Sunday, March 27, 2011

Telur Bernama yang Dibenci


Tersebutlah sebuah pesantren yang dipimpin oleh seorang kiai yang bijak. Metoda pembelajaran nilai-nilai terhadap santrinya tergolong unik, sehingga para santri betah tinggal di sana. Contohnya, pada suatu hari, Sang Kiai menyuruh para santrinya untuk membawa telur ayam.  Sebelum diperlihatkan ke kiai,para santri  diharuskan menulis nama-nama  orang yang dibenci  di permukaan kulit telur puyuh tersebut.
Semua santri menuruti perintah gurunya. Ada yang menuliskan dua, tiga, bahkan ada yang menuliskan lebih banyak lagi orang yang mereka b. Semakin banyak yang dibenci semakin banyak telur yang harus ditulisi juga semakin banyak pula santri keluar modal untuk membeli telur tersebut. Banyaknya telur  bergantung kepada sebarapa banyak orang yang mereka benci.
Setelah para santri berhadapan dengan sang kiai dengan telurnya masing-masing, sang Kiai berkata, “Ambil lagi telur-telur itu dan masukkan ke dalam tas kalian. Bawa tas itu kemanapun kalian pergi setiap saat dan setiap hari”. Singkat cerita, kurang dari tiga hari  santri-santri itu kembali menghadap gurunya dan menyatakan tidak sanggup untuk meneruskan membawa-bawa telur yang kian hari kian berbau busuk. Sang Kiai hanya tersenyum.
Tidak ada gunanya membenci seseorang tanpa alasan. Orang yang membenci seseorang DAN susah melupakan kesalahan orang lain apalagi  memaafkannya  adalah  ibarat manusia yang selalu membawa-bawa telur busuk kemana-mana.   Mengapa kita tidak membuang masa lalu yang membuat kita tidak nyaman?

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...