kematian adalah obat bagi orang yang panjang angan-angan, orang yang keras hatinya dan yang banyak dosa. Oleh sebab itu Rasulullah Shollalahu ‘alaihi Wasallah bersabda “perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan.”
Keempat : Tidak Tahu Besarnya Pahala Suatu Ibadah
Wahai saudaraku….
Diantara sebab malas beribadah dan malas mengerjakan ketaatan adalah tidak tahu besarnya pahala suatu ibadah. Sungguh tidak mengetahuinya adalah sebab malas melakukan ibadah dan ketaatan, jika seseorang mengetahui besarnya suatu ibadah, niscaya ia akan rajin mengerjakannya.
Maka dari itu, aku wasiatkan kepada kalian wahai kaum muslimin… hendaklah bersungguh-sungguh untuk memahami keutamaan ibadah dengan membaca buku-buku yang menjelaskan akan keutamaan dan ganjaran ibadah itu. Karena jika seseorang mengetahui keutamaan dan besarnya pahala suatu ibadah ia akan bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah.
Kelima : Berlebih-lebihan Dalam Hal Yang Mubah
Diantara sebab malas mengerjakan ibadah dan ketaatan adalah berlebih-lebihan dalam perkara mubah. Yaitu dalam hal makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan serta yang lainnya. Seluruhnya adalah penyebab malas beribadah, karena berlebih-lebihan dalam hal tersebut dapat menyebabkan lesu, ingin mudah istirahat dan tidur.
Berlebih-lebihan dalam perkara mubah seperti dalam makanan dan minuman adalah penyebab kerasnya hati. Karena hati akan bersih dan lembut jika dalam kondisi lapar dan sedikit makan dan hati akan menjadi keras jika dalam kondisi kenyang, hal ini adalah sunnatulloh yang tidak pernah berubah. Celakalah orang yang keras hatinya dan tidak ingat Alloh. Bahkan seorang muslim yang bersungguh-sungguh dalam beribadah, mengerjakan kebaikan dan ketaatan bahkan bercapek-capek mengerjakan sholat tahajud pun tidak akan merasakan lezat dan manisnya ibadah jika berlebihan dalam perkara mubah tersebut.
Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata “Banyak mengkonsumsi makanan adalah sebuah penyakit yang akan menimbulkan keburukan, banyak makan dapat menjerumuskan anggota badan untuk melakukan maksiat, dan berat untuk melakukan ketaatan. Maka cermatilah keburukan ini.”
Wallohu ‘alam
PROKRASTINASI KERJA
Istilah
prokrastinasi berasal dari bahasa Latin
yaitu procrastinare, yang merupakan kombinasi dari kata sifat “pro”
yang berarti sebagai gerakan maju dengan “crastinus” yang
berarti “milik hari esok” atau jika digabungkan menjadi
“menangguhkan atau penundaan sampai hari berikutnya”.[1]
Perilaku
prokrastinasi sebenarnya merupakan perilaku yang
telah lama ada dan dapat terjadi pada
berbagai bidang dan situasi. Prokrastinasi kerja adalah
perilaku yang cenderung atau menunda-nunda pekerjaan dan tidak
segera memulai pekerjaannya.
Menurut
Ferrari et.al[2] menyimpulkan arti
prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sisi yaitu :
1).prokrastinasi
adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa
mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan
2).
Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah
kepada trait dan penundaan yang dilakukan sudah merupakan
respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya
disertai dengan keyakinan yang irrasional
3).
Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku
menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait.
Di
bidang Akademik cukup sering terlihat secara langsung perilaku
prokrastinasi di kalangan mahasiswa. Menurut Ferrari et al,[3]
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui
ciri-ciri tertentu berupa :
·
Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi
·
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal
lain yang tidak dibutuhkan.
·
Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja aktual.
·
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang
harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik,
jalan-jalan, dll).
Bernard
mengemukakan ada 10 penyebab seseorang melakukan perilaku
prokrastinasi.[4] Kesepuluh penyebab perilaku prokrastinasi tersebut
adalah :
a.
Kecemasan
Kecemasan
yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh stressful attitude
orang tersebut. stressful attitude merupakan sikap dan kognisi
seseorang akan kejadian yang mereka alami. Individu cenderung
menilai bahwa situasi-situasi yang dihadapinya membawa ancaman dan
berpotensi menimbulkan stres bagi dirinya. Hal ini mengakibatkan
respon emosional individu berupa kecemasan meningkat. Bernard juga
menyatakan semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami oleh
individu maka semakin tinggi pula kecenderungannya untuk melakukan
perilaku prokrastinasi.
b.
Kurangnya penghargaan akan diri (self-depreciation)
Terdapat
sebagian orang yang memiliki kecenderungan self-depreciation yang
lebih tinggi dibandingkan orang lain. Individu dengan
self-depreciation tinggi mudah menyalahkan diri sendiri bahkan dalam
hal yang tidak terlalu penting. Ketika ada sesuatu yang sedikit saja
berjalan dengan tidak semestinya, individu ini menyalahkan dirinya
sendiri bahkan dalam hal yang tidak terlalu penting. Individu
mengalami kesulitan dalam menyusun rencana dan arah tujuan hidupnya.
Saat individu melakukan penundaan, individu semakin merasa tidak
yakin dengan dirinya sendiri dan ini akan semakin mempersulitnya
dalam melakukan pekerjaannya.
c.
Rendahnya toleransi terhadap ketidakyakinan (low discomfort
tolerance)
Ketika
menghadapi tugas yang membosankan ataupun sulit untuk dikerjakan ada
sebagian orang yang menjadi sangat tertekan sementara oranglain
tidaklah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat
menekan. Individu yang lebih mudah mengalami frustasi dan memiliki
toleransi terhadap ketidaknyamanan yang lebih rendah dibandingkan
orang lain saat menghadapi stressor yang sama disebut Bernard
sebagai ‘sensation sensitive’. Individu yang sensation sensitive
ini terbiasa menghindari dan menarik diri dari tugas-tugas yang ia
rasa menimbulkan frustasi.
d.
Pencarian kesenangan (pleasure seeking)
Individu
dengan pleasure seeking yang tinggi menolak mengorbankan
kesenangannya untuk mengerjakan suatu tugas sekalipun tugas itu
penting.
e.
Disorganisasi waktu (time disorganization)
Individu
dapat menunda melakukan pekerjaannya karena tidak memiliki waktu
yang cukup untuk mengerjakannya, namun dapat pula disebabkan terlalu
banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia.
f.
Disorganisasi lingkungan (environmental disorganization)
Lingkungan
yang terlalu bising dan terlalu banyak gangguan akan mengakibatkan
sulitnya berkonsentrasi pada individu sehingga membuat individu
menunda melakukan pekerjaannya. Lingkungan yang berantakan dan
penyimpanan dokumen-dokumen mengenai tugas yang tidak rapi juga
dapat menghambat seseorang untuk dapat segera mngerjakan tugasnya.
g.
Rendahnya pendekatan terhadap tugas ( poor task approach)
Bila
seseorang tidak mengerti bagaimana mengawali atau bagaimana
mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya maka hal ini dapat
membuat seseorang menunda mengerjakan tugas tersebut
h.
Kurangnya asertifitas (lack of assertion)
Individu
yang sulit berkata “tidak” atau sulit untuk menolak permintaan
orang lain, walaupun sebenarnya ia tak memiliki cukup waktu untuk
melakukan permintaan tersebut karena harus mengerjakan pekerjaan
lainnya, akan membuat individu semakin sulit mengatur waktunya dan
harus menunda salah satu dari pekerjaan yang sebenarnya harus
dikerjakan.
i.
Kekerasan terhadap orang lain (hostility with others)
Perilaku
menunda dapat juga didorong oleh faktor kemarahan individu terhadap
orang lain. Kemarahan itu dapat berupa menolak untuk bekerja sama
dengan orang tersebut ataupun menunda melakukan tugas yang
diperintahkan dan diharapkan oleh orang tersebut.
j.
Stres dan kelelahan
Stres
dan kelelahan ini seringkali menimbulkan kecenderungan pada individu
untuk menunda melakukan tugasnya.
Ferrari
et.al[5].
mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi
dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur
dan diamati ciri-ciri tertentu berupa:
a.
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi.
Seseorang
yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus
segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia
menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk
menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan
sebelumnya.
b.
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, karena melakukan hal-hal lain
yang tidak dibutuhkan.
Orang
yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama
daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu
tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya
untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal
yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang
tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti
lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi
ciri yang utama dalam prokrastinasi.
c.
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Seorang
prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang
prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi
deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun
rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin
telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang
telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak
juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk
menyelesaikan tugas secara memadai.
d.
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan
tugas yang harus dikerjakan.
19
4.
Manajemen diri dimaksudkan untuk mengenali diri secara menyeluruh (konsep diri), mengidentifikasi secara jelas tujuan apa yang ingin dicapai, paham betul apa pentingnya mencapai tujuan tersebut, mengontrol dan mengelola diri (tingkah laku emosi), melakukan evaluasi diri atas apa yang telah dilakukan serta paham tentang insentif-insentif yang akan diperoleh akibat tindakan yang dilakukan.
Panjang Angan-Angan …
QS 4. An Nisaa':120
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمْ ٱلشَّيْطَـٰنُ إِلاَّ غُرُوراً
"Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka."
Dalam suatu hadits,
bersabda Nabi saw. : “Sesuatu yang paling mengkhawatirkan dan aku
khawatir atas kamu adalah dua hal : Panjang angan-angan dan
mengikuti hawa nafsu. Dan sesungguhnya panjang angan-angan membuat
lupa kepada akhirat, sedang mengikuti hawa nafsu akan menghalangi
dari kebenaran”.
Nabi Adam as memberi wasiat kepada anaknya Syits as dengan lima hal dan memerintahkannya untuk memberi wasiat dengan lima itu kepada anak-anaknya lagi sepeninggalnya. Yaitu :
1. Katakanlah kepada anak-anakmu: “ Janganlah kamu tenang kepada
dunia, karena aku pernah tenang dengan surga yang abadi, tetapi lalu
Allah mengeluarkan aku dari sana “.
2. “Janganlah kamu bertindak menurut kesenangan
perempuan-perempuan, karena aku pernah bertindak menurut kesenangan
isteriku dan aku makan syajarah, lalu penyesalan menyusulku”.
3. “Setiap perbuatan yang kamu menghendakinya
perhatikanlah akibatnya, karena aku seandainya memperhatikan sesuatu
hal (akibatnya), tentu tidak menimpaku apa yang menimpaku itu
(dikeluarkan dari Surga) “.
4. “Apabila hatimu terguncang terhadap sesuatu
(tertarik terhadap sesuatu yang diharamkan Allah), maka jauhilah.
Karena aku ketika makan syajarah tergoncanglah
hatiku, tetapi aku tidak mau kembali. Maka penyesalan
menyusulku”.
5. “Musyawarahlah di dalam segala hal (dengan orang-orang
yang benar-benar baik), karena aku apabila bermusyawarah dengan para
Malaikat, tentu tidak menimpaku apa yang telah menimpaku itu
(dikeluarkan dari Surga)”.
.Suatu ketika Nabi Isa as
sedang duduk, sedang seorang yang sudah sangat tua bekerja dengan
cangkul, mengolah tanah dengannya . berkatalah Isa as : “Ya Allah,
cabutlah darinya angan-angan”. Orang tua itu lalu meletakkan
cangkul dan bertiduran. Dia (Nabi Isa) berdiam diri sesaat. Isa
berkata lagi “Ya Allah, kembalikanlah angan-angan padanya”.
Berdirilah orang tua itu dan mulai bekerja. Bertanyalah Isa
kepadanya tentang semua itu. Dia menjawab : “Pada saat aku
bekerja, tiba-tiba berkatalah hatiku pada diriku sendiri :”Sampai
kapan engkau harus bekerja, sedang engkau adalah orang tua yang
sangat lanjut “. Maka aku melemparkan cangkul dan bertiduran.
Kemudian berkata lagi hatiku pada diriku sendiri : “Demi Allah,
tidak boleh bagimu tidak bekerja, selama engkau masih tetap hidup “.
Maka berdirilah aku dan mengambil cangkulku.
Thanks buat artikelnya.
ReplyDeleteDan mohon izin untuk saya share di Google plus milik saya.
Mantap deh...terimakasih tulisannya
ReplyDelete