Friday, April 1, 2011

Dementor, sang Penyedot Semangat


Saya teringat postingan teman dari milis tetangga yang isnpiratif. Penulisnya siapa, saya lupa. Simak aja tulisannya yang sudah saya edit agar lebih enak dibaca.

Buat para penggemar serial Harry Potter pasti tau tentang Dementor. Digambarkan oleh tokoh Lupin bahwa Dementor adalah… 
Dementors are among the foulest creatures that walk this earth. They infest the darkest, filthiest places, they glory in decay and despair, they drain peace, hope, and happiness out of the air around them… Get too near a Dementor and every good feeling, every happy memory will be sucked out of you. If it can, the Dementor will feed on you long enough to reduce you to something like itself…soul-less and evil. You will be left with nothing but the worst experiences of your life.” [harry potter wikia]
Atau dengan kata lain, Dementor punya kemampuan menyedot semangat hidup manusia sampe bisa jadi putus asa. 
Belakangan ini, saya  menemukan bahwa ternyata Dementor bukan cuma ada dalam fiksi. Repotnya, Dementor di dunia nyata lebih sulit dikenali. Kalo di cerita Harry Potter Dementor muncul dalam sosok yang mengerikan, berkulit kelabu dengan jari-jari kurus seperti kerangka, di dunia nyata mereka tampil seperti orang biasa. Mereka bisa saja duduk di sebelah anda  di kantin, berdiri di belakangmu waktu ngantri karcis busway, atau yang lebih serem lagi: duduk di balik pintu bertuliskan “BOSS”. 


Persis seperti dalam cerita Harry Potter, berdekatan dengan para Dementor bisa bikin anda tiba-tiba merasa suram, putus asa, hidup tiada guna, negara serasa mau bangkrut, kiamat seakan minggu depan,. Bekerja seperti gak ada gunanya, dsb dsb. Pada stadium lanjutan, infeksi Dementor bisa mengakibatkan timbulnya rasa curiga kalo orang lain berhasil, iri kalau melihat orang lain senang, bahkan terasa dorongan ingin menyabot sukses orang. Dengan kata lain, Dementor itu menular, dan dampak penularannya sangat merugikan. Hati-hati!
Mengapa  kita sebaiknya menhindari Dementor?
Karena jarang  ada orang yang suka  mendegar keluhan, termasuk diri kita sendiri. Semakin banyak anda mengeluh, semakin anda benci dengan diri sendiri. Semakin anda  benci dengan diri sendiri, anda semakin yakin bahwa diri anda nggak berguna. Semakin anda  yakin dirimu tidak  berguna, semakin tertutup jalan untuk hidup lebih baik. 
Kenali Dementor sejak dini!
Penampilan boleh nipu, tapi Dementor sejati tidak  pernah bisa menyembunyikan sifat aslinya. Ciri-ciri yang paling gampang dikenali adalah:
1. Frekuensi curhat yang sangat tinggi, dengan topik masalah pribadi yang seolah penting banget untuk diketahui semua orang, dan tidak ada solusinya. 
Yang paling mengganggu dari kebiasaan Dementor yang satu ini adalah, mereka bisa bikin sebuah acara ngumpul yang tadinya ’seru’ dan ‘hore’ jadi ngedrop dengan curhatan-curhatannya. 
Contoh:
“Eh si X baru beli Blackberry,  lho!” kata seseorang
“Oh ya, apa tipenya?” sambut yang lain antusias
“BB Bold, kalo nggak salah”
“BB?! Wah siap-siap aja tuh, kan fiturnya njelimet. Nih si Anu baru sebentar udah dijuual lagi… blablabla biasanya cuma buat sms dan nelpon mah gak usah BB an segala..… mana harga jualnya cepet jatuh… blablabla… mau beli lagi nggak ada duit… blablabla… apa-apa sekarang mahal… blablabla… gaji nggak naik-naik…”
Pokoknya begitu si Dementor angkat bicara, semua yang hadir tiba-tiba merasa suntuk, lesu, nggak bergairah. Atau dengan kata lain, ya itu tadi: ngedrop
2. Dementor selalu mampu melihat sisi jelek dari segala sesuatu, tidak  peduli sebagus apapun keadaannya. 

Kalau mau dibilang sebagai ‘bakat’, memang kemampuan Dementor yang satu ini nggak dimiliki kebanyakan orang. Saat semua orang terkagum-kagum atas kehebatan sesuatu, para Dementor dengan kejelian yang luar biasa selalu mampu menemukan celanya. 
Contoh:
“Gue kemarin ketemu sama suaminya Ibu X. Ya ampun, orangnya ganteng sekali ya… udah gitu keliatannya baik, lagi.”
“Iya, gue juga pernah ketemu. Dia juga setia, lho…”
“Jangan lupa, pinter pulak. Kalo nggak salah dia lulusan terbaik waktu kuliah dulu.”
“Pantesan karirnya juga bagus, ya. Sekarang posisinya sudah lumayan tinggi, kan?”
“…kalau tidur pasti ngorok kaya babi,” kata sang Dementor merusak suasana.  
3.Dementor senang membandingkan diri dengan lawan bicara, sedemikian rupa sehingga dirinya terdengar jauh lebih apes, dan akhirnya lawan bicara menjadi sungkan. 

Contoh:
“Hai, gue denger abis pindah rumah ya?”
“Iya nih, biasa… pinjeman dari kantor…”
“Ih enak ya, kantornya ngasih pinjemen rumah.. gue dong masih ngontrak mulu…”
“Oh…”
“Mana gaji nggak naik-naik, buat bayar kontrakan aja udah ngepas, gimana mau nabung buat beli rumah?”
“Ehm… tapi…”
“Udah mana sekarang BBM naik, apa-apa ikut naik, makin cekak aja deh rasanya… Kalo elu kan enak, gaji gede, fasilitas banyak…”
“Eh… permisi dulu ya, mau gantung diri dulu bentar boleh?”
4. Dementor gemar mematikan semangat orang lain. 
Seperti pasukan pemadam kebakaran ngeliat api, semakin besar apinya, semakin giat upayanya untuk memadamkan. 
Contoh:
“Gue mau coba bisnis baru nih!”
“Bisnis apa?”
“Jualan baju anak-anak”
“Yahhh… hari gini jualan baju! Nggak liat tuh, di ITC yang jualan baju udah segambreng?”
“…tapi koleksi gue unik-unik lho! Lain daripada yang lain deh!”
“Alaaah… unik kaya apa sih, paling sebentar lagi juga pasaran. Liatin aja!”
“Euh… gue juga berencana ngikutin perkembangan tren lho…”
“Emangnya lu kira gampang? Gue pernah tuh, coba jualan baju kayak elu. Awalnya semangat, eh terakhirnya malah rugi. Mana barang dagangan dibawa kabur orang…”
dst dst dst.

Kiat menghadapi Dementor
Cara paling aman adalah: jangan dekat-dekat. Kenal boleh, akrab jangan.. Begitu seseorang yang ada di dekat kamu menunjukkan ciri-ciri seorang Dementor, segeralah jauh-jauh. Cari alasan apa aja, bilang mau beli permen ke Ujung Kulon kek, mau nguras sumur kek, terserah. Yang penting jangan deket-deket mereka. Ingat, Dementor itu sangat menular! 


2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...