Sunday, March 27, 2011

Bedanya Prihatin dengan Diet


Ada istilah 'prihatin' atau, 'wani prihatin' . Kata ini berbeda dengan ungkapan  ”hidup orang itu memprihatinkan”. Yang pertama dia hidup prihatin atas kehendak sendiri, kalimat kedua dia hidup prihatin karena terpaksa demikian.

Orang hidup prihatin mengarahkan diri pada satu cita-cita luhur, gagasan-gagasan mulia, obsesi atau kehendak-kehendak yang baik. Orang melakukan puasa Senin-Kamis – disamping menconyoh nabi- juga ada niat-niat lain yang lebih 'mulia'. Dia tahu apa yang berharga dan tak kasat mata, ia merasakan atau katakan seolah menukar atau “membeli” hal berharga yang tak tak kasat mata tsb dengan  olah diri . Dia berani “hidup prihatin”karena secara sengaja menembus kesukaran-kesukaran hidup untuk memperoleh sesuatu.
Prihatin bukan pelarian atau usaha mengganti kesulitan riil dng kesulitan artifisial. melalui prihatin. Pelaku terus menerus menyadarkan diri pada cita-cita dan kehendak mulia. Keberhasilan tidak diukur dari seberapa jauh ia telah menderita, tetapi seberapa jauh penderitaan artifisial tersebut menolong kepekaan dia atau mengubah watak dia menjadi lebih baik, lebih berempatidengan mereka yang nyata-nyata menderita. Jadi fokus nya bukan laku prihatin tersebut, tetapi pada pembaharuam budi melalui laku prihatin. hidup prihatin cuma sarana.
Anak saya pernah bertanya, ” Apa bedanya prihatin dengan diet ?”. Saya tentu bisa menjelaskan. tapi saya diam saja. karena menyadari, dia tampaknya mencium hal yang kurang beres dari ajakan bapaknya untuk hidup prihatin. Lalu pertanyaan kedua yang lebih telak muncul, ”Kalau bapak mau diet, kenapa kami yang harus  prihatin ?” Sekarang saya benar-benar terdiam.
****
Kalau mau melakukan hal-hal mulia, PERTEGAS NIAT Anda, setelah itu konsisten apapun godaan dan halangannya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...